IBRAHIM ISA
Kemis, 18 Maret 2008
IN MEMORIAM PROF. DR. BOB HERING
Ketika mendengar dari seorang sahabat dekat melalui tilpun, bahwa Prof Dr Bob Hering telah meninggal pada tanggal 18 Maret dinihari , aku betul-betul terkejut tak terhingga. Sejenak seperti tak tau apa yang difikirkan. Terbayang sosok badannya, wajah Bob Hering yang selalu senyum ramah dan optimis. Terbayang Ibu Netty Hering yang sedang dirundung kesedihan, ditinggalkan suami tercinta.
Sungguh tak terduga samasekali. Fikiranku kemudian terrundung kesedihan teramat sangat serta rasa berat sekali kehilangan seorang sahabat akrab. Sahabat pribadi dan sahabat Indonesia sejati.
Tak lama kemudian aku tilpun Ibu Netty Hering: 'Ibu Netty', kataku, saya ingin dari lubuk hatiku meyampaikan rasa sedih dan belasungkawa yang teramat sangat kepada Ibu Netty berhubung dengan meninggalnya Pak Bob! Sejenak terdengar isak sedu-sedan Ibu Netty. Makin hatiku rasa teriris-iris.
'Pak Isa', kata Ibu Netty, 'Bapak meninggal dalam usia 83 tahun. Akhir tahun lalu Pak Bob bilang kepada saya untuk cari Pak Isa. Ia ingin bicara. Sayang, ketika itu Pak Isa ada di Indonesia. Taukah Pak Isa mengapa Pak Bob ingin bicara?', tanya Ibu Netty. 'Ya, tentu sebagai sahabat dekat yang sudah lama tak ketemu', kataku.
'Ya, tetapi juga karena Pak Isa adalah dari 'Stichting Wertheim', kata Ibu Netty. Tak lama kemudian penyakit yang beliau derita rupanya semakin serius. Akhirnya, sungguh sayang dan rasa menyesal sekali, keinginan Pak Bob untuk cakap-cakap dengan aku tak terjadi. Akupun sudah lama ingin berkunjung kerumah beliau di Stein dan bertukar-fikiran mengenai banyak hal menyangkut Indonesia.
Rupanya aku hanya bisa 'jumpa' lagi dengam Bob Hering, pada hari Senin, 23 Maret 2009, jam 14.00 pada hari kremasi beliau nanti.
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun! Semoga Ibu Netty Hering dan keluarga beliau tabah menghadapi musibah ini.
* * *
Bob Hering adalah sahabat karib dan sejati yang tak akan terlupakan seumur hidup. Pertama kali aku jumpa langsung dengan Prof Dr Bob Hering adalah pada hari peluncuran karyanya historiobiografi brilyan, 'SOEKARNO FOUNDING FATHER OF INDONESIA 1901-1945 '. Sebagai orang Belanda yang dari lubuk hatinya adalah pencinta Indonesia, negeri dan rakyatnya Bob Hering punya s a t u idam-idaman yang teramat sangat, yang perealisasiannya tidak sederhana, yaitu ---- agar peluncuran bukunya itu dilakukan di WILAYAH REPUBLIK INDONESIA. Tak ada tempat lain di negeri Belanda untuk itu, salain di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Den Haag.
Yaitu: -- Di Aula NUSANTARA, KBRI Den Haag.
Tak terkirakan betapa gembiranya Bob Hering, ketika Dubes Indonesia Untuk Nederland ketika itu, Abdul Irsan, mendukung keinginan Bob Hering itu. Demikianlah terjadi suatu peristiwa bersejarah: – – Diluncurkannya buku Bob Hering 'SOEKARNO FOUNDING FATHER OF INDONESIA 1901 – 1945', di KBRI Den Haag, Nederland. Bertepatan pula dengan hari bersejarah, yaitu Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2002.
Bagi Bob Hering tak ada hari yang lebih menggembirakan baginya ketika peluncuran bukunya itu berlangsung di wilayah Republik Indonesia, di KBRI Den Haag, Nederland.
Ketika memperkenalkan buku Prof Dr Bob Hering tsb, penerbitnya 'Koningklijke Instituut voor Taal Land en Volkenkunde (KITLV) Nederland, menulis sbb: Bob Hering adalah seorang (mantan) Pofesor Studi Asia Tenggara di James Cook University of North Queensland, Austrlia --- yang kini tinggal di Stein, Belanda. Biografi yang ditulisnya tentang Soekarno, ditulis dengan menggali banyak sumber yang hingga dewasa ini tidak diketahui, adalah h a s i l dari studi-seumur hidup yang dilakukannya mengenai Soekarno.
* * *
Adalah untuk pertama kalinya seorang asing, dalam hal ini seorang Belanda, yang menjadikan masalah Bung Karno, sebagai tema pokok studi seumur hidup dan penulisannya. Dalam pembicaraan yang berkali kulakukan dengan Bob Hering, terkesan sekali betapa beliau terpesona, mengagumi dan mencintai tokoh Bung Karno.
