Kolom IBRAHIM ISA
Rabu, 12 Maret 2014------------------------------
Wit-
Reksoprodjo:
21
MENTERI
KABINET PRESIDEN DITANGKAP . .
“COBA APA NAMANYA KALAU BUKAN KUDETA”
* * *
Kemarin
11
Maret 20014, pas 48 tahun Jendral Suharto mengirimkan tiga orang
jendral ke Istana Presiden di Bogor, “menghadap” Bung Karno.
Mereka berhasil menekan/memaksa Presiden Sukanro mengeluarkan
“SURAT PERINTAH SEBELAS MARET” (“SUPERSEMAR”) tertuju kepada
Jendral Suharto. Begitu drastis pengjungkir-balikkan yang
terjadi dipeta politik dan hukum bangsa dan negara ini sejak
Jendral Suharto menyalahgunakan “Supersemar” --
Di
lihat
dari satu segi lain – apa yang dilakukan Jendral Suharto
terhadap Presiden Sukarno adalah salah satu varian dari 'OPSUS',
Operasi Khusus, fihak militer. Yang kemudian menjadi alat utama
Orde Baru memaksakan tindakan-tindakan politiknya dan dalam
meringkus lawan-lawan atau diduga lawan terhadap rezim Orde
Baru.
Namun,
-- hingga kini, tak ada yang tahu dimana keberadaan dokumen
Supersemar tsb.
Tak
ada
kesimpulan lain yang bisa ditarik -- selain – bahwa menjadikan
kasus ini sebagai sesuatu yang 'misterius', memang merupakan
suatu rekayasa canggih fihak MBAD.
Fihak
penguasa
negara yang berwewenang dan bertanggung-jawab telah dengan
SENGAJA membikin masalah sekitar SUPEREMAR menjadi 'misterius'.
Itu dilakukan demi menyelamatkan tindakan insubordinasi dan
pengkhianatan Jendral Suharto terhadap Pangti ABRI Presiden
Sukarno, kepada siapa Jendral Suharto seharusnya (seperti yang
ditegaskan dalam dokumen “Supersemar”) -- memberikan laporan
dalam rangka pelaksanaan “Supersemar”,
Dengan
demikian
-- SEMUA tindakan fihak militer di bawah Jendral Suharto sebagai
pemegang “SUPERSEMAR” -- merupakan TINDAKAN PENGKHIANTAN dan
ILEGAL, termasuk mrmbEntuk pemerintahan Orde Baru, dengan
Jendral Suharto sebagai presidennya.
Inilah
yang
menjadi penyebab POKOK mengapa sampai saat ini – fihak penguasa,
teristimewa fihak MBAD, amat berkepentingan membikin masalah
“Supersemar” tetap sebagai sesuatu yang 'misterius'.
Sekali
masalah
sekitar Supersemar diungkap dari “kemisteriusannya”,
dianalisa, diperiksa dan diteliti dengan cermat, dari awal
sampai akhir – akan terungkaplah KUDETA MERANGKAK JENDRAL
SUHARTO,
*
* *
Wit-
Reksoprodjo,
putra Ir Setiadi Reksoprodjo, mantan Menteri Kabinet Presiden
Sukarno (1966), yang “diamankan” oleh Jendral Suharto,
memberikan penjelasan mengapa tindakan Jendral Suharto ketika
itu menangkap 21 Menteri, adalah suatu tindakan PEREBUTAN
KEKUASAAN. “
”Coba apa namanya kalau bukan kudeta”, tulis
Witaryono.
*
* *
|Wit
Reksoprodjo
– kepada Ibrahim Isa (di Facebook)
Kenyataan Bahwa Jenderal Soeharto Telah
Menyalahgunakan Surat Perintah 11 Maret 1966 :
Dengan menggunakan Surat Perintah 11 Maret 1966 yang disalahgunakannya, Jenderal Soeharto menangkap dan menahan 15 Menteri secara bersamaan, yakni :
1. Wakil Perdana Menteri I (Waperdam I) merangkap Menteri Luar Negeri dan Kepala Badan Pusat Intelejen, Dr. Soebandrio;
2. Waperdam-III merangkap Ketua MPRS, Chaerul Saleh;
3. Menteri Listrik dan Ketenagaan, Ir. Setiadi Reksoprodjo;
4. Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, Sumardjo;
5. Menteri Negara diperbantukan pada Presidium Kabinet, Oei Tjoe Tat SH;
6. Menteri Bank Sentral dan Gubernur BI, Jusuf Muda Dalam;
7. Menteri Pertambangan, Armunanto;
8. Menteri Irigasi dan Pembangunan Desa, Ir. Surahman;
9. Menteri Perburuhan, Sutomo Martopradoto;
10. Menteri Kehakiman, Astrawinata SH;
11. Menteri Penerangan, Mayjen Achmadi;
12. Menteri Urusan Keamanan Khusus, Letkol Imam Syafi’i ;
13. Menteri Sekretaris Jenderal Front Nasional, JK.Tumakaka;
14. Menteri Transmigrasi dan Koperasi, Drs. Mohamad Achadi;
15. Menteri Dalam Negeri merangkap Gubernur Jakarta Raya Mayjen, Soemarno Sastroatmodjo
Selain itu Jenderal Soeharto juga menangkap 6 orang Menteri lainnya secara parsial, sebagai berikut :
1. Menteri/Jaksa Agung, Brigjen CPM Soetardhio;
2. Menteri Negara Diperbantukan Pada Presidium Kabinet, Soedibjo;
3. Menteri/Panglima Kopelapip (Mantan. Men/Pangau) Laksdya (U) Omar Dani;
4. Menteri/Panglima Angkatan Udara, Laksda (U) Sri Moeljono Herlambang;
5. Menteri/Wakil Menko Pertahanan, Mayjen Moersjid;
6. Menteri/GM Kopelapip, Koerwet Kartaadiredja.
Sehingga total ada 21 Menteri Bung Karno yang ditangkap dan ditahan....
Menangkapi para Menteri aktif sebanyak itu dari suatu Kabinet Pemerintahan yang syah, nyata-nyata adalah sebuah tindakan kudeta, apalagi kemudian pada akhirnya Presiden Soekarno sebagai Pemberi Perintah pun digulingkan dan ditahan....
Dengan menggunakan Surat Perintah 11 Maret 1966 yang disalahgunakannya, Jenderal Soeharto menangkap dan menahan 15 Menteri secara bersamaan, yakni :
1. Wakil Perdana Menteri I (Waperdam I) merangkap Menteri Luar Negeri dan Kepala Badan Pusat Intelejen, Dr. Soebandrio;
2. Waperdam-III merangkap Ketua MPRS, Chaerul Saleh;
3. Menteri Listrik dan Ketenagaan, Ir. Setiadi Reksoprodjo;
4. Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, Sumardjo;
5. Menteri Negara diperbantukan pada Presidium Kabinet, Oei Tjoe Tat SH;
6. Menteri Bank Sentral dan Gubernur BI, Jusuf Muda Dalam;
7. Menteri Pertambangan, Armunanto;
8. Menteri Irigasi dan Pembangunan Desa, Ir. Surahman;
9. Menteri Perburuhan, Sutomo Martopradoto;
10. Menteri Kehakiman, Astrawinata SH;
11. Menteri Penerangan, Mayjen Achmadi;
12. Menteri Urusan Keamanan Khusus, Letkol Imam Syafi’i ;
13. Menteri Sekretaris Jenderal Front Nasional, JK.Tumakaka;
14. Menteri Transmigrasi dan Koperasi, Drs. Mohamad Achadi;
15. Menteri Dalam Negeri merangkap Gubernur Jakarta Raya Mayjen, Soemarno Sastroatmodjo
Selain itu Jenderal Soeharto juga menangkap 6 orang Menteri lainnya secara parsial, sebagai berikut :
1. Menteri/Jaksa Agung, Brigjen CPM Soetardhio;
2. Menteri Negara Diperbantukan Pada Presidium Kabinet, Soedibjo;
3. Menteri/Panglima Kopelapip (Mantan. Men/Pangau) Laksdya (U) Omar Dani;
4. Menteri/Panglima Angkatan Udara, Laksda (U) Sri Moeljono Herlambang;
5. Menteri/Wakil Menko Pertahanan, Mayjen Moersjid;
6. Menteri/GM Kopelapip, Koerwet Kartaadiredja.
Sehingga total ada 21 Menteri Bung Karno yang ditangkap dan ditahan....
Menangkapi para Menteri aktif sebanyak itu dari suatu Kabinet Pemerintahan yang syah, nyata-nyata adalah sebuah tindakan kudeta, apalagi kemudian pada akhirnya Presiden Soekarno sebagai Pemberi Perintah pun digulingkan dan ditahan....
Coba, apa namanya
kalau bukan kudeta ?
* * *
No comments:
Post a Comment