Kolom IBRAHIM ISA
Selasa, 13 Mei 2014
-------------------------------
SERUAN JOKOWI . . .
. . Untuk “REVOLUSI
MENTAL”
Kaitannya Dengan
PELURUSAN SEJARAH!
(2)
Dalam
ruangan ini pernah dikemukakan bahwa “tanpa PDI-P dan Megawati,
.
. Jokowi, . . . tidak ada apa-apanya”. Tulisan tsb sekadar
menekankan dan mengangkat serta mengingatkan bahwa Jokowi
adalah
seorang kader politik yang dibina oleh PDI-P dan ketua umumnya
Megawati Sukarnoputri.
Namun,
perlu kiranya dilihat segi lainnya. Saat ini “tanpa Jokowi” ,
PDI-P yang sudah lama kehilangan pamor dan daya tarik pemilih (
. .
. .perhatikan: – – – dalam beberpa kali pemilu dan pilkada
PDI-P mengalami kemerosotan) , bagi massa rakyat Indonesia, juga
tidak banyak artinya sebagai parpol, yang tidak sedikit
kader-kadernya terlibat dengan praktek pelanggaran hukum,
khususnya
korupsi, PDI-P juga diingat pemilih sebagai parpol yang pernah
kuasa, tapi tak bisa merealisasi janji-janjinya.
Meskipun
telah berulangkali PDI-P menyatakan punya tekad untuk
melaksanakan
AJARAN BUNG KARNO, namun ketika ada kesempatan sebagai kepala
negara
dan kepala pemerintahan, Megawati, yang juga adalah ketua umum
PID-P, dianggap kurang mela,ukan usaha keras untuk
MEREHABILITASI NAMA
BAIK DAN NAMA HARUM BUNG KARNO. Setelah tigapuluh tahun lebih
rezim Orde Baru melakukan 'DeSukanosasi'.
* * *
Dewasa
ini,
-- PDI-P adalah satu-satunya parpol yang dengan tegas
menyatakan bahwa visi dan misi politiknya dalam membangun
Indonesia
yang adil dan makmur, dan strategi besar pembangunan Indonesia
Merdeka, . . . adalah seperti yang digariskan BAPAK NASION, Bung
Karno, dalam TRISAKTI.
Bagaimana
visi
dan misi Jokowi sebagai calon Pemilihan Presiden 2014?
Suatu
ketika
Jokowi menjelaskan:
"Tiga
mentor
politik saya. Bung Karno, Megawati Soekarnoputri dan
rakyat,".Jokowi selanjutnya menjelaskan sekitar:
Surat Perintah Empat Perjuangan,"
Pertama,
amankan Pancasila, UUD 1945,
Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika.
Kedua,
jalankan Trisakti secara
konsisten
melalui pembangunan semesta berencana.
Ketiga,
utamakan prinsip musyawarah
dan
gotong royong serta
Keempat,
dedikasikan hidupmu untuk
rakyat.
* * *
REVOLSUI
MENTAL
DAN PELURUSAN SEJARAH
Beberapa
hari yang lalu Jokowi menyerukan dilancarkannya REVOLUSI
MENTAL Yang
akan melibatkan seluruh bangsa secara nasional.
Penting adalah ditekankannya
masalah Revolusi Mental sert kaitannya dalam
usaha “NATION BUILDING” -- Yang kongkritnya berarti melakukan
“PEMBANGUNAN KESADARAN BERBANGSA”.
Sedangkan
KESADARAN BERBANGSA yang solid adalah yang didasarkan dan
menyatu
dengan KESADARAN SEJARAH BANGSA .
Bagaimanakah
situasi pemahaman sejarah, kesadaran-sejarah bangsa ini?
Puluhan
tahun sejarah bangsa dimonopoli dan merupakan hak-istimewa
penguasa.
Hanya pemerintah, hanya rezim Orde Baru, yang punya hak
tunggal dan
absolut menafsirkan dan menulis sejarah bangsa.
Dalam
praktek kehidupan kongkrit bangsa ini , yang dilakukan oleh
Orba dan
para sejarawan dan pendukungnya, adalah PEMALSUAN
DAN
PEMELINTIRAN SEJARAH.
* * *
Dalam
situasi
seperti itu, masalah PELURUSAN SEJARAH, meneliti, mengkaji,
menstudi dan menulis ulang sejarah bangsa yang sudah
direkayasa
penguasa, adalah suatu “CONDICIO SINE QUA NON”. Sesuatu yang
mutlak perlu. Sesuatu YANG TIDAK BOLEH TIDAK HARUS DILAKUKAN.
Sejak
gerakan REFORMASI DAN DEMOKRATISASI, telah terbit ribuan lebih
tulisan, kertas kerja, buku serta diselenggerakannya bermacam
workshop dan seminar besar dan kecil. Berbagai organisasi dan
lembaga
yang peduli HAM, memperjuangkan rehabilitasi nama baik, hak
kewarganegaraan, serta hak politik KORBAN PERISTIWA 1965.
Di
segi lain KOMNASHAM telah mengeluarkan REKOMENDASI 22 Juli
2012,
bersangkutan dengan pelanggaran HAM BERAT oleh aparat keamanan
negeri sekitar Peristiwa '65.
* * *
Dalam
rangka NATION BUILDING, sesuai dengan visi dan misi TRISAKTI,
adalah
sesuatu yang mendesak untuk digalakkannya PELURUSAN SEJARAH
setelah
sepuluh tahun proses REFORMASI DAN DEMOKRATISASI .
Suatu
bangsa yang tidak peduli dan tidak mengkhayati masa lampaunya,
tidak
menarik pelajaran dari pengalaman sejarah bangsanya sendiri,
--- tidak akan mungkin menjadi bangsa dan negeri yang BEDAULAT
DI BIDANG
POLITIK, BERDIKARI DI BIDANG EKONOMI sert BERKEPRIBADIAN DI
BIDANG
BUDAYA . . .
REVOLUSI
MENTAl . . . hanya bisa dengan baik dan benar dilakukan dalam
kaitannya dengan . . dan dilakukan seiring dengan kegiatan dan
perjuangan PELURUSAN SEJARAH BANGSA!!
* * *
No comments:
Post a Comment