Wednesday, November 23, 2011

PROVOKASI TERBARU GEERT WILDERS

Kolom IBRAHIM ISA

Rabu, 23 November 2011

---------------------------------


PROVOKASI TERBARU GEERT WILDERS – MEMUSUHI ISLAM Dan Anti-TURKI, ---------

Dilawan Oleh Orang-orang Belanda sendiri.


Kalau bukan membikin provokasi anti-Islam lagi, politisi Belanda Geert Wilders, bukan Geert Wilders namanya. Provokasi yang bikin geger media mancanegara, ialah ketika Geert Wilders membikin film“dokumenter” anti-Islam berjudul “FITNA”. Geert Wilders berulang kali berseru kepada publik Belanda, Eropah dan negeri-negeri Barat lainnya, untuk melarang Kitab Suci Islam “Al Quran”


Geert Wilders dengan keji memfitnah bahwa “Al Quran” sama dengan buku Hitler “Mein Kampf”, dimana Hitler menguraikan visinya mengenai Jerman, sebagai bangsa Germania yang punya ras superiur dan anti-Jahudi. Maka bangsa Jerman, menurut Hitler harus memimpin bangsa-bangsa lain didunia ini, dan bahwa bangsa Jahudi harus dibasmi dari permukaan dunia.


Tetapi, ternyata sebuah buku pelajaran di Den Haag (Nov 2008), malah menyamakan film anti-Islam Geert Wilders “FITNA”, --- dengan buku Hitler “Mein Kampf”. Buku pelajaran, yang disebarkan pada “HARI RESPEK”, ke lebih dari 2000 sekolah-sekolah dasar di Belanda, dinyatakan bahwa “film dokumenter Geert Wilders berjudul “FITNA”, dan buku Hitler “MEIN KAMPF” didasarkan pada angan-angan yang berat sebelah”.


* * *


Tak lama kemudian Geert Wilders tampil lagi dengan 'gebrakan anti-Islam yg baru' , yaitu agar izin untuk membangun mesjid , musolah dan sekolah-sekolah Islam di Belanda, dihentikan samasekali. Imam-imam orang Maroko dan Turki, yang berpraktek di Belanda, diharuskan memberikan khotbah dan dakwah mereka dalam bahasa Belanda. Ia mendesak agar kepada perempuan Muslimah yang memakai jilbab di muka umum, dikenakan pajak.


* * *


SEDIKIT LATAR BELAKANG SIKAP POLITIK ANTI-ISLAM GEERT WILDERS:



Provokasi anti-Islam terbaru Geert Wilders: Adalah agar Nederland membatalkan rencana tahun 2012, untuk memperingati 400 tahun hubungan diplomatik Nederland-Turki. Rupanya pemerintah Belanda merencanakan , dalam tahun 2012, secara besar-besaran memperingati 400 tahun hubungan Nederland-Turki dalam pelbagai kegiatn kenegaraan dan masyarakat yang dikordinir oleh petugas dari Kementerian LN Belanda. Dalam rangka ini Presiden Turki Abdullah Gül diundang mengadakan kunjungan kenegaraan ke Belanda.


Maksud pemerintah Belanda memperingati secara meriah dan besar-besaran 400 tahun terjalinnya hubungan diplomatik Nederland dan Turki, dapat difahami. Ketika negeri Belanda sangat memerlukan banyak tenaga kerja (yang murah) pada periode pertumbuhan pesat ekonomi Belanda (tahun 60-70-an abad lalu), tenaga kerja yang diperlukan itu didatangkan dari Turki dan Marok. Dua negeri yang penduduknya sebagian terbesar beragama Islam. Di negeri Belanda sekarang berdiam hampir sejuta penduduk yang beragama Islam.


Termasuk dalam jumlah itu, -- kira-kira 400.000 orang Turki dan .300.000 orang Maroko. Sekarang mereka sudah menjadikan Belanda negeri kedua mereka. Mereka telah beranak bercucu di negeri Belanda. Mereka bukan TKW yang datang melamar pekerjaan ke negeri Belanda. Tetapi didatangkan ke Belanda atas persetujuan dua negeri. Penyebabnya ialah – bahwa negeri Belanda, ketika itu, samgat memerlukan tenaga kerja (murah) dalam jumlah besar, demi kepentingan pertumbuhan pesat ekonominya sendiri. Jumlah hampir sejuta orang Muslim Turki dan Maroko bermukim di Belanda, dan yang sudah banyak menjadi wn Belanda, --- adalah kelanjutan wajar dari politik ekonomi Belanda sendiri terhadap Turki dan Maroko.


Orang-orang Turki dan Maroko, serta imigran lainnya seperti orang-orang Hindustan-Suriname, Bosnia, Afghanistan, Pakistan, Indonesia-Suriname, Bangladesh, dll, --- sebagai penganut agama Islam memerlukan tempat ibadah. Mereka mendirikan mesjid, musolah dan sekolah Islam. Demikianlah, berangsur-angsur berdiri mesjid-mesjid, lembaga-lembaga pendidikan dan sekolah-sekolah Islam. Sehingga seakan-akan tumbuhnya jamur di musim hujan. Sebegitu jauh belum ada soal-soal atau kasus konflik antara penduduk Belanda yg beragama Kristen dan Jahudi, dengan penduduk yang beragama Islam. Mereka hidup pada pokoknya dalam suasana toleransi.


* * *


Peristiwa pemboman Twin Towers dari World Trade Centre, di New York (11 September 2001), yang menyebabkan sekitar 3000 orang tewas, dimana pelaku-pelaku pemboman tsb adalah orang-orang Arab yg beragama ISLAM, telah menimbulkan arus sikap dan sentimen “anti-Islam” di dunia Barat. Orang-orang di Barat dengan gampang-gampangan mengambil kesimpulan, bahwa Islam adalah identik dengan terorisme; bahwa “jihad” adalah “terorisme Islam”.


Suasana seperti disebut diatas, di negeri-negeri Barat, antara lain di Belanda, telah menciptakan kondisi lahirnya tokoh-tokoh dan politikus-politikus oportunis yang mencari dukungan dan popularitas bagi kelompok dan dirinya sendiri, dengan menyalah gunakan suasana 'takut terorisme Islam' dan khawatir negeri Belanda akan dibanjiri arus kaum migran dari Asia dan Afrika, yang banyak adalah penganut agama Islam, ketika itu.


Geert Wilders, anggota Parlemen Belanda sekarang ini, adalah salah seorang dari tokoh politik elite yang dimaksud. Wilders tadinya anggota partai liberal beraliran Kanan di Belanda, --- VVD, Dalam tahun 2004 Geert w\ilders nyebal dari VVD,. Soalnya: -- ia bertolak belakang dengan sikap politik partainya, sekitar kasus permintaan Turki untuk menjadi anggota

Uni Eropah.


* * *


Apa provokasi anti-Islam Geert Wilder kali ini?

Geert Wilders menulis di s.k. De Volkskrant (19/11-2011) bahwa rencana pemerintah Belanda, dalam tahun 2012, mengadakan perayaan untuk memperingati 400th dijalinnya hubungan diplomatik Nederland-Turki dengan a.l menyampaikan undangan kenegaraan kepada presiden Turki, Abdullah Gül, SUPAYA DIBATALKAN SAJA.


Menurut Geert Wilders tak ada yg harus dirayakan. Rezim Islam presiden Gül, dan orang separtainya, PM Erdogan, bukanlah sahabat sesungguhnya dari Barat. Maka juga bukan sahabat sesungguhnya negeri Belanda. Presiden Gül tidak welkom di Belanda. Demikian Wilders.Wilders mengulangi lagi bahwa “Turki tak punya tempat di Eropah yang merupakan masyarakat yang memiliki nilai dan norma.


Kontan, ketua fraksi D66 dalam Parlemen Belanda, Alexander Pechtold, merespons artikel Wilders. Pechtold menyebut pendapat Geert Wildres itu, ABSURD. Alias, tidak masuk akal! Tidak normal. Ditambahkannya bahwa sikap Wilders itu merupakan noda bagi pemerintah dan Nederland. Partai-partai pemerintah, Kristen demokrat, CDA, dan partai Liberal VVD, juga tidak mempedulikan pendapat Weert Gilderes.


Sikap Gilders ini paling sedikit dianggap 'aneh'. Karena sejak mula terbentuknya kebinet Belanda yg sekarang ini, partainya Gilders, PVV, memberikan dukungan “gedoogd-steun”. Suatu dukungan 'permisif' kepada pembentukan kabinet Rutte (VVD) yg berkoalisi dengan CDA. Semata-mata agar partai Kiri seperti partai buruh, PvDA, Partai Sosialis, serta Groen Links (Kiri Tengah) dan D66 (partai tengah), bisa dicegah masuk kabinet, atau memberikan pengaruhnya pada kabinet. Celakanya CDA dan Rutte dari VVD, punya pendirian oportunis. Demi bisa berkuasa dan menyisihkan partai-partai Kiri dan Tengah, mereka bersedia bergandengan tangan dengan partai ultra Kanan yang anti-\Islam dan anti-imigran seperti partai PVV yang dikepalai oleh Geert Wilders.


* * *


Belanda bukanlah suatu negeri dimana yang dominan adalah kekuatan politik Kanan, apalagi yang anti-Islam dan anti-imigran. Tetapi kali ini, disebabkan oleh beberapa faktor, a.l kemunduran partai buruh PvDA dan melonjaknya kursi PVV dalam pemilu y.l., dan oportunismenya CDA dan VVD, maka mungkinlah terbentuk kabinet yang paling Kanan selama dasarwarsa ini di Belanda.


Kita bisa saksikan pendapat yang demokratis dan waras dari kalangan masyarakat Belanda sendiri. Yang menentang pandangan anti-Islam dan anti-Turki seperti yg diturakan oleh Geert Wilders.


Seorang kolumnis senior, Paul Brill, menulis di “de Volkskrant” ( 21 Nov,2011), menanggapi Geert Gilders, a.l. : Di satu fihak Turki tidak menunjukkan dirinya sebagai negara hukum, 'rechtstaat'. Yang telah mempraktekkan prinsip-prinsip demokrasi secara keseluruhan. Golongan minoritas seperti suku bangsa Kurdi dan golongan Kristen, masih belum bebas dari paksaan dan diskriminasi. Kebebasan pers juga belum benar-benar ditrapkan.


Tetapi, kata Paul Berill, sekaligus harus dinyatakan bahwa, secara keseluruhan keadaan Turki jauh lebih baik terbanding dengan masa lalunya. Ketika itu Turki, silih berganti dikuasai rezim korup dan tangan besi.


Meskipun dewasa ini masih tampak tendens di kalangan pemerintah partai APK, yang harus dilakukan perubahan – tampak jelas bahwa keadaan politik Turki dewasa ini baik sekali, dibandingkan dengan hampir semua negeri-negeri lainnya di Timur Dekat (maksudnya negeri-negeri Teluk, Afrika Utara dan Semenanjung Arab). Maka adalah ABSURD untuk memperlakukan Turki sebagai semacam kanker serta menyatakan menolak mengundang Presiden Gül ke Belanda.Bersikap kritis terhadap Islam adalah tidak salah. Tetapi di sini (Geert Wilders) telah kebablasan menjuadi suatu obsesi terhadap Islam menuju pada keterasiangan di dunia.


Turki adalah sebuah negara yang sedang tampil tumbuh, kata Paul Brill. Yang terletak pada posisi penting di dunia. Turki masih anggota Nato yang dihargai (oleh Barat). Di Nederland tinggal 400.000 migran yang bersal dari Turki.. Semua itu merupakan alasan tepat untuk memelihara hubungan baik Turki-Nederland. Ultah ke-400 hubungan diplomatik merupakan kesempatan bagus sekali untuk mengintensifkan dialog. Dengan sendirinya Presiden Turki akan sangat disambut hadir di situ. Demikian pandangan normal dan waras seorang komentator senior Belanda, Paul Brill. Di Belanda ada abnormalitas dalam kegiatan politiknya yang ekstrim dan provokatif, yang sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan pandangan religi Kristiani dalam kehidupan bermasyarakat daupun pandangan kemanusiaan, seperti yang di-klaim Geert Wilders, sebagai pandangan dan sikap politiknya.


* * *


Mengakhiri kolom ini, baiklah kita ikuti pandangan normal dan waras lainnya dari kalangan cendekiawan Belanda. Meindert Fennema, Gurubesar Ilmu Teori Politik di Universitas Amsterdam (UVA), dan penulis, menulis dalam sebuah artikel (de Volkskrant, 22 Nov 2011) --- sebagai respons terhdap artikel Geert Wilders, sbb: Dengan seruannya untuk tidak menerima Presiden Turki, Geert Wilders telah menghancurkan sistim diplomatik yng ditujukan untuk menghindari peperangan.


Dalam tulisannya itu Meindert Fennema, menyindir Geert Wilders untuk sedikit rendah hati dalam pembebarannya mengenai rezim-rezim lalim di Turki di waktu y.l., karena bukankah rezim-rezim Belanda pada masa lampau tidak kalah besar dosanya? Maksudnya adalah mengenai kejahatan-kejahatan yang dilakukan kolonialisme Belanda terhadap bangsa dan negeri Indonesia.


Pada akhir tulisannya Meindert Fennema mengingatkan Geert Wilders, bahwa, “saran Anda untuk memutuskan hubungan diplomatik (Holland) dengan negeri-negeri Islam, lebih jelek daripada jorok, SARAN ANDA ITU BERBAHAYA.


* * *


Geert Wilders berprovokasi dengan fitnahan-ftnahan keji terhadap Turki, agama dan dunia Islam. Tapi belum lagi kering tinta tulisan Geert Wilders, dari masyarakat Belanda sendiri timbul kritik dan perlawanan terhadp sikap anti-Islam dan anti-migrasi Geert Wilders.


* * *










No comments: