IBRAHIM ISA Berbagi Cerita
Selasa, 11 November 2008
---------------------------------------
Makna terpilihnya Barack OBAMA (2-habis)
A CHANGE, YES IT CAN!
PANTA REI ! Maknanya, dalam bahasa Indonesia, sama dengan, . . . semua m e n g a l i r , atau segala sesuatu itu B E R U B A H !
Maka, bila Barack Obama mengumandangkan semboyan politik dalam pilpres AS baru-baru ini. . . CHANGE, Yes we can! . . . . Itu sepenuhnya sesuai dengan logika hukum perkembangan hal ihwal di alam semesta kita ini. Termasuk di Amerika Serikat!
Benar sekali. Sering di luar kemauannnya, orang diingatkan pada kebenaran keras ini. Orang dipaksa berhadapan dengan kenyataan bahwa p e r u b a h a n itu, cepat atau lambat, pasti akan terjadi . Terkadang orang terkejut,. . . tetapi tak bisa lain, lalu menerimanya dengan setengah keterpaksaan.
* * *
Kenyataan lain ialah, bahwa sementara p e r u b a h a n yang datang itu, seperti halnya terpilihnya seorang berkulit Hitam dari Partai Demokrat, menjadi Presiden AS, nyatanya disambut cukup banyak orang. Dengan perasaan gembira dan harapan besar, bahwa PERUBAHAN itu akan membawa perbaikan. Bahwa perubahan dan perbaikan itu benar-benar akan menjadi kenyataan.
Empat November 2008 yang lalu mayoritas dari jutaan rakyat biasa yang punya hak pilih di Amerika, telah memberikan kepercayaan mereka kepada Barack Obama. Kaum pemilih Amerika itu, merupakan faktor penting menentukan terhadap adanya PERUBAHAN tsb. Perubahan dari kekuasaan presiden Bush dari Partai Republik yang telah menjalankan politik dalam dan luar negeri imperialistik yang sangat tidak populer di dalam maupun di luar Amerika Serikat, ke suatu kekuasaan baru. Suatu kekuasaan yang diharapkan dan dipercaya akan membawa perubahan yang berarti, membawa perbaikan terhadap peri kehidupan orang-orang yang selama ini hidup susah atau dalam keadaan kekurangan di Amerika.
Bisa difahami banyak komentar menamakan perubahan yang terjadi itu, adalah suatu perubahan monumental. Tak pernah terbayangkan oleh rakyat Hitam AS dan para pejuang anti-diskriminasi di AS, bahwa akan segera menjadi kenyataan, 'White House' didiami oleh presiden dan keluarganya yang berkulit Hitam. Dengan latar belakang sejarah perbudakan dan diskriminasi rasial, merajalelanya Ku Klux Klan yang kejam dan biadab terhadap orang Hitam yang berlangsung sampai dengan paruh kedua abad keduapuluh, memang benarlah terpilihnya seorang puresiden berkulit Hitam, bukan suatu perkembangan demokrasi yang sederhana. Bisa dimengerti mengapa dikatakan peristiwa itu adalah suatu momen historis.
Harapan yang dilimpahkan pada Barack Obama itu tidak kebetulan. Faktor penting, ialah, rakyat AS, sudah jemu dan sudah emoh dengan politik Presiden Bush. Tampillah Barack Obama dengan semboyan 'CHANGE', dengan memastikan: 'Yes we Can'. Ketika ia memulai kampanye untuk menjadi calon Partai Demokrat dan kemudian ketika mengalahkan lawannya, John McCain dari Partai Republik . Barack menjanjikann akan menarik mundur tentara AS dari Irak. Di lain fihak, ia berrencana mengadakan kontak dan dialog dengan Cuba, Iran dan Korea Utara. Yaitu negara-negara yang oleh Presiden Bush telah dicap sebagai rezim-rezim teroris. Barack juga menjanjikan perubahan serta perbaikan di bidang pendidikan, kesehatan dan perumahan bagi rakyat biasa Amerika.
Apakah suatu ilusi, suatu impian belaka, di siang hari bolong, bila, dengan terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden Ke-44 Amerika Serikat, -- orang mengharapkan akan adanya perubahan dalam politik dalam dan luarnegeri AS yang selama ini dikenal sebagai negara adikuasa yang selalu memaksakan dan memperdalam dominasinya terhadap negeri-negeri lain dan pelbagai lembaga internasional? Seperti halnya pengalaman orang Amerika dan dunia dengan politik Presiden Bush?
Apakah suatu ilusi dan impian belaka, jika Indonesia, berharap hubungan Indonesia – Amerika akan menjadi lebih baik? Yang didasarkan atas sama derajat dan saling menguntungkan? Apakah dengan terpilihnya Barack Obama sebagi presiden AS, Indonesia akan memperoleh peluang lebih baik, untuk memafaatkan potensi ekonomi dan teknologi serta untuk kemajuan Indonesia? Menegakkan keberdikarian di bidang ekonomi dan kebebasan di bidang politik (luarnegeri)?
Presiden SBY dalam ucapan selamatnya berkenaan dengan terpilihnya Barack Obama, a.l menyatakan sbb:
Di bawah kepemimpinan Obama, berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan AS dapat ditingkatkan secara lebih konstruktif sehingga membawa keadilan dan keuntungan bagi semua pihak. Dengan terpilihnya Obama yang pernah melewatkan empat tahun masa kecilnya di Jakarta, hubungan Indonesia dan AS dapat memasuki babak baru.
“Saya memiliki keyakinan kita bisa meningkatkan kerjasama konstruktif dan adil, mengingat Indonesia dan AS sama-sama negara demokrasi yang besar,” ujarnya.
Kata SBY, beberapa bulan lalu Barack Obama mengiriminya buku yang ditulisnya sendiri, yang menyatakan keinginannya untuk meningkatkan kerjasama AS dengan Indonesia. Di bawah kepemimpinan Barack Obama, Presiden Yudhoyono berharap AS dapat berdiri di depan dan meningkatkan peranannya untuk membangun perdamaian dan keamanan dunia., dapat mengambil langkah nyata menangani krisis keuangan global yang bermula di AS serta berperan untuk membangun tata perekonomian dunia yang lebih adil. Agar AS dapat berperan dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global.
Yang dinyatakan SBY sebagai Presiden RI jarang diucapkan oleh seorang Presiden RI kepada President-Elect AS. Dengan sendirinya pernyataan tsb keluar dari pemikiran dan analisis situasi kongkrit AS, Indonesia dan dunia dewasa ini. Diharapkan Indonesia akan mampu memanfaatkan situasi baru dan rumit di AS, demi kepentingan bangsa dan negeri kita.
* * *
Namun, tidak jarang orang enggan menerima kenyataan bahwa segala sesuatu itu, pada waktunya akan BERUBAH. Segala sesuatu itu selalu ada dalam proses perubahan! Suatu perubahan dan perbaikan sebagai hasil dari hasil usaha susah [payah serta perjuangan yang dilakukan yang bersangkutan.
Hampir tiga tahun yang lalu (03 Feberuari 2006), logika itu pula yang mendorong aku menulis sebuah artikel yang antara lain mencoba menuturkan hal yang sama. Bahwa 'PANTA REI' itu, terjadi DIMANA-MANA.Ungkapan "PANTA REI" umum digunakan untuk menyatakan perubahan yang tak henti-hentinya berlangsung dalam peri kehidupan manusia.
Apakah itu kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya, atau bidang lainnya. Sering juga dikatakan bahwa kehidupan itu sendiri adalah suatu proses "PANTA REI" yang tak kunjung henti.
* * *
Salah seorang akhli filsafat Junani kuno, H e r a c l i t u s, menuturkan bahwa PANTA REI artinya SEMUA MENGALIR. Segala sesuatu mengalir, segala sesuatu BERUBAH. Tidak ada yang tetap, tidak ada yang abadi. Yang abadi itu adalah p e r u b a h a n itu sendiri. Heraclitus mengatakan bahwa kita tidak mungkin turun kesungai yang sama, karena air yang mengalir di sungai itu bergerak terus. Yang lewat seketika berlalu, dan mengalir air yang baru, lain dari yang terdahulu.
Dalam sorotan inilah hendak dikemukakan pemahaman mengenai makna terpilihnya Barack Obama menjadi Presiden ke-44 dari Amerika Serikat. Ketika menulis artikel ini aku teringat peranan AS semasa Presiden Jimmy Carter. Ketika itu dunia internasional dengan tajam mengecam situasi Indonesia di bawah Orba yang memenjarakan dan membuang ribuan tahanan politik warganegara Indonesia yang tak melakukan kesalahan apapaun, kecuali bahwa mereka itu orang PKI, dituduh PKI, Kiri dan pendukung Presiden Sukarno. Siapa tidak tau bahwa berhasilnya Jendral Suharto merebut kekuasan negara dan menegakkan Orba, adalah demi dukungan politik dan bantuan materiil AS.
