Kolom
IBRAHIM ISA
Selasa,
08
April 2014
------------------------------
MENTOR
POLITIK SAYA ---- BUNG KARNO, MEGAWATI SUKARNOPUTRI DAN RAKYAT
* * *
Mengapa
memilih JOKOWI?
Pertanyaan
ini sering kedengaran. Diajukan oleh yang belum atau tidak
“mengetahui”, MENGPA HARUS MILIH JOKOWI, calon PDI-P? Mengapa
bukan Prabowo Subianto, calpres Gerindra. Atau Aburizal Bakrie,
pemimpin Golkar? Atau lainnya?
Menurut
Anies Baswedan, salah seorang yang dicalpreskan oleh Partai
Demokrasi, PD, partainya SBY, -- Prabowo Subianto, yang mantan
jendral itu, maupun Aburizal Bakrie, yang pengusaha besar,
adalah
calpres-calpres yang “bermasalah”. Prabowo ada “masalah
pelanggran HAM”, dan Aburizal Bakrie ada masalah “lumpur
Lapindo”.
* * *
“Agung
Gumelar, jendral (prnw) TNI, menyatakan (Rmol,7/4/'14), a.l
bahwa
Sosok
Prabowo Subianto memiliki nilai minus . . . Prabowo Subianto
tidak
layak memimpin Indonesia.
"Saya tahu persis siapa dia. Karena bekas anak buah saya. Jangankan menjadi presiden, untuk mencalonkan diri sebagai presiden saja harusnya dia malu,"
Jelas Agum selanjutnya: --- "Berawal pada kasus '98, sebuah kasus yang terjadi di jajaran Kopassus penculikan beberapa aktifis terjadi. Pada kasus ini, Prabowo lah tersangkanya,"
Agum: “. . .kasus penculikan beberapa aktifis ini mendapat reaksi cukup keras dari dunia internasional. Kerjasama Indonesia dengan beberapa negara luar diputus. Saat itu Pimpinan ABRI, langsung melakukan penyelidikan terhadap kasus yang masuk katagori pelanggaran berat. Harusnya kasusnya ditangani Mahkamah Militer, . . .
Untuk melanjutkan pemeriksaan, petinggi ABRI membentuk Dewan Kehormatan Perwira (DKP) . . . Dalam pemeriksaan, DKP menyimpulkan dalam bentuk rekomendasi panglima ABRI untuk memberhentikan Prabowo Subianto Djojohadikusumo yang saat itu berpangkat Letnan Jendral (Letjen).
"Saya tahu persis siapa dia. Karena bekas anak buah saya. Jangankan menjadi presiden, untuk mencalonkan diri sebagai presiden saja harusnya dia malu,"
Jelas Agum selanjutnya: --- "Berawal pada kasus '98, sebuah kasus yang terjadi di jajaran Kopassus penculikan beberapa aktifis terjadi. Pada kasus ini, Prabowo lah tersangkanya,"
Agum: “. . .kasus penculikan beberapa aktifis ini mendapat reaksi cukup keras dari dunia internasional. Kerjasama Indonesia dengan beberapa negara luar diputus. Saat itu Pimpinan ABRI, langsung melakukan penyelidikan terhadap kasus yang masuk katagori pelanggaran berat. Harusnya kasusnya ditangani Mahkamah Militer, . . .
Untuk melanjutkan pemeriksaan, petinggi ABRI membentuk Dewan Kehormatan Perwira (DKP) . . . Dalam pemeriksaan, DKP menyimpulkan dalam bentuk rekomendasi panglima ABRI untuk memberhentikan Prabowo Subianto Djojohadikusumo yang saat itu berpangkat Letnan Jendral (Letjen).
Demikian
mantan jendral TNI Agung Gumelar, menjelaskan apa sebabnya
SUBIANTO
tidak layak memimpin Indonesia . .
* