*Kolom IBRAHIM ISA
Selasa, 27 November 2012
------------------------*
*APAKAH MASUK AKAL-SEHAT JENDRAL Yang MENGKHIANATI PANGTI-NYA DINOBATKAN JADI PAHLAWAN NASIONAL???*
**
** * **
Sejak Presiden SBY meresmikan mantan Presiden Sukarno dan mantan Wapres Moh. Hatta, sebagai PAHLAWAN NASIONAL . . . muncul (lagi) saran aneh dan absurd, yang "menuntut" agar mantan Presiden Suharto juga diberi krhormatan sebagai "pahlawan nasional".
Surat Ratna Sari Dewi Sukarno (April 1970) dan buku yang tahun lalu diterbitkan oleh Sukmawati Sukarnoputri -- (Tempo, Desember 2011), mengenai:
*PELUNCURAN BUKU SUKMAWATI sekitar "KUDETA MERANGKAK SUHARTO"- "KESAKSIAN SUKMAWATI SUKARNOPUTRI "CREEPING COUP D'ETAT MAYJEN SUHARTO"*, kiranya cukup jelas mengungkapkan. Bahwa mantan Presiden Suharto adalah seorang Jendral yang mengkhianati atasannya,mengkhianati Presiden Sukarno. Selanjutnya selama lebih dari 30 tahun Suharto telah mengkhianati bangsa dan tanah airnya.
Mantan Presiden Suharto dengan Orba yang dipimpinnya telah menggadaikan kekayaan bumi dan air Indonesia kepada modal asing. Selanjutnya melakukan pelanggaran HAM terbesar dalam sejarah Indonesia, terhadap warga yang tidak bersalah. Serta melakukan korupsi besar-besaran dan membudayakan kultur nepotisme dalam skala yang belum pernah terjadi di Indonesia.
* * *
*
Dalam suratnya kepada Jendral Suharto, Ratna Sari Dewi Sukarno*, menulis a.l seperti yang disiarkan (bagian pertamanya) di kolom ini pada tanggal 30 September 2012, Dewi Sukarno a.l , membeberkan bahwa . . .*"Keadaan Sebenarnya Itu Merupakan Kewajiban Saya . . untuk mengungkapkannya". Karena "Saya Justru Mengikuti Peristiwa-peristiwa Di Indonesia itu Dari Dekat."
*
* * *
Sejak Oktober 1965, di dalam maupun di luar negeri berbagai siaran dalam jumlah tak terhitung tafsiran dan variasi, analisis dan penelitian dilakukan di sekitar apa yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965, dan selanjutnya. Bisa dengan pasti dikatakan bahwa pemberitaan, tafsiran dan kesimpulan yang dilakukan oleh rezim Orba dibawah Presiden Jendral Suharto, adalah yang paling tidak benar, paling rekayasa, paling palsu serta paling khianat.
Terjemahan SURAT DEWI SUKARNO KEPADA SUHARTO sekitar peristiwa yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965, disiarkan di media Belanda, "VRIJ NEDERLAND", pada tanggal 16 April 1970. Menurut banyak pakar yang bisa diandalkan, SURAT DEWI Kpd SUHARTO tsb adalah OTENTIK. Hal ini bisa dicek lagi pada media Belanda "VRIJ NEDERLAND" yang pertama kali menyiarkannya pada tanggal 16 April 1970. Juga bisa mengadakan receki langsung pada Dewi Sukarno yang masih bisa dihubungi.*
* * *
Kolom ini telah menyiarkan bagian pertama dari surat tsb. Berikut ini adalah bagian selanjutnuya:
*Lanjutan dari SURAT DEWI SUKARNO kpd Jendral Suharto (Bagian II)
**
*"Akan tetapi Tuan ternyata tidak berbuat demikian dan hal ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap hal-hal azasi manusia dan Tuan tidak mendapatkan respek. Lepas dari ideologi apa yang sudah terjadi itu merupakan "kejahatan nasional"
Tuan Suharto.
Meskipun Tuan akan menolak dengan berbagai dalih untuk bertindak dan mencegah terhadap "kejahtan nasional" yang telah berlangsung itu - dimana telah ratusan ribu orang tak berdaya telah dibantai- bagaimanapun saya juga bersikap tidak membenarkan bahkan mengutuk peristiwa itu. Bukankah telah menjadi kenyataan bahwa pemerintah Orde Baru yang Tuan pimpin memakai slogan demi "penumpasan terhadap PKI"? Ataukah Tuan amat kuatir kalau kekuasaan Soekarno bangkit kembali beserta pendukung- pendukungnya
karena Tuan tahu pasti bahwa lebih dari 50 % Rakyat Indonesia itu masih setia pada Soekano? Hal ini pasti Tuan tidak lupa bukan ? Ataukah barangkali Tuan berpendapat bahwa peristiwa G 30 S itu sudah lampau dan harus dilupakan? Bagi saya hal itu bukan soal.
