Kolom
IBRAHIM ISA
Senin, 30 Desember 2013
------------------------------------
"SURABAYA", "SURABAYA" !!
Teladan Dalam REVOLUSI . . .
Senin, 30 Desember 2013
------------------------------------
"SURABAYA", "SURABAYA" !!
Teladan Dalam REVOLUSI . . .
TELADAN Dalam
PEMBANGUNAN
Pada penghujung tahun 2013 ini, seyogianya bahagia kita membaca berita baik sekitar prestasi yang dicapai oleh warga kota Surabaya. Warga Surabaya, di bawah asuhan Walikota Bu Risma, berhasil meraih penghargaan nasional dan internasional dalam mengelola dan memperindah kota Surbaya. Prestasi ini untuk kesekian kalinya mendesak ke belakang segala keluhan dan rintihan fihak-fihak yang hanya bisa melihat segi-segi negatif bangsa ini.
Pada penghujung tahun 2013 ini, seyogianya bahagia kita membaca berita baik sekitar prestasi yang dicapai oleh warga kota Surabaya. Warga Surabaya, di bawah asuhan Walikota Bu Risma, berhasil meraih penghargaan nasional dan internasional dalam mengelola dan memperindah kota Surbaya. Prestasi ini untuk kesekian kalinya mendesak ke belakang segala keluhan dan rintihan fihak-fihak yang hanya bisa melihat segi-segi negatif bangsa ini.
Melihat
gejala-gejala negatif dalam kehidupan bangsa, seperti belum
tegaknya
hukum, membudayanya birokrasi, nepotisme, manipulasi, korupsi
dengan
mencuatnya a.l kasus korupsi mantan Ketua MK dan kasus korupsi
Gubernur Banten, dll . . . lalu . . . menjadi pesimis mengenai
haridepan bangsa dan negeri ini. Selanjutnya berkembanglah
fikiran
masa-bodoh dan pasrah. Tidak punya kepercayaan pada kemampuan
berjuang dan sukses dari bangsa Indonesia. Sesungguhnya mereka
seolah-olah lupa bahwa berdirinya negara REPUBLIK INDONESIA,
TEGAKNYA
BANGSA INDONESIA. . . . menunjukkan WATAK NASION INDONESIA,
yang
sessungguhnya.
Pandangan
pesimis demikian itu, tidak mampu mengkhayati sejarah bangsa
kita.
Bukankah para pejuang-bangsa para pendahulu kita telah
membuktikan
bahwa mereka adalah insan-insan yang berkarakter! Yang telah
memberikan sumbangan besar?
Yang
paling fatal ialah munculnya suara yang minta dikasihani
seperti
celetukan : “SAYA MALU JADI ORANG INDONESIA”
* * *
Rakyat Surabaya, .
. . . bukan saja pada periode Awal Perang Kemerdekaan,
tetapi juga dalam periode damai dan pembangunan dewasa ini
menunjukkan bahwa bangsa ini, di bawah pimpinan seorang
"jurumudi" yang benar-benar punya visi. . . dan yang tujuan
utamanya adalah mengabdi rakyat yang dipimpinnya, PUNYA
KEMAMPUAN TINGGI DAN SANGGUP BERPRESTASI TIDAK KALAH DARI
BANGSA-BANGSA LAINNYA.
* * *
Apa yang ditunjukkan oleh Walikota Bu Risma dan warga Surabaya, bukanlah sesuatu yang luar biasa. Tetapi, . . . dalam situasi dimana sebagian masyarakat meragukan apakah bangsa dan negeri ini bisa survive, mampu menghadapi tantangan dan maju, menjadi bangsa dan negeri yang kuat, adil dan makmur, – – yang disebabkan begitu merajalelanya kultur korupsi dan nepotisme, berlanjutmya suasana was-was terhadap pemberlakuan hukum, . . . maka semangat dan prestasi warga Surabaya, pasti punya arti besar!
* * *
Apa yang ditunjukkan oleh Walikota Bu Risma dan warga Surabaya, bukanlah sesuatu yang luar biasa. Tetapi, . . . dalam situasi dimana sebagian masyarakat meragukan apakah bangsa dan negeri ini bisa survive, mampu menghadapi tantangan dan maju, menjadi bangsa dan negeri yang kuat, adil dan makmur, – – yang disebabkan begitu merajalelanya kultur korupsi dan nepotisme, berlanjutmya suasana was-was terhadap pemberlakuan hukum, . . . maka semangat dan prestasi warga Surabaya, pasti punya arti besar!
Perkembangan tsb
menunjukkan satu hal kongkrit: -- Walikota Surabaya dan
rakyat yang dipimpinnya, dengan perbuatan nyata, telah
membuktikan kesekian kalinya, bahwa dikalangan bangsa ini
tidak sedikit abdi-abdi rakyat yang sejati. Asal saja ada
kesempatan yang wajar untuk tercapainya PRESTASI yang
memajukan bangsa ini.
* * *
SURABAYA, SURABAYA . . . . Dalam periode Revolusi Kemerdekaan, arék-arék Suroboyo, pemuda-pemudinya, rakyatnya tercatat dengan tinta emas telah memberikan sumbangsih tak ternilaikan: TERJUN DALAM PERANG PERLAWANAN MELAWAN TENTARA INGGRIS, yang hendak menguasai kota Surabaya atas nama Sekutu. Ternyata tentara Sekutu membawa boncengan kaum kolonialis Belanda (NICA) di bawah Letnan Gubernur Dr H.J. Van Mook yang siap-siap mau kembali merajai Indonesia. Semangat juang dan kepahlawanan rakyat Surabaya melawan tentara pendudukan Inggris telah memperbesar dan mengokohkan semangat seluruh bangsa dalam perang melawan tentara pendudukan Belanda yang kemudia dua kali lagi melakukan perang agresi terhadap Republik Indonesia.
Tepatlah bila dikatakan bahwa Surabaya adalah kota pahlawan dalam perang kemerdekaan. Dari perang perlawanan rakyat Surabaya, maka " Hari 10 November dinobatkan menjadi HARI PAHLAWAN. Hari bersejarah yang mengokohkan mental dan semangat bangsa ini.
Sekadar menyegarkan ingatan sekitar HARI PAHLAWAN, ada baiknya kita ikuti yang a.l ditulis Wikipedia, sbb:
* * *
SURABAYA, SURABAYA . . . . Dalam periode Revolusi Kemerdekaan, arék-arék Suroboyo, pemuda-pemudinya, rakyatnya tercatat dengan tinta emas telah memberikan sumbangsih tak ternilaikan: TERJUN DALAM PERANG PERLAWANAN MELAWAN TENTARA INGGRIS, yang hendak menguasai kota Surabaya atas nama Sekutu. Ternyata tentara Sekutu membawa boncengan kaum kolonialis Belanda (NICA) di bawah Letnan Gubernur Dr H.J. Van Mook yang siap-siap mau kembali merajai Indonesia. Semangat juang dan kepahlawanan rakyat Surabaya melawan tentara pendudukan Inggris telah memperbesar dan mengokohkan semangat seluruh bangsa dalam perang melawan tentara pendudukan Belanda yang kemudia dua kali lagi melakukan perang agresi terhadap Republik Indonesia.
Tepatlah bila dikatakan bahwa Surabaya adalah kota pahlawan dalam perang kemerdekaan. Dari perang perlawanan rakyat Surabaya, maka " Hari 10 November dinobatkan menjadi HARI PAHLAWAN. Hari bersejarah yang mengokohkan mental dan semangat bangsa ini.
Sekadar menyegarkan ingatan sekitar HARI PAHLAWAN, ada baiknya kita ikuti yang a.l ditulis Wikipedia, sbb:
Ultimatum tersebut dianggap sebagai penghinaan oleh para pejuang dan rakyat yang telah membentuk banyak badan-badan perjuangan / milisi. Ultimatum tersebut ditolak oleh Indonesia dengan alasan bahwa Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri, dan Tentara Keamanan Rakyat TKR juga telah dibentuk sebagai pasukan negara. Selain itu, banyak organisasi perjuangan bersenjata yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar yang menentang masuknya kembali pemerintahan Belanda yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia.
Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang diawali dengan pengeboman udara ke gedung-gedung pemerintahan Surabaya, dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang.
Inggris kemudian membombardir kota Surabaya dengan meriam dari laut dan darat. Perlawanan pasukan dan milisi Indonesia kemudian berkobar di seluruh kota.
Di luar dugaan pihak Inggris bahwa perlawanan di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo tiga hari, para tokoh masyarakat seperti pelopor muda Bung Tomo yang berpengaruh besar di masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya sehingga perlawanan terus berlanjut di tengah serangan skala besar Inggris.
Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran skala besar ini mencapai waktu sampai tiga minggu, sebelum seluruh kota Surabaya akhirnya jatuh di tangan pihak Inggris.
Setidaknya 6,000 - 16,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600 - 2000 tentara. [3] Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.
* * *
Kembali ke masa kini:
Semangat dan kesadaran berwarga-negara Republik Indonesia, rakyat Surabaya dan Walikotanya TRI RISMAHARINI, ternyata mewarisi semangat juang periode perang kemerdekaan.
Di bawah pimpinan Walikota yang populer disapa BU RISMA , tahun ini Surabaya tercatat sebagai kota terbersih Nasional. Selain itu sebagai kota yang sukses membangun Perpustakaan Terbaik Nasional, Kearsipan Terbaik Nasional. Juga mendapat penghargaan kota Sehat tingkat Nasional. Futuregovt Asia Pasifik untuk 2 kategori, yaitu Data Center dan Data Inclusion. Terwujudlah mimpi Indonesia bisa mengalahkan negara lain yang lebih maju, walaupun baru berupa sebuah kota yang unggul seperti ini.
Puncak kebanggan rakyat Surabaya adalah pada akhir November 2013 lalu, ketika Taman Bungkul di Surabaya meraih penghargaan Taman Terbaik se-Asia oleh PBB. Penghargaan diberikan oleh UN Habitat Regional Office for Asia and the Pasific, Asia Habitat Society, Asia Townscape Design Society, dan Fukuoka Asian Urban Research Center, langsung kepada bu Risma. Tidak kalah dari kota-kota dunia lainnya seperti Singapura, Bangkok, Kuala Lumpur, bahkan Beijing, Tokyo ataupun Seoul,
Menjelang November-Desember 2013, Walikota Bu Risma langsung mengomandoi puluhan ribu warga. Melakukan kerja bakti membersihkan sungai, dan saluran. Walikota yang merakyat ini tidak segan-segan menyingsingkan lengan baju membersihkan sampah, terjun ke sungai membersihkan kotoran disitu.
* * *
Aksi lainnya adalah ketika Bu Risma mengambil alih SPBU yang dibangun di jalur hijau untuk dijadikan taman. Pemilik SPBU ngotot tidak mau. Walaupun berkali-kali telah berlangsung negosiasi, tetap tidak berhasil. Akhirnya tengah malam bu Risma datang ke SPBU, jalanan di tengahnya dilubangi, segera ditanami pohon. Sehingga pemilik SPBU tidak bisa lain menyerah,
Sekarang Surabaya begitu asri dengan taman-taman. Dan taman-taman ini sangat hidup bahkan hingga malam hari, warga pada ‘liburan’ kesini. Karena konsepnya lengkap, baik untuk lingkungan, sosial, budaya warga.
Pada periode mula sebagai Walikota Surabaya, Bu Risma mendatangi kantor Wakil Presiden untuk membicarakan pembangunan pelabuhan Surabaya yang sudah berpuluh-puluh tahun tertunda. Beliau menolak meninggalkan kantor tersebut hingga saat itu juga ada kesepakatan pembangunan. Seminggu kemudian groundbreaking dilaksanakan, dan sekarang pelabuhan Surabaya menjadi pelabuhan sangat sibuk dan peningkatan kapasitasnya mencapai 200 persen.
Bu Risma juga menjalin sister city agreement dengan Antwerp Belgia, salah satu pelabuhan terpenting Eropa, sehingga kargo-kargo tidak perlu singgah di Singapura, tetapi langsung ke Surabaya. Sangat efisien mengurang fee perdagangan antar negara.
Di bawah Bu Risma, Surabaya menikmati pertumbuhan ekonomi mencapai 7, 5 persen!
Ketika memulai sistem e-budgeting dan e-procurement, Bu Risma sempat mendapat ancaman pembunuhan, karena terlalu banyak orang yang kepentingannya terusik. Tetapi Bu Risma jalan terus. Surabaya merupakan wilayah di Indonesia yang pertama kali menerapkan sistem ini, dan sangat efisien dalam transparansi anggaran, pertanggung jawaban dan penggunaannya.
Aksi yang menunjukkan betapa Bu Risma itu memang berupaya untuk dekat dengan rakyatnya adalah selalu blusukan ke warga di gang-gang. Kemudian setiap pagi ikut membersihkan sampah. Bila terjadi kemacetan lalu-linas, Bu Risma tidak segan turun dari mobil ikut mengatur.
Merayakan Hari Buruh 1 Mei
Bu Risma juga turun tangan ketika diadakan perayaan Hari Buruh 1 Mei. Perayaan 1 Mei setiap kali diadakan di stadion atau tempat lain. Semua bebas berorasi. Memang ada juga buruh militan yang menganggap ini semacam ’sogokan’, tetapi banyak juga yang berpikir lebih baik seperti in. Yang penting suara buruh didengar.
Sedangkan yang bersangkutran dengan masalah bonek-sepakbola yang mengamuk dan bikin kerusuhan, ini juga ditangani oleh Bu Risma langsung dengan yang bersangkutan.
Setiap aksi yang dipimpin Bu Risma selalu diselenggarakan dengan bijak dan yang dianggap baik walaupun ditentang pusat dan DPRD Surabaya. Seperti kasus membatalkan tol dalam kota. Juga yang bersangkutan dengan masalah menata kenaikkan pajak billboard reklame. Untuk kasus ini Bu Risma sampai-smpai dilengserkan oleh DPRD, tetapi Bu Risma tidak takut. Akhirnya keputusan (melengserkan itu) dianulir oleh Kementrian Dalam Negri.
Betapa beruntungnya Surabaya, memiliki ‘ibu’ tangguh, seorang ibu yang jagoan, sebagai Walikota pemimpinnya. Yang rela bersama rakyat dalam situasi yang sulit, dan selalu berupaya memberlakukan sistem yang baik ( Sumber: Liputan Kompasiana)
* * *
Para pembaca yang budiman!!
SELAMAT THUN BARU 2014!
* * *