Kolom
IBRAHIM
ISA
Selasa, 08 Juli 2014------------------------------
09 JULI 2014 -- SAAT
YG MENENTUKAN HARI DEPAN
"PERUBAHAN” Atau “STATUS QUO”?
*
* *
Besok, -- 09 Juli 2014, adalah
SAAT MENENTUKAN bagi Haridepan Indonesia. Ataukah akan melangkah
ke periode PERUBAHAN? Ataukah akan 'jalan di tempat',
mempertahankan 'statusquo'. Bahkan mundur jauh ke belakang,
Memilih Prabowo Subianto
sebagai presiden RI yad, bukan saja berarti 'jalan di tempat'.
Itu berarti mundur jauh ke belakang. Karena, meskipun orasi dan
janji-janjinya yang muluk-muluk, Prabowo mewakili politik dan
budaya rezim Orde Baru.
Selama perdebatan yang
berlangsung antara kedua capres, Prabowo Subianto (1) dan Jokowi
(2), dan publikasi serta uraian di media yang menyoroti pribadi,
penampilan, karakter, visi dan misi tokoh dua capres tsb,
masyarakat pemilih memperoleh informasi yang lumayan tranparan
dan bervariasi.
Masa lalu para capres dan
cawapres disoroti sehingga menjadi transparan bagi masyarakat.
Dengan demikian besok tanggal
09 Juli, (sering dikatakan sebagai “D-Day”, atau bahkan sebagai
“Hari Pesta Demokrasi”), sebagian besar pemilih sudah bisa
menentukan pilihannya:
* * *
'JALAN DI TEMPAT', “STATUS
QUO”. Apakah akan meneruskan keadaan Reformasi dan
Demokratisasi yang macet sejak tergulingnya rezim Orde Baru.
Yakni meneruskan kebijakan dan kultur rezim Orde Baru dengan
jubah baru.
Perhatikan pilihan SBY
mendukung Prabowo untuk Presiden RI mendatang. Jelas, bagi SBY,
yang bisa meneruskan 'kebijakan”SBY”, adalah Prabowo Subianto.
SBY tidak salah dalam pilihannya itu. Perhatikan pilihan Prabowo
berkoalisi dengan Golkar -- Ketua Umum Aburizal Bakri, yang
terlibat kasus 'Lumpur Lapindo”, yang menyengsarakan puluhan
ribu rakyat Sidoardjo. Perhatikan penolakan Aburizal Bakrie
untuk bertanggung jawab atas bencana lumpur LAPINDO.
Perhatikan Islam garis keras
yang mendukug Prabowo.
* * *
Baru-baru ini tiga aktivis yang
melacak kegiatan operasi MAFIA
MIGAS, mengajukan lengkap dengan
data-data, kepada KPK -Komisi Pemberantasan Korupsi (untuk
mulai bertindak), hasil riset, penelitian dan studi mereka
tentang kolusi dan korupsi MAFIA MIGAS. Para aktivis tsb (Iwan
Andi Piliang, F.Hutahafan dan Kurturi. mengarahkan tudingan
mereka pada Hatta Rajasa, partner Prabowo dalam pelpres 2014.
Sebagai menteri ekonomi, Hatta Rajasa memainkan peranan
menentukan. Sehingga memungkinkan beroperasinya secara leluasa
Mafia Migas. (Lihat http://www.youtube.com/watch?v=24DiT2wnLO4&sns=em).
Kebijakan
Hatta
Rajasa sebagai Menteri Ekonomi, jelas meneruskan kebijakan
perminyakan dan gas Indonesia peninggalan politik ekonomi rezim
Orde Baru. Sehingga Indonesia menjadi negeri yang TERSANDARA
OLEH IMPOR BBM. Dengan kebijakannya, yang di satu fihak menolak
pembangunan kilang-kilang minyak baru, di lain fihak menjalankan
suatu politik investasi dan pencarian sumber miyak baru, yang
menyebabkan anjloknya produksi minyak.
*
* *
Ataukah
besok
09 Juli, Indonesia dengan mantap dan pasti memilih PERUBAHAN dan
PEMBARUAN bagi Indonesia, dengan Joko Widodo sebagai Presiden RI
mendatang.
*
* *
Ada
dua
hal yang dicanangkan menjelang pemilihan presiden 09 Juli 2014,
Satu
canang
yang disampaikan oleh Abdillah Toha. Abdillah Toha minta
perhatian pemilih dan masyarakat, khususnya para pemantau,
mengenai kemungkinan curang dalam pilpres yang perlu diawasi.
Toha menyebut
10 kemungkinan curang. Antara
lain, politik uang; intimidasi dan pemaksaan oleh aparat
keamanan; menghilangkan hak pilih; pemalsuan penghitungan suara;
pelanggaran kampanye di masa tenang; mengajukan pemilih ganda
atau fiktif; kertas suara yang kelebihan ata rusak; peti surat
suara yang tidak disegel; tinta luntur.
Toha Abdillah menutup canangnya
dengan menekankan perlunya memperhatikan Sistem
IT di KPU Pusat. Awasi agar tidak terulang kekisruhan yang
pernah terjadi dalam Pilpres tahun 2009 yang lalu dan
pastikan agar sistem IT KPU aman dari gangguan peretas atau
penyelundup lain.
Canang Toha Abdillah sungguh
serius dan perlu sekali diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Lihat: http://m.kompasiana.com/post/read/666990/2/10-kemungkinan-curang-dalam-pilpres-yang-perlu-diwaspadai.html
* * *
Yang tidak kalah penting perlu diperhatikan
dan diawasi ialah campur tangan, kongkritnya keberpihakan
aparat keamanan dalam pilpres 2014. Formilnya, resminya,
panglima Polri dan TNI, menyatakan bahwa aparat keamanan
tidak akan campur tangan dan bersikap netral.
Tapi dalam praktek hal ini bisa lain.
Seorang wartawan AS yang pernah dekat sekali dengan Prabowo,
mengungkapkan berita serius mengenai rencana Koppasus./BIN
untuk memastikan terpilihnya Prabowo / Hatta Rajasa sebagai
presiden dan wakil presiden RI.
* * *
Tiga hari yang
lalu, wartawan Allan Nairn, menulis sebuah “breaking
news”, sbb: Pasukan Istimewa Indonesia, Intel, terlibat
dalam operasi rahasia, untuk mempengaruhi pemilihan.July 5, 2014 –
Menurut catatan terdokumentasi
mengenai rapat-rapat yang berlangsung di markas-besar
Koppasus, operasi tsb ditujukan untuk menjamin, dalam
penghitungan suara 09 Juli akan dimenangkan oleh Jendral
Prabowo Subianto, mantan panglima |Koppasus, yang dalam
waktu panjang merupakan 'anak mas' Pentagon dan Intel AS.<According to
documented accounts of recent meetings at Kopassus
headquarters, the operation is designed to ensure
that the July 9 vote count will be won by General Prabowo
Subianto, the former Kopassus commander who
was
a longtime protege of the
Pentagon
and US intelligenc>e. Selanjutnya lihat “News and Comment”, 05 Juli 2014.
* * *
Dua canang tsb diatas, tidak diragukan, merupakan peringatan serius bagi pemilih, masyarakat khususnya para aktivis yang memantau pilpres besok 09 Juli 2014.
* * *
No comments:
Post a Comment