----------------------------
Senin, 04 Februari 2008
IN MEMORIAM - Tilly Go Gien Tjwan
Tadi pagi kira-kira jam 10.00 ketika aku menilpun Go Gien Tjwan untuk urusan sehubungan dengan kegiatan Stichting Wertheim --
TILLY TELAH MEINGGAL DUNIA pagi ini jam 08.00.
Terkejut dan sedih, kurasakan kedukaan yang diderita Bung Go pagi itu. Seperti otomatis saja kunyatakan kepada Go:
INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAJIUUN,
Semoga arwah Tilly diterima disisi Allah SWT.
Ya, kata Go spontan: Innalillahi . . . . . . , mengikuti kata-kata yang kuucapkan.
Mengharapkan Bung Go tabah menghadapi musibah ini. Go terdiam saja. Kemudian katanya:
Terima kasih, terima kasih.
Kukatakan: Bung Go, ini Murti istriku ingin menyampaikan condoleance kami sekeluarga.
Kepada Murti Go menyatakan dengan sedih tentang kepergiaan istrinya Tilly, dua jam yang lalu. Kata Go: Kami hidup sebagai suami istri telah mencapai 63 tahun. Hidup bahagia dan harmonis, kata Go terharu. Ya, kata Murti, kami masih ingat ketika kami mengunjungi Bung di rumah, Bung dengan bangga memperlihatkan foto pekawinan kalian 60 tahun yang lalu. Sambil menunjuk pada foto mereka berdua, ukuran tubuh normal, Murti mengatakan kepada Go: Kalian tampak bahagia sekali. Enampuluh tahun telah berlalu, namun, masih tetap demikian, kata Murti. Jaga baik-baik kesehatan Bung, kata Murti sambil mengharapkan agar Go tabah menghadapi kepergian istrinya tercinta Tilly.
Terakhir aku masih sempat bertemu dan memeluk Tilly di rumahnya, ketika ia sebentar boleh pulang dari rumah perawatan. Ketika itu tampak wajahnya tetap gembira, kupeluk dia dan nyatakan salam hangat dari Murti. Tilly senjum saja. Pengurus Stichting Wertheim, selalu mengadakan rapatnya di rumah Go Gien Tjwan. Jadi, kami dari pengurus Wertheim Stichting sering bertemu dengan Tilly.
Tilly sudah tiada. Kami sekeluarga dan kawan-kawan Go dan Tilly akan selalu mengenangnya sebagai sahabat karib dan teman seperjuangan!
Keluarga Go Gien Tjoan - Tilly adalah kenalan dan sahabat lama kami. Kami mengenal Tilly sebagai seorang istri yang setia, sumeh, gembira dan ramah terhadap kawan. Kukenal keluarga Go Gien Tjwan ketika untuk pertama kalinya aku ke Amsterdam dalam tahun 1952. Tidak lama kemudian karena kegiatan Go Gien Tjwan yang pro Republik Indonesia dan anti-KMB, bersama keluarga Sunito - kemudian Sekretaris DPR - Go Gien Tjwan dan Tilly, dipersona-non-gratakan oleh pemerintah Belanda. Dalam masa-masa sulit ketika mereka diusir dari negeri Belanda dan ketika Go Gien Tjwan dipenjarakan oleh Jendral Suharto (1965-1966) karena kedudukannya sebagai salah seorang pimpinan Baperki dan piminan KB Antara, Tilly senantiasa dengan teguh dan setia mendampingi suaminya Go Gien Tjwan. * * *
No comments:
Post a Comment