Akan tetapi yang menjadi masalah: masih terlalu banyak hal-hal dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab dan bahkan sengaja disembunyikan walaupun begitu saya masih merasa beruntung dan bangga bahwa saya dalam peristiwa 1965 itu tahu dari dekat dan mendapat pelajaran yang bermanfaat. Bahwa fakta-fakta yang benar dalam sejarah itu kadang-kadang memang diputar balikkan oleh karena mereka yang berkuasa dengan maksud untuk kepentingan atau keuntungan tujuan politknya. Begitu juga dengan beritaberita
dalam pers (koran-koran) telah dibuat demikian rupa oleh penguasa sebagai suatu Propaganda untuk kepentingan politik pemerintah.
Sebagai misal yang paling mudah kita ambil contoh peristiwa G 30 S. Peristiwa ini sebenamya trjadi pada tanggal l Oktober 1965 dinihari yang didukung oleh dewan revolusi dengan dipimpin oleh salah seorang perwira penanggung jawab pengawal istana Presiden Soekarno yaitu Letnan Kolonel Untung. Pengumuman dewan revolusi itu berbunyi sebagai berikut:
"Sekelompok (grup) Jenderal merencanakan untuk mengambil oper kekuasaan (coup) dariPemerintah Presiden Soekarno dan beliau akan dibunuh. Mereka membentuk dewan Jenderal dengantujuan untuk membentuk kekuasaan Militer. Rencana coup tersebut akan dilakukan pada HUT ABRItanggal 5 Oktober 1965 yang akan datang. Untuk mencegah itu maka dewan revolusi mendahului
mengambil langkah dengan menangkap 6 Jenderal diantaranya Jenderal A Yani,
Dalam hal ini Tuan temyata telah meyakinkan orang banyak (menfitnah) dengan melancarkan berita bahwa G 30 S itu dilakukan oleh PKI. Hal ini jelas tidak benar. Bukankah yang melakukan gerakan ini adalah orang-orang militer? Dan saya meragukan kalau mereka yang melakukan gerakan itu orang komunis. Saya ingin bertanya kepada Tuan lalu siapakali yang berbuat menyebarkan isyu
sehingga timbul situasi dimana masa dibakar dan digerakkan. dengan menuduh G 30 S itu didalangi oleh PKI ?
Menteri Pertahanan sendiri yaitu Jenderal Nasution sebagai salah seorang anggauta Dewan Jenderal yang menunrt rencana seharusnya juga ditangkap oleh gerakan G 30 S telah berkata pada upacara penguburan 6 Jenderal yang terbunuh itu pada HUT ABRI tanggai 5 Oktber 1965 sebagai berikut:
"Sampai hari ini pun HUT ABRI kita masih tetap penuh khitmat dan kebanggaan meskipunditandai oleh peristiwa yang merupakan noda bagi kita ABRI. Yaitu bahwa telah terjadi suatu fitnahdan pengkhianatan serta kekejaman atas perwira-perwira tinggi kita. Walaupun bagitu saudara/saudara kita yang menjadi korban itu adalah tetap merupakan pahlawan-pahlawan di hati kita Bangsa Indonesia. Yang pada akhirnya nanti kebenaran pasti akan menang meskipun kita telah diftnah olehpengkhianat-pengkhinat int. Hal mana pada waktunya nanti kita akan memperhitungkannya."
Dalam pidato Jenderal Nasution itu sama sekali tidak nampak ada kesan bahwa
terbunuhnya 6 Jenderal itu telah didukung apalagi dilakukan oleh PKI. Bahkan sebaliknya dari kalimat-kalimat yg diucapkan oleh Jenderal Nasution itu jelas, bahwa peristiwa G 30S itu adalah akibat pertentangan yg ada di kalangan ABRI sendiri.
Tuan Suharto - dapatkah saya bertanya kepada Tuan, siapakan yang dimaksud dengan kata-kata Nasution "fitnah dan pengkhianat pengkhianat" itu dan apakah yang dimaksud dengan kalimat "kita akan memperhitungkan mereka".
Sebenarnya yang penting diperhitungkan dalam peristiwa itu adaiah: siapa dan apa tujuan dari 50 orang "yang berseragam seperti pengawal Presiden Soekarno" itu. Dan ketika mereka menyerbu rumah dan kediaman Jenderal Nasution dengan senjata lengkap diketahui jelas oleh beliau bahwa mereka itu (penyerbu) adalah mereka yang dikenal sebagai orang-orang yang anti komunis. Justru karena mereka tidak kenal Jenderal itulah maka mereka menyangka Letnan Tendean sebagai Komandan Jaga dikira Jenderal Nasution dan terus menembaknya.
Dari fakta ini jelas menurut penilaian saya bahwa andaikata para penyerbu itu benarbenar pengawal Presidcn Soekarno pasti mereka akan tahu dan kenal betul pada Jenderal Nasution. Jadi tidak masuk akal pula kalau para penyerbu itu adalah orang-orang komunis yang mendapat tugas khusus tidak akan kenal pada Jenderal Nasution sehingga terjadi kegagalan itu.
Apakah Tuan tahu - bahwa banyak orang di Indonesia ini telah membicarakan bahwa timbul tanda tanya yang besar yang penuh prasangka kepada Tuan.
Yalah: mengapa Tuan sebagai komandan tertinggi pada Kostrad justru malah tidak diserbu untuk dibnnuh dengan dalih katanya"karena mereka (penyerbu) tidak tahu alamat Tuan"? Dan yang menarik perhatian lagi - justru Tuanlah yang pada tanggal l Oktober 1965 pada dinihari sudah memainkan peranan dan ambil oper pimpinan ABRI dengan memberikan perintahperintah sehingga dengan mudah sekali Tuan telah bisa menguasai dan menumpas Dewan Revolusi dalam waktu yang singkat.
Setelah Presiden Soekarno kehilangan Jenderal A. Yani maka beliau terus mengangkat Tuan sebagai Menteri Hankam, sekaligus sebagai Pangab ABRI. Ini terjadi pada tanggai 14 Oktober 1965 dimana Presiden Soekarno pada pengangkatan Tuan itu telah berpesan sebagai berikut:
"Adalah mendesak sekali agar keamanan dan ketertibann harus segera dipulihkan agar terciptanya keadaan, dimana emosi dari golongan kiri maupun golongan kanan dapat ditenangkan dan dikendalikan, sehingga peristiwa G 30 S itu dapat diselesaikan sambil kita mempelajari segalasesuatunya yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Kejadian itu tidak akan menenangkan sayasebelum segala sesuatunya jelas siapa yg bertanggung jawab entah dari pihak manapun,
entah merah, hijau ataupun kuning"
Dengan demikian menjadi jelas bahwa Tuan memikul tugas yang diberikan olch Presiden Soekarno untuk menghimpun segala data sekitar peristiwa G 30 S itu dan seharusnya Tuan segera memulai dengan penyelidikan dan pengusutan yang harus dilaporkan pada Presiden Soekarno. Akan tetapi Tuan ternyata tidak mentaati perintahperintah itu bahkan Tuan telah memberikan tafsiran sendiri dan berkata:: "Sekarang sayasudahmemperoleh kepercayaan dari Presiden Soekarno. Dan saya akan terus menumpas sisa-sisa kekuatan dari peristiwa tersebut /" Pernyataan Tuan jelas mempunyai arti tersendiri.
Sebenarnya Presiden Soekarno mengharapkan dan mempercayakan pada Tuan agar Tuan tetap setia dan loyal untuk melaksanakan perintah-perintahnya.
Dengan tujuan selanjutnya akan diambil tindakan-tindakan hukum oleh Presiden Soekarno terhadap siapa yang bersalah tanpa pandang bulu - apakah PKI atau pihak Militer. Akan tetapi Tuan ternyata tidak memberikan laporan apa- apa pada Presiden Soekarno. Bahkan Tuan telah menggerakkan ABRI tanpa persetujuan Presiden bersama-sama dengan beberapa Jenderal antara lain Sarwo Edhie. Dan sejak inilah dimulai pengejaran dan pembunuhan terhadap mereka yang belum tentu bersalah yaitu kaum komunis. Yang kemudian telah terkenal luas di seluruh negeri bahwa TNI di bawah pimpinan Tuan telah melakukan penganiayaan, pembakaran, perarnpokan dan pembunuhan terhadap orang PKI. TNI telah melakukan teror yang berselubung di bawah pimpinan Tuan Rakyat yang hidup tenang dihasut/dibangkitkan untuk membenci dan mengamuk dengan dalih karena adanya kejadian terbunuhnya para Jenderal tersebut. Rakyat telah dihasut untuk anti PKI yang dikaitkan dengan negeri Cina yang dituduh memberikan dukungan terhadap G 30 S tersebut. Dan rakyat telah dibikin rupa sehingga tidak percaya bahwa "Dewan Revolusi" itu ada.
Selanjutnya Presiden Soekarno dipaksakan untuk menyatakan PKI dilarang dan di luar hukum karena dianggap partai itu terlibat pada G 30 S. Selama setahun lamanya mahasiswamahasiswa dan kelompok-kelompok yang tidak puas diorganisasi untuk melakukan demonstrasi-demonstrasi terhadap Soekarno dengan tuntutan-tuntutan termaksud. Akan tetapi Presiden Soekarno menolak untuk membubarkan PKI sebab tidak ada data-data dan bukti-bukti yang menyakinkan yang sudah dilaporkan pada Presiden.
Yang menarik perhatain ialah, bahwa "pemimpin-pemimpin" demonstrasi tersebut yang katanya adalah "mahasiswa-mahasiswa" kenyataannya umumya kebanyakan lebih dari 30 tahun dan bahkan pengikut-pengikutnya demonstrasi iru memakai pakaian seragam para troops (tentara payung) yang masih baru-baru. Sehingga perlu dipertanyakan apakah benar mereka itu mahasiswa-mahasiswa betul ? Dan dari mana dana (keuangan) yang didapat untuk mengorganisasi demonstrasi-demnstrasi itu? Dan mengapa ternyata sekarang, bahwa mereka yang menjadi pemimpin-pemirnpin demonstrasi itu kini menempati kedudukan-kedudukan penting dalam Pemerintahan Tuan ?
Semua kekacauan dan tidak tenang yang nampaknya dibikin (artificial) telah berlangsung se-lama satu tahun. Sementara itu telah dilancarkan Propaganda secara luas bahwa segala kesulitan dan keburukan diberbagai bidang itu ditimpakan pada PKI? Dan hal ini sampai hari inipun masih berlangsung walaupun peristiwa G 30 S itu telah 4 tahun berlalu.
Akan tetapi tentang hal ini sebenarnya dapat dimengerti sebab dalam politik yang berkuasa itu harus membuat Rakyat yang tidak tahu apa-apa itu sedemikian rupa sehingga rakyat merasa tidak tenteram dan aman dengan menimpakan kesalahan dan ancaman itu pada PKI. yang kemudian diarahkan bahwa penguasa (pemerintah) itu adalah satu-satunya pelindung rakyat yang
sebenarnya.
Kalau demikian halnya maka jelas bahwa Tuan telah mengabaikan perintah dan peringatan Presiden Soekarno pada sidang kabinet tanggal 2 Januari /1966 /di Bogor yang meminta kepada Tuan agar situasi yang tidak menentu itu harus segera diakhiri dan dipulihkan sehingga rasa kesatuan dan persatuan bangsa lIndonesia dapat tercipta kembali. Bukan saling membunuh diantara sebangsa dan setanah air. Apabila pembunuhan besarbesaran itu berlangsung terus menerus maka perjuangan kita selama ini akan sia-sia, karena dalam hai ini Tuan ternyata telah menempuh jalansendiri.
Saya tidak akan mengatakan bahwa G 30 S itu baik. Tapi saya tidak akan menyalahkan siapa-pun dan belum memberikan penilaian terhadap peristiwa itu. Andaikata sebagai orang komunis atau simpatisan. maka yang pertama-tama menjadi pertanyaan dan yang tidak masuk akal apa perlunya dan apa keuntungannya PKI itu melibatkan diri dalam G 30 S itu. Padahal PKI itu merupakan partai yang besar? Selain itu kalau memang benar PKI itu adalah pengacau? Mengapa TNI tidak mengetahui atau mencegah bahkan yang membakar Markas CG PKI itu dibiarkan untuk selanjutnya diselidiki kalau-kalau bisa diperoleh data yang penting? Dan kalau benar PK1 itu terlibat
apakah tidak lebih baik kalau para pemimpinnya yang bertanggung jawab diadili di depan umum untuk diketahui oleh seluruh Rakyat Indonesia? Dan mengapa Tentara yang menangkap DN Aidit itu justru telah membunuhnya dengan diam-diam baru kemudian melapor pada Presiden Soekarno. Dan apa pula sebabnya ketua I dan wakil ketua II PKI. yaitu Sdr. Nyoto dan Lukman juga diperlakukan yang sama dengan cara dibunuh dengan diam-diam dan tanpa proses hukum?
Kata orang bahwa NU itu mempunyai anggota sebanyak 6 juta. Tapi mengapa oran orang di kalangan partai tersebut terlaiu takut kepada PKI. yang jumlah angggotanya lebih kecil hanya 3 juta orang ? Memang terlalu banyak soal-soal dan pertanyaan- pertanyaan yang tidak bisa terjawab bahkan sengaja ditutup disembunyikan. Komunisme yang begitu Tuan takutkan itu sebenarnya akan tidak berdaya. apabila kesengsaraan dapat ditiadakan. Hakekat ideologi PKI di bawah pimpinan DN Aidit sebenarnya berdasarkan Pancasila (Soekarnoisme). Dan PKI telah memainkan peranan yang penting dalam kebangkitan dan kebangunan Bangsa Indonesia serta berjuang untuk sosialisme Indonesia.
Juga Nasution pimpinan MPRS. telah menyalahkan PKI karena telah melakukan aksiaksi di bidang ekonomi. Dia juga menyalahkan PKI bahwa sebab terjadinya inflasi dewasa ini karena adanya hutang pada luar negeri sebanyak $ 2.5 milyard dan diantaranya berupa pembelian sen-jata-senjata seharga $ l milyard pada Uni Sovyet. Yang anehdalam hal ini justru hutang-hutang pada Uni Sovyet ini bukankah Jenderal Nasution sendiri yang menandatangani kontrak-kontraknya ? Bahkan dia sendiri sudah 2 kali berkunjung ke Moskow. Apakah dengan begitu ucapan Jenderal Nasution itu dapat dipertanggung jawabkan ?