* * *
Suatu ketika, menjelang akhir tahun 1970-an, seakan-akan tiba-tiba, Orba melepaskan sebagian besar tahanan politik dan tahanan pulau Buru. Sekarang terungkap bahwa pelepasan para tapol itu bukan disebabkan kemurahan hati atau diberlakukannya HAM oleh Orba. Adalah tekanan berat dunia internasional khususnya AS, yang memaksa Presiden Suharto melepaskan sebagian besar tapol. Siapa menduga bahwa Jimmy Carter secara khusus mengutus wakil presiden AS untuk mendesak Suharto melepaskan tahanan politik. Karena tidak digubris oleh Suharto, Jimmy Carter sekali lagi mkengirimkan utusan pribadinya lagi-lagi untuk memberikan tekanan kepada Presiden Suharto agar kali ini benar-benar harus melepaskan tahanan politik yang sudah demikian lama dipenjarakan tanpa proses pengadilan apaun. Jika tidak maka bantuan AS selanjutnya tidak bisa diteruskan.
Sekarang semua orang juga sudah tau, bahwa sebelum menemui Presiden Suharto, utusan pribadi Jimmy Carter itu secara khusus minta kepada Joesoef Isak, pemimpin Penerbit Hasta Mitra, yang sudah keluar dari penjara ketika itu, untuk datang ke Kedutaan AS di Jakarta, untuk dimintai keterangannya sekitar perlakuan Orba terhadap para tapol. Tampaknya memang aneh, bukankah AS tau siapa Joesof Isak, eks tapol yang anti-imperialsme AS itu?
Tak lama kemudian sebagian besar para tapol dilepaskan dari penjara, dan tempat pembuangan tapol Pulau Buru di tutup.
* * *
Masih dalam suasana ledakan optimisme yang mengagumkan, dengan kesimpulan agar Amerika dan dunia bekerjasama dengan lebih baik, seperti digambarkan oleh Kolumnis John Vinocur dari 'International Herald Tribune', 11/11.08, orang dikejutkan oleh ucapan selamat serta harapan yang dikirimkan oleh Presiden Ahamdinejad dari Republik Islam Iran, kepada Presiden-Elect Barack Obama. Penulis Iran dalam eksil, Kader Abdolah, ketika berreaksi terhadap kemenangan Barack Obama,menulis: Tentu dengan Barack Obama, bukan berarti bahwa perkembangan dunia tiba-tiba akan mengambil arah yang lain samasekali. Tetapi perkataan OBAMA, dewasa ini mengandung arti adanya harapan, sekali lagi harapan. G Bush tidak bisa lagi menjajakan kebohongan sebagai kebenaran. Politiknya sudah berakhir. Rakyat Irak adalah pemenang kedua dari pemilihan AS. Amerika akan meninggalkan Irak dan periode Sadam telah berakhir dengan definitif.
Lanjut penulis Iran Kader Abdolah: Pemimpin Islam Iran Khameini berkata mengenai Obama: 'Warna itu tidak menentukan. Tetapi kami ada harapan munculnya suara baru. Orang-orang Iran gembira dengan terpilihnya Obama'. Ayatolah-ayatolah, tulis Kader, telah melakukan kesalahan, tetapi untuk kepentingannya sendiri G Bush dengan sengaja telah memberikan cap terhadap Iran sebagai negeri 'The Axis of Evil'. Dan oleh karena itu Bush telah menimbulkan kerusakan pada rakyat Iran. Itulah sebabnya mengapa 1 milyar kaum Muslim sangat gembira dengan terpilihnya Obama sebagai presiden. Demikian Kader Abdolah.
Seperti diketahui dalam pidato resmi ketika menjadi presiden AS, G Bush menyatakan (29 Jan 2002), bahwa Iran, Irak dan Korea Utara adalah negeri-negeri 'axis of evil'. Karena, katanya, negeri-negeri tsb membantu terorisme dan berusaha untuk memiliki senjata pemusnah masal. Kemudian juga dimasukkan dalam daftar tsb Cuba, Lybia dan Syria.Yang kesemuanya itu dilakukan Bush semata-mata untuk membenarkan apa yang dimaklumkannya sebagai 'perang terhadap terorisme'.
* * *
Politik, kata salah seorang anggota Majlis (Naional) Iran, ditentukan oleh sistim bukan oleh perorangan. Namun, ia bisa memahami dan juga setuju dengan surat yang dikirimkan Presiden Ahmadinejad kepada Barack Obama.
Menaruh harapan kepada Barack akan adanya politik luarnegeri yang lebih baik, terbanding politik G Bush, adalah salah satu cara untuk mendorong maju perkembangan demokrasi dan politik yang menguntungkan rakyat AS. Di Amerika Serikat nyatanya terdapat tidak sedikit orang-orang yang berfikiran maju yang juga terdorong secara positif dengan terpilihnya Barack Obama. Dengan terpilihnya Barack Obama, timbul kembali kepercayaan bahwa melalui usaha dan perjuangan, cepat atau lambat akan ada PERUBAHAN dan KEMAJUAN.
Dengan demikian harapan seperti yang dinyatakan banyak fihak dan kalangan itu bukanlah suatu ilusi belaka!
* * *
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment