Kolom IBRAHIM ISA
Selasa, 18 Maret 2014---------------------------
BOLEH IKUT MILIH !!
TAPI . . . . . DI
BELANDA (?!)
* * *
Besok, hari Rabu, 19 Maret,
2014, bersama Murti aku akan menggunakan “HAK
PIIH” kami di Stadsdeelkantoor Amsterdam Zuidoost, Anton de Kom
Plein, dimuka Winkelcentrum Amsterdamse Poort.
Kami
akan akan memilih siapa-ciapa dari para caleg berbagai parpol
nasional dan lokal di Belanda, yang kami setujui duduk di Dewan
Kotapraja Amsterdam. Kami punya hak itu, boleh ikut milih siapa
yang
akan memerintah kami, empat tahun kedepan.
Kalau
difikir-fikir keadaan ini sungguh 'luar biasa'.
* * *
Bisa
terjadi diunia ini seperti apa yang kami alami. Coba fikir . .
suatu
keluarga, warganegara suatu negeri, dalam hal ini kami
sekeluarga
sebagai warganegara Belanda, seperti halnya -- ratusan
kawan-kawanku yang senasib-seperjuangan, “terbuang”,
“berlang-lang buana” di luar negeri. Di negeri sendiri,
dicari-cari penguasa militer, di persekusi, masuk daftar hitam
rezim
Orba sebagai “agen G30S”, sebagai “orang bermasalah”. Kalau
pulang ketika itu pasti masuk penjara atau dibuang ke P. Buru.
Kemungkinan besar sekali “hilang” begitu saja tak tahu rimbanya
atau dimana kuburannya.
Tetapi
di negeri Belanda kami dan semua kawan lainnya yang minta suaka
di
sini diberi perlindungan politik dan keamanan. Kemudian menjadi
warganegara . . . dan pada setiap pemilihan umum, nasional
maupun
lokal, punya HAK PILIH . . . .
Keberadaan
para mantan eksil di negeri ini, menjadikannya sebagai manusia
yang
punya hak dan kewajiban sama dengan wrganegara lainnya.
* * *
Nyatanya
memang seperti itu .. Aku ini orang Indonesia, warganegara RI,
seperti para eksil lainnya, lahir dan dibesarkan di Indonesia,
sebagian besar hidup – tak ada lain yang kukerjakan – – selain
--- Ikut memberikan sumbangan semampunya demi Kemerdekaan dab
Kejayaan Bangsa dan Tanah Air . . . Ada yang sebagai buruh,
pegawai,
guru, dosen, dokter, insinyur, akhli hukum dll. Banyak dari
mereka
adalah pejuang aktif dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Dan
kebanyakan juga pendukung politik Presiden Sukarno yang setia.
Tapi,
mendadak sontak, dikarenakan perubahan politik drastis di
Indonesia,
kaum militer berkuasa dan Presiden Sukarno disingkirkan . . .
paspor
mereka bersama ratusan warga Indonesia lainnya DICABUT DENGAN
SEWENANG-WENANG .
* * *
Pemerintah
Belanda bukannya tidak tahu bahwa kebanyakan dari generasi kami
ini,
pada periode perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda, baik
ketika Proklamasi 1945, maupun dalam periode Agresi Militer
Belanda I
dan II, adalah prajurit-prajurit yang ambil baggian dalam perang
kemerdekaan tsb. Jadi pernah berhadap-hadapan sebagai musuh!
Karena
pemerinth Belanda sebagaimana banyak negeri Eropah, menghormati
prinsip-prinsipo demokrasi dan hak-hak azasi manusia, mengakui
Deklarasi Universal Hak-Hak Azasi Manusia – PBB dan . . . ..
kerena kami sebagai peminta suaka mengalami persekusi dan teror
rezim diktatur Orba, maka suaka kami diterima. Juga diterima
jadi
warganegara Belanda . . . dan seperti warganegara Belanda
lainnya . .
. PUNYA HAK PILIH.
Hak
kemanusiaan yang kami peroleh di negeri asing ini BUKAN SEMU!
Tapi
sungguhan dan RIIL.
* * *
Entah
bagimana fikiran pemerintah Indonesia setelah membaca tulisanku
ini,
DI NEGERI SENDIRI DIPERSEKUSI TANPA PROSES HUKUM APAPAUN …. di
negeri bekas penjajah . . .. DIPERLAKUKAN SEBAGAI INSAN
BERMARTABAT... PUNYA HAK PILIH.
* * *
Jadi
besok kami akan NYOBLOS DAFTAR TANDA GAMBAR DAN PERORANGAN
PARPOL-PARPOL siapa yang akan berhak memerintah kami empat tahun
kedepan .
Besok
kami melaksanakan hak kami sebagai warganegara yang normal. . .
.YANG TIDAK KAMI PEROLEH DI NGERI SENDIRI!
* * *
No comments:
Post a Comment