* * *
Selasa, 27 November 2012
------------------------*
*APAKAH MASUK AKAL-SEHAT JENDRAL Yang MENGKHIANATI PANGTI-NYA DINOBATKAN JADI PAHLAWAN NASIONAL???*
*
** * **
Sejak Presiden SBY meresmikan mantan Presiden Sukarno dan mantan Wapres Moh. Hatta, sebagai PAHLAWAN NASIONAL . . . muncul (lagi) saran aneh dan absurd, yang "menuntut" agar mantan Presiden Suharto juga diberi krhormatan sebagai "pahlawan nasional".
Surat Ratna Sari Dewi Sukarno (April 1970) dan buku yang tahun lalu diterbitkan oleh Sukmawati Sukarnoputri -- (Tempo, Desember 2011), mengenai:
*PELUNCURAN BUKU SUKMAWATI sekitar "KUDETA MERANGKAK SUHARTO"- "KESAKSIAN SUKMAWATI SUKARNOPUTRI "CREEPING COUP D'ETAT MAYJEN SUHARTO"*, kiranya cukup jelas mengungkapkan. Bahwa mantan Presiden Suharto adalah seorang Jendral yang mengkhianati atasannya,mengkhianati Presiden Sukarno. Selanjutnya selama lebih dari 30 tahun Suharto telah mengkhianati bangsa dan tanah airnya.
Mantan Presiden Suharto dengan Orba yang dipimpinnya telah menggadaikan kekayaan bumi dan air Indonesia kepada modal asing. Selanjutnya melakukan pelanggaran HAM terbesar dalam sejarah Indonesia, terhadap warga yang tidak bersalah. Serta melakukan korupsi besar-besaran dan membudayakan kultur nepotisme dalam skala yang belum pernah terjadi di Indonesia.
* * *
*
Dalam suratnya kepada Jendral Suharto, Ratna Sari Dewi Sukarno*, menulis a.l seperti yang disiarkan (bagian pertamanya) di kolom ini pada tanggal 30 September 2012, Dewi Sukarno a.l , membeberkan bahwa . . .*"Keadaan Sebenarnya Itu Merupakan Kewajiban Saya . . untuk mengungkapkannya". Karena "Saya Justru Mengikuti Peristiwa-peristiwa Di Indonesia itu Dari Dekat."
*
* * *
Sejak Oktober 1965, di dalam maupun di luar negeri berbagai siaran dalam jumlah tak terhitung tafsiran dan variasi, analisis dan penelitian dilakukan di sekitar apa yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965, dan selanjutnya. Bisa dengan pasti dikatakan bahwa pemberitaan, tafsiran dan kesimpulan yang dilakukan oleh rezim Orba dibawah Presiden Jendral Suharto, adalah yang paling tidak benar, paling rekayasa, paling palsu serta paling khianat.
Terjemahan SURAT DEWI SUKARNO KEPADA SUHARTO sekitar peristiwa yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965, disiarkan di media Belanda, "VRIJ NEDERLAND", pada tanggal 16 April 1970. Menurut banyak pakar yang bisa diandalkan, SURAT DEWI Kpd SUHARTO tsb adalah OTENTIK. Hal ini bisa dicek lagi pada media Belanda "VRIJ NEDERLAND" yang pertama kali menyiarkannya pada tanggal 16 April 1970. Juga bisa mengadakan receki langsung pada Dewi Sukarno yang masih bisa dihubungi.*
* * *
Kolom ini telah menyiarkan bagian pertama dari surat tsb. Berikut ini adalah bagian selanjutnuya:
*Lanjutan dari SURAT DEWI SUKARNO kpd Jendral Suharto (Bagian II)
**
*"Akan tetapi Tuan ternyata tidak berbuat demikian dan hal ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap hal-hal azasi manusia dan Tuan tidak mendapatkan respek. Lepas dari ideologi apa yang sudah terjadi itu merupakan "kejahatan nasional"
Tuan Suharto.
Meskipun Tuan akan menolak dengan berbagai dalih untuk bertindak dan mencegah terhadap "kejahtan nasional" yang telah berlangsung itu - dimana telah ratusan ribu orang tak berdaya telah dibantai- bagaimanapun saya juga bersikap tidak membenarkan bahkan mengutuk peristiwa itu. Bukankah telah menjadi kenyataan bahwa pemerintah Orde Baru yang Tuan pimpin memakai slogan demi "penumpasan terhadap PKI"? Ataukah Tuan amat kuatir kalau kekuasaan Soekarno bangkit kembali beserta pendukung- pendukungnya
karena Tuan tahu pasti bahwa lebih dari 50 % Rakyat Indonesia itu masih setia pada Soekano? Hal ini pasti Tuan tidak lupa bukan ? Ataukah barangkali Tuan berpendapat bahwa peristiwa G 30 S itu sudah lampau dan harus dilupakan? Bagi saya hal itu bukan soal.
Akan tetapi yang menjadi masalah: masih terlalu banyak hal-hal dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab dan bahkan sengaja disembunyikan walaupun begitu saya masih merasa beruntung dan bangga bahwa saya dalam peristiwa 1965 itu tahu dari dekat dan mendapat pelajaran yang bermanfaat. Bahwa fakta-fakta yang benar dalam sejarah itu kadang-kadang memang diputar balikkan oleh karena mereka yang berkuasa dengan maksud untuk kepentingan atau keuntungan tujuan politknya. Begitu juga dengan beritaberita
dalam pers (koran-koran) telah dibuat demikian rupa oleh penguasa sebagai suatu Propaganda untuk kepentingan politik pemerintah.
Sebagai misal yang paling mudah kita ambil contoh peristiwa G 30 S. Peristiwa ini sebenamya trjadi pada tanggal l Oktober 1965 dinihari yang didukung oleh dewan revolusi dengan dipimpin oleh salah seorang perwira penanggung jawab pengawal istana Presiden Soekarno yaitu Letnan Kolonel Untung. Pengumuman dewan revolusi itu berbunyi sebagai berikut:
"Sekelompok (grup) Jenderal merencanakan untuk mengambil oper kekuasaan (coup) dariPemerintah Presiden Soekarno dan beliau akan dibunuh. Mereka membentuk dewan Jenderal dengantujuan untuk membentuk kekuasaan Militer. Rencana coup tersebut akan dilakukan pada HUT ABRItanggal 5 Oktober 1965 yang akan datang. Untuk mencegah itu maka dewan revolusi mendahului
mengambil langkah dengan menangkap 6 Jenderal diantaranya Jenderal A Yani,
Dalam hal ini Tuan temyata telah meyakinkan orang banyak (menfitnah) dengan melancarkan berita bahwa G 30 S itu dilakukan oleh PKI. Hal ini jelas tidak benar. Bukankah yang melakukan gerakan ini adalah orang-orang militer? Dan saya meragukan kalau mereka yang melakukan gerakan itu orang komunis. Saya ingin bertanya kepada Tuan lalu siapakali yang berbuat menyebarkan isyu
sehingga timbul situasi dimana masa dibakar dan digerakkan. dengan menuduh G 30 S itu didalangi oleh PKI ?
Menteri Pertahanan sendiri yaitu Jenderal Nasution sebagai salah seorang anggauta Dewan Jenderal yang menunrt rencana seharusnya juga ditangkap oleh gerakan G 30 S telah berkata pada upacara penguburan 6 Jenderal yang terbunuh itu pada HUT ABRI tanggai 5 Oktber 1965 sebagai berikut:
"Sampai hari ini pun HUT ABRI kita masih tetap penuh khitmat dan kebanggaan meskipunditandai oleh peristiwa yang merupakan noda bagi kita ABRI. Yaitu bahwa telah terjadi suatu fitnahdan pengkhianatan serta kekejaman atas perwira-perwira tinggi kita. Walaupun bagitu saudara/saudara kita yang menjadi korban itu adalah tetap merupakan pahlawan-pahlawan di hati kita Bangsa Indonesia. Yang pada akhirnya nanti kebenaran pasti akan menang meskipun kita telah diftnah olehpengkhianat-pengkhinat int. Hal mana pada waktunya nanti kita akan memperhitungkannya."
Dalam pidato Jenderal Nasution itu sama sekali tidak nampak ada kesan bahwa
terbunuhnya 6 Jenderal itu telah didukung apalagi dilakukan oleh PKI. Bahkan sebaliknya dari kalimat-kalimat yg diucapkan oleh Jenderal Nasution itu jelas, bahwa peristiwa G 30S itu adalah akibat pertentangan yg ada di kalangan ABRI sendiri.
Tuan Suharto - dapatkah saya bertanya kepada Tuan, siapakan yang dimaksud dengan kata-kata Nasution "fitnah dan pengkhianat pengkhianat" itu dan apakah yang dimaksud dengan kalimat "kita akan memperhitungkan mereka".
Sebenarnya yang penting diperhitungkan dalam peristiwa itu adaiah: siapa dan apa tujuan dari 50 orang "yang berseragam seperti pengawal Presiden Soekarno" itu. Dan ketika mereka menyerbu rumah dan kediaman Jenderal Nasution dengan senjata lengkap diketahui jelas oleh beliau bahwa mereka itu (penyerbu) adalah mereka yang dikenal sebagai orang-orang yang anti komunis. Justru karena mereka tidak kenal Jenderal itulah maka mereka menyangka Letnan Tendean sebagai Komandan Jaga dikira Jenderal Nasution dan terus menembaknya.
Dari fakta ini jelas menurut penilaian saya bahwa andaikata para penyerbu itu benarbenar pengawal Presidcn Soekarno pasti mereka akan tahu dan kenal betul pada Jenderal Nasution. Jadi tidak masuk akal pula kalau para penyerbu itu adalah orang-orang komunis yang mendapat tugas khusus tidak akan kenal pada Jenderal Nasution sehingga terjadi kegagalan itu.
Apakah Tuan tahu - bahwa banyak orang di Indonesia ini telah membicarakan bahwa timbul tanda tanya yang besar yang penuh prasangka kepada Tuan.
Yalah: mengapa Tuan sebagai komandan tertinggi pada Kostrad justru malah tidak diserbu untuk dibnnuh dengan dalih katanya"karena mereka (penyerbu) tidak tahu alamat Tuan"? Dan yang menarik perhatian lagi - justru Tuanlah yang pada tanggal l Oktober 1965 pada dinihari sudah memainkan peranan dan ambil oper pimpinan ABRI dengan memberikan perintahperintah sehingga dengan mudah sekali Tuan telah bisa menguasai dan menumpas Dewan Revolusi dalam waktu yang singkat.
Setelah Presiden Soekarno kehilangan Jenderal A. Yani maka beliau terus mengangkat Tuan sebagai Menteri Hankam, sekaligus sebagai Pangab ABRI. Ini terjadi pada tanggai 14 Oktober 1965 dimana Presiden Soekarno pada pengangkatan Tuan itu telah berpesan sebagai berikut:
"Adalah mendesak sekali agar keamanan dan ketertibann harus segera dipulihkan agar terciptanya keadaan, dimana emosi dari golongan kiri maupun golongan kanan dapat ditenangkan dan dikendalikan, sehingga peristiwa G 30 S itu dapat diselesaikan sambil kita mempelajari segalasesuatunya yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Kejadian itu tidak akan menenangkan sayasebelum segala sesuatunya jelas siapa yg bertanggung jawab entah dari pihak manapun,
entah merah, hijau ataupun kuning"
Dengan demikian menjadi jelas bahwa Tuan memikul tugas yang diberikan olch Presiden Soekarno untuk menghimpun segala data sekitar peristiwa G 30 S itu dan seharusnya Tuan segera memulai dengan penyelidikan dan pengusutan yang harus dilaporkan pada Presiden Soekarno. Akan tetapi Tuan ternyata tidak mentaati perintahperintah itu bahkan Tuan telah memberikan tafsiran sendiri dan berkata:: "Sekarang sayasudahmemperoleh kepercayaan dari Presiden Soekarno. Dan saya akan terus menumpas sisa-sisa kekuatan dari peristiwa tersebut /" Pernyataan Tuan jelas mempunyai arti tersendiri.
Sebenarnya Presiden Soekarno mengharapkan dan mempercayakan pada Tuan agar Tuan tetap setia dan loyal untuk melaksanakan perintah-perintahnya.
Dengan tujuan selanjutnya akan diambil tindakan-tindakan hukum oleh Presiden Soekarno terhadap siapa yang bersalah tanpa pandang bulu - apakah PKI atau pihak Militer. Akan tetapi Tuan ternyata tidak memberikan laporan apa- apa pada Presiden Soekarno. Bahkan Tuan telah menggerakkan ABRI tanpa persetujuan Presiden bersama-sama dengan beberapa Jenderal antara lain Sarwo Edhie. Dan sejak inilah dimulai pengejaran dan pembunuhan terhadap mereka yang belum tentu bersalah yaitu kaum komunis. Yang kemudian telah terkenal luas di seluruh negeri bahwa TNI di bawah pimpinan Tuan telah melakukan penganiayaan, pembakaran, perarnpokan dan pembunuhan terhadap orang PKI. TNI telah melakukan teror yang berselubung di bawah pimpinan Tuan Rakyat yang hidup tenang dihasut/dibangkitkan untuk membenci dan mengamuk dengan dalih karena adanya kejadian terbunuhnya para Jenderal tersebut. Rakyat telah dihasut untuk anti PKI yang dikaitkan dengan negeri Cina yang dituduh memberikan dukungan terhadap G 30 S tersebut. Dan rakyat telah dibikin rupa sehingga tidak percaya bahwa "Dewan Revolusi" itu ada.
Selanjutnya Presiden Soekarno dipaksakan untuk menyatakan PKI dilarang dan di luar hukum karena dianggap partai itu terlibat pada G 30 S. Selama setahun lamanya mahasiswamahasiswa dan kelompok-kelompok yang tidak puas diorganisasi untuk melakukan demonstrasi-demonstrasi terhadap Soekarno dengan tuntutan-tuntutan termaksud. Akan tetapi Presiden Soekarno menolak untuk membubarkan PKI sebab tidak ada data-data dan bukti-bukti yang menyakinkan yang sudah dilaporkan pada Presiden.
Yang menarik perhatain ialah, bahwa "pemimpin-pemimpin" demonstrasi tersebut yang katanya adalah "mahasiswa-mahasiswa" kenyataannya umumya kebanyakan lebih dari 30 tahun dan bahkan pengikut-pengikutnya demonstrasi iru memakai pakaian seragam para troops (tentara payung) yang masih baru-baru. Sehingga perlu dipertanyakan apakah benar mereka itu mahasiswa-mahasiswa betul ? Dan dari mana dana (keuangan) yang didapat untuk mengorganisasi demonstrasi-demnstrasi itu? Dan mengapa ternyata sekarang, bahwa mereka yang menjadi pemimpin-pemirnpin demonstrasi itu kini menempati kedudukan-kedudukan penting dalam Pemerintahan Tuan ?
Semua kekacauan dan tidak tenang yang nampaknya dibikin (artificial) telah berlangsung se-lama satu tahun. Sementara itu telah dilancarkan Propaganda secara luas bahwa segala kesulitan dan keburukan diberbagai bidang itu ditimpakan pada PKI? Dan hal ini sampai hari inipun masih berlangsung walaupun peristiwa G 30 S itu telah 4 tahun berlalu.
Akan tetapi tentang hal ini sebenarnya dapat dimengerti sebab dalam politik yang berkuasa itu harus membuat Rakyat yang tidak tahu apa-apa itu sedemikian rupa sehingga rakyat merasa tidak tenteram dan aman dengan menimpakan kesalahan dan ancaman itu pada PKI. yang kemudian diarahkan bahwa penguasa (pemerintah) itu adalah satu-satunya pelindung rakyat yang
sebenarnya.
Kalau demikian halnya maka jelas bahwa Tuan telah mengabaikan perintah dan peringatan Presiden Soekarno pada sidang kabinet tanggal 2 Januari /1966 /di Bogor yang meminta kepada Tuan agar situasi yang tidak menentu itu harus segera diakhiri dan dipulihkan sehingga rasa kesatuan dan persatuan bangsa lIndonesia dapat tercipta kembali. Bukan saling membunuh diantara sebangsa dan setanah air. Apabila pembunuhan besarbesaran itu berlangsung terus menerus maka perjuangan kita selama ini akan sia-sia, karena dalam hai ini Tuan ternyata telah menempuh jalansendiri.
Saya tidak akan mengatakan bahwa G 30 S itu baik. Tapi saya tidak akan menyalahkan siapa-pun dan belum memberikan penilaian terhadap peristiwa itu. Andaikata sebagai orang komunis atau simpatisan. maka yang pertama-tama menjadi pertanyaan dan yang tidak masuk akal apa perlunya dan apa keuntungannya PKI itu melibatkan diri dalam G 30 S itu. Padahal PKI itu merupakan partai yang besar? Selain itu kalau memang benar PKI itu adalah pengacau? Mengapa TNI tidak mengetahui atau mencegah bahkan yang membakar Markas CG PKI itu dibiarkan untuk selanjutnya diselidiki kalau-kalau bisa diperoleh data yang penting? Dan kalau benar PK1 itu terlibat
apakah tidak lebih baik kalau para pemimpinnya yang bertanggung jawab diadili di depan umum untuk diketahui oleh seluruh Rakyat Indonesia? Dan mengapa Tentara yang menangkap DN Aidit itu justru telah membunuhnya dengan diam-diam baru kemudian melapor pada Presiden Soekarno. Dan apa pula sebabnya ketua I dan wakil ketua II PKI. yaitu Sdr. Nyoto dan Lukman juga diperlakukan yang sama dengan cara dibunuh dengan diam-diam dan tanpa proses hukum?
Kata orang bahwa NU itu mempunyai anggota sebanyak 6 juta. Tapi mengapa oran orang di kalangan partai tersebut terlaiu takut kepada PKI. yang jumlah angggotanya lebih kecil hanya 3 juta orang ? Memang terlalu banyak soal-soal dan pertanyaan- pertanyaan yang tidak bisa terjawab bahkan sengaja ditutup disembunyikan. Komunisme yang begitu Tuan takutkan itu sebenarnya akan tidak berdaya. apabila kesengsaraan dapat ditiadakan. Hakekat ideologi PKI di bawah pimpinan DN Aidit sebenarnya berdasarkan Pancasila (Soekarnoisme). Dan PKI telah memainkan peranan yang penting dalam kebangkitan dan kebangunan Bangsa Indonesia serta berjuang untuk sosialisme Indonesia.
Juga Nasution pimpinan MPRS. telah menyalahkan PKI karena telah melakukan aksiaksi di bidang ekonomi. Dia juga menyalahkan PKI bahwa sebab terjadinya inflasi dewasa ini karena adanya hutang pada luar negeri sebanyak $ 2.5 milyard dan diantaranya berupa pembelian sen-jata-senjata seharga $ l milyard pada Uni Sovyet. Yang anehdalam hal ini justru hutang-hutang pada Uni Sovyet ini bukankah Jenderal Nasution sendiri yang menandatangani kontrak-kontraknya ? Bahkan dia sendiri sudah 2 kali berkunjung ke Moskow. Apakah dengan begitu ucapan Jenderal Nasution itu dapat dipertanggung jawabkan ?
* * *