Aku balik sangat kagum dan hormat sekali pada Bob Hering. Melalui studi yang cermat ia tiba pada kesimpulan yang begitu tegas dan mantap mengenai Bung Karno. Lebih-lebih kita yang kagum karena kesimpulan itu muncul dari seorang Bob Hering yang tadinya adalah seorang letnan KNIL yang ketika itu dapat tugas sebagai personil Belanda dalam Misi Militer Belanda (MMB) di Indonesia, dalam rangka pelaksanaan Perjanjian Konferensi Meja Bunda (KMB).
Demikianlah, setelah melakukan penelitian dan studi yang menyeluruh dan mendalam, selama bertahun-tahun, Bob Hering akhirnya tiba pada kesimpulan dan pandangan yang baru samasekali terhadap Indonesia dan perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya terhadap Bung Karno.
JOESOEF ISAK , pemenang pelbagai Award internasional termasuk Wertheim Award 2005, untuk usaha, kegiatan serta perjuangannya demi hak kebebasan menyatakan pendapat, menulis dalam sambutan terbitnya buku Bob Hering itu, antara lain.:
'Walaupun tidak hadir, saya sungguh gembira menyambut hari ini, hari peluncuran buku Biografi Bung Karno oleh sahabat baik saya, Bob Hering, hari yang sudah saya tunggu-tunggu sejak lima tahun yang lalu.
'Selamat sehangat-hangatnya kepada Penulis! Dan juga penghargaan saya sampaikan kepada KITLV Leiden sebagai penerbit yang memungkinkan inteligensia dunia mengenal Bung Karno dari satu sudut-pandang berbeda dari biografi-biografi sebelumnya yang pernah ditulis mengenai Soekarno.
'Saya melihat dua aspek istimewa dalam peluncuran buku biografi Soekarno ini; pertama karena untuk pertama kali Soekarno disorot dengan satu sudut-pandang yang saya anggap sudah bersih sama sekali dari berbagai "reïficaties", kedua - meskipun ditulis dalam bahasa Inggris - buku ini ditulis oleh seorang Belanda dan diluncurkan pertama kali di negeri Belanda.
'Saya garis-bawahi -- oleh orang Belanda dan terbit di negeri Belanda, karena saya mengharapkan buku baru Bob Hering sekarang ini akan merangsang publik Belanda untuk menilai kembali Soekarno secara lebih wajar dan proporsional. Sebenarnya sejarah telah membuat Indonesia-Belanda memiliki hubungan kultural yang khusus, tetapi semua itu lenyap atau rusak karena sikap keliru pemerintah Belanda mau pun pers Belanda secara umum terhadap Soekarno.
Demikian antara lain penilain tinggi Joesoef Isak, Pemimpin Penerbit Buku Bermutu HASTA MITRA, Jakarta.
* * *
Kedua kalinya aku bertemu langsung dengan Prof. Dr Bob Hering, yaitu ketika bersama-sama dengan istri beliau, Ibu Netty Hering, hadir dalam kesempatan HARI PERINGATAN SEABAD BUNG KARNO, yang diadakan di Amsterdam. Meskipun beliau harus menggunakan korsi-beroda untuk bergerak kesana-kamri, namun bersama istri beliau yang mendampingi dan merawatnya dengan penuh kasih sayang, beliau memerlukan jauh-jauh datang dari Stein untuk hadir dalam Hari Peringatan 100th Bung Karno.
Mengikuti acara pada hari itu, mendengarkan pidato-pidato, sajak-sajak dan esai-esai yang dibacakan, serta kemudian nyanyi dan tari Indonesia yang dipertunjukkan pada kesempatan itu, aku lihat betapa BOB HERING MENCUCURKAN AIR MATANYA KARENA BEGITU TERHARUNYA BELIAU. Suatu pencerminan betapa cintanya dan rindunya Bob Hering dengan Indonesia dan rakyatnya.
* * *
Kini Bob Hering sudah tiada.
Tetapi nama Bob Hering akan tetap harum, akan tetap diingat sepanjang massa, tidak saja oleh sahabat dan kenalan beliau, tetapi juga oleh banyak orang Indonesia, oleh rakyat Indonesia yang menghargai dan menghormati Bob Hering sebagai seorang sejarawan Indonesianis yang tulus dan obyektif.
Generasi muda Indonesia, lebih-lebih akan merasa bahagia dan beruntung sekali diwarisi Bob Hering dengan sebuah karya yang begitu tinggi mutu dan nilainya sperti SOEKARNO FOUNDING FATHER OF INDONESIA 1901 – 1945 dalam khazanah literatur sejarah Indonesia.
Tak terkira rasa terima kasih kita atas usaha seumur hidup Prof Dr Bob Hering, suatu pencerminan dan realisasi nyata kepedulian dan rasa cinta beliau terhadap negeri dan bangsa kita.
* * *
No comments:
Post a Comment