IBRAHIM ISA - Berbagi Cerita
-------------------------------
Jum'at, 04 Januari 2008
INTERMEZO - <>
Sekitar INFORMASI Dan DOKUMENTASI
Akhir Desember 2007 y.l. aku memulai kolom (baru) yang kuberi judul 'INTERMEZO'. Maksudnya ialah untuk menyoroti, mengangkat dan mengomentari seperlunya apa saja yang bersangkutan dengan perkembangan situasi di Indonesia. Secara singkat padat, bisa juga lebih panjang. Yang satu dan lain hal, ada hubungannya dengan usaha dan gerak Reformasi, Demokratisasi dan pemberlakuan HAM di Indonesia. Kongkritnya tentang bahan tertulis maupun audio, yang memenuhi layar Internet selama 24 jam sehari. Berasal dari Indonesia maupun mancanegara terutama mengenai Tanah Air, juga mancanegara. Untuk diberikan perhatian secukupnya. Apa saja. Tentu yang dinilai patut menjadi perhatian bersama.
Juga dimaksudkan agar berita dan informasi tsb, dengan baik bisa terdokumentasi, tidak hilang ditelan waktu.
* * *
Semantara kawan dan sahabat peduli Indonesia, asing maupun orang Indonesia, sudah melakukannya selama ini. Seperti a.l. John MacDougall (Amerika), Sunny (Stockholm), Tossi (Aboepriyadi Santoso, Jakarta), Chalik Hamid (Amsterdam), Chan CT(Hongkong), Heri Latief (Amsterdam) dll. Apa yang mereka lakukan itu sangat bermanfaat dan patut dihargai. Apalagi bila diingat, bahwa pendokumentasian berita dan artikel tentang Indonesia, terutama sejak berdirinya Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, lebih-lebih lagi semasa periode rezim Orba, keadaannya masih jauh dari memadai. Sering terjadi, untuk mencari bahan tentang Indonesia guna keperluan riset dan studi, orang harus pergi ke Holland, Amerika atau ke Australia. Mungkin ada juga yang ke Moskow, kareha dikatakan bahwa, disana cukup banyak bahan dan dokumentasi tentang Indonesia di Perpustakaan Moskow, atau pada Arsip Negara yang sudah bisa diakses untuk keperluan penulisan dan studi.
Selain itu, sementara jurnalis atau penulis secara reguler menulis tentang Indonesia dan mancanegara dalam bahasa Indonesia, seperti wartawan kawakan Umar Said (dengan Websitenya yang termasuk paling lengkap dan bagus), Kusni Jean ( Paris, budayawan asal Dayak Indonesia), Kohar Ibrahim (pelukis, penyair - Brussel), K. Prawira (Den Haag), Trikoyo (Jakarta), Yanti Mirdayanti (Bonn, Jerman), Sobron Aidit (almarhum, Paris), Tossi ( Jakarta, sering menulis dalam bahasa Inggris di Jakarta Post), dll. Hematku mereka melakukan yang berguna bagi usaha pencerahan dan usaha emansipasi bangsa Indonesia.
Ketika menyampaikan SELAMAT TAHUN BARU 2008 kepada John MacDouggle (cendekiawan Amerika peduli Indonesia) khusus kunyatakan penghargaanku kepadanya bersangkutan dengan usaha pendokumentasian menyangkut Indonesia, yang dilakukannya sejak bertahun-tahun lamanya. Ia juga membangun situs 'Indonesia-Studies'. Dewasa ini, John MacDouggle mencurahkan perhatian utamanya khusus terhadap Timor Leste. Kegiatan semacam itu, pada pokoknya merupakan usaha mendokumantasi peristiwa-pertistwa yang berlangsung di dan mengenai Indonesia. Amat berguna pada masa kini, apalagi di masa mendatang. Bagi generasi sekarang maupun mendatang. Sudah lama, kita bisa mengklik 'mesin pencari' 'Google.dot.com' atau 'Wikipedia', untuk menemukan artikel, keterangan maupun lain-lain informasi yang diperlukan. Tokh dirasakan informasi dan dokumentasi mengenai Indonesia, masih belum memadai. Di negeri Belanda, kita saksikan kegiatan bermanfaat yang dilakukan oleh INDOC (Indonesië Documentatie) yang dikelola oleh Ny Martha Meyer (mantan ketua Amnesty Internaitonal Belanda), dan oleh Komite Indonesia yang diprakrsai oleh Prof. Dr Wertheim. Mereka telah menyusun suatu dokumentasi tentang perkembangan politik di Indonesia khususnya semasa periode rezim Orba.
Tak boleh dilupakan dan luput dari perhatian kita, banyaknya milis dan atau website, situs, maupun bloggspot yang menghiasi dunia internet. Seperti misalnya, 'Perhimpunan Persaudaraan', 'Nasionalis', 'Temu Eropa', 'Indonesia Media', 'Apakabar', 'Wahana News', 'KabarIndonesia', 'LISI', 'Sastra Pembebasan', 'HKSIS', 'Budaya Tionghoa', 'Bhinneka Tunggal Ika', 'Wanit Muslimah', 'Istiqlal', 'Partai Keadilan', 'Mimbar Politik', 'DPR Indonesia', 'Mondia', 'Gustaf Dupé', 'Lembaga Pembaga Korban 65, Holland', 'Tionghoa-Net', 'Kincir Angin', 'Pasar Buku', dll.
Pernah ditulis di NRC Handelsblad, bahwa paling tidak satu milyar warga dunia tak bisa lagi tanpa internet. Di situ, di INTERNET, mereka bisa melihat jam berapa keretapi berangkat, seberapa banyak penduduk Alaska. Dan bagaimana Saddam Hussein dieksekusi. Mereka bisa mengikuti rute dari unggas yang terbang (ke atau dari Afrika). Mereka menggunakan INTERNET untuk seni rupa. Melakukan kontak dengan e-mail. Melakukan 'chatten'. Dan tentu mereka me-'download' musik (pop) mutakhir (dan film). Mereka melakukan jual-beli di Amazon.com, serta memperoleh CD-CD baru. Pokoknya segala sesuatu yang menyangkut kehidupan manusia di planit ini. Tercatat sudah adanya paling tidak 50 juta weblog. Disitu mereka menulis tentang segala sesuatu, termasuk dirinya sendiri. Bahkan mempertunjukkan video yang dapat dilihat oleh siapa saja.
Dunia Informasi dan Komunikasi sejak ditemukannya computer dan internet sudah mengglobal. Maka jangan sekali-kali meremehkan penulisn dan informasi di INTERNET. Seluruh dunia, bila mau, bisa membacanya. Di sinilah arti pentingnya bagi siapa saja yang berusaha hendak memberikan sumbangan betapa kecilnyapun bagi kegiatan pencerahan fikiran bangsa kita, bagi usaha besar emansipasi nasion Indonesia, ----- dengan pandai, efektif dan bijaksana memanfaatkan hasil ilmu dan teknologi baru ini: COMPUTER DAN INTERNET. *
* * *
Fenomena Jimmy Wales, -- Sang Pendobrak!Patut dicatat di sini, adalah berdirinya sebuah lembaga di Amerika, yang bernama 'The Wikipedia Fondation'. Mengapa aku katakan punya arti penting sekali dalam dunia informasi. Tertuama adalah prinsip, motif dan kegiatan yang diprakarsai dan dilaksanakannya. Lembaga informasi ini didirikan oleh seorang cendekiawan filantrop. Seorang pencinta ilmu dan pengetahuan, yang punya kepedulian besar terhadap kemajuan umat manusia. Namanya JIMMY WALES.
Siapa Jimmy Wales?
Dalam edisi 'Time Magazine', 17 September 2007, Wales menulis: 'My passion is captured in the vision statement that guides my work. "Imagine a world in which every single person on the planet has free access to the sum of all human knowledge". Apa kongkritnya yang dikejakan oleh Jimmy Wales. Bayangkan ia berprakarsa membangun suatu dunia di mana setiap orang di planit ini punya akses bebas-gratis ke total jendral pengetahuan umat manusia. Betul-betul suatu prakarsa pendobrak yang menakjubkan!
Aku sering mendongkol sekaligus sedih dan marah, bahwa akibat dari ideologi individualisme dan kebiasaan segala sesuatu dikomerisikan, maka, tidak sedikit buku yang memperingatkan (menakut-nakuti) pembacanya, atau penerbit lain, bahwa segala sesutu yang tertulis dibuku itu, dilarang dikopi dan digunakan dalam bentuk apapun, tanpa seizin penulis atau penerbitnya. Lihat tu! Bukankah itu sertus persen bertolak belakang dengan prakarsa Jimmy Wales, yang mendobrak 'hak penerbit' atau 'hak penulis' (copyright), yang hakikatnya membatasi penyebar-luasan informasi dan ilmu ----- ke khalayak ramai.?
Adalah dalam tahun 2001, jadi baru enam tahun yl, Jimmy Wales (bersama sekelompok sekarelaan) mendirikan WIKIPEDIA. Suatu lembaga yang merupakan suatu 'community-edited online encyclopedia. 'Situs ini sekarang berbangga telah memiliki lebih dari 4 juta artikel dalam lebih dari 125 bahasa di dunia ini. WIKIA dalam 65 bahasa. Kata Wales, proyek-proyek ini -- untuk membangun sebuah ency dan selebihnya perpustakaan tsb -- menunjukkan pada kita, jalan menuju pada pengetahuan di seluruh dunia. Pendekatan sumber terbuka memberikan kepada siapa saja di dunia ini, yang dapat menemukan jalan untuk berhubungan dengan Internet, untuk bergabung dengan impian besar kami membangun suatu dunia pengetahuan yang gratis dan bebas. Orang harus diberi hak untuk mengkopi, menyempurnakan dan menyiarkan kembali - baik komersial maupun non-komersial -- yaitu pengetahuan yang harus kita miliki bersama.
Lembaga yang didirikan Jimmy Wales itu, adalah sebuah organisasi 'charitable' yang didedikasikan pada usaha untuk mendorong maju perkembangan dan distribusi , 'mesin pencari' (search engine) multi bahasa yang g r a t i s .
Kata Jimmy Wales, menjelaskan tujuan dan usaha lembaganya itu: Yang kami maksudkan dengan jumlah keseluruhan (sum of total general) dari pengetahuan manusia, adalah segala sesuatu yang dapat dikumpulkan oleh masyarakat dan dimanfaatkan bersama, apakah itu encyclopaedia, sebuah kamus, atau suatu penyuluh kehidupan di dalam segala bentuk manifestasinya yang beraneka ragam.
Kita hidup dalam dalam suatu era yang unik, kata Wales. Orang bicara mengenai segala sesuatu (peer to peer). Tapi, adalah keyakinan saya bahwa hanya sedikit yang benar-benar telah mencengkam, apa yang dimaksudkan, dan kita ini akan kemana. Kita harus belajar bahwa 'peer-to-peer works' tsb berjalan melalui saling menghargai mengenai masing-masing 'peers'.
Bagaimana kita melakukannya itu? Satu-satunya jalan ialah mengakui nilai dari masing-masing kehidupan individuil manusia.. Menghargai hak setiap individu untuk mencipta, tumbuh dan membangun sesuatu yang baru dan exciting. Kita harus memiliki suatu lingkungan sosial global yang mendorong maju dan mendukung yang paling baik diantara kita untuk tampil ke depan dan memberikan sumbangan terhadap tujuan besar ilmu-pengetahuan.
'Peer to peer learning' (dalam bahasa Indonesia kira-kira belajar melalui saling memperhatikan melihat) adalah kunci. Bila seorang anak di Zimbabwe secara langsung dapat memiliki cerita harapan dan derita dengan seorang anak di Albania, maka, kita untuk pertama kalinya -- membuat menjadi kenyataan -- pandangan bahwa kita semua ini berada di suatu planit yang kecil. Oleh karena itu, sebaiknya kita menjadikanny sesuatu yang paling baik untuk kita semua.
Mari ikuti sedikit lagi apa yang dinyatakan oleh Jimmy Wales: Baik saya uraikan lebih lanjut apa yang saya nyatakan. Dengan mengatakan 'setiap orang-perorang di atas planit ini; saya telah mengajukan suatu tantangan untuk berfikir lebih jauh lagi dri Internet. Hanya 1 milyar dari kita ini, memiliki akses pada saat ini, tetapi disebabkan oleh perkembangan teknologi yang cepat sekali; milyar berikutnya dan kemudian milyar berikutnya lagi akan bergabung dengan ONLINE - bicara dengan kita semua dan bergabung dengan konversasi global -- jauh sebelum kita ada waktu untuk berfikir tentang bagaimana implikasinya dari perkembangan itu.
Sementara INTERMEZO (2) diakhiri di sini. Sampai kali berikutnya.
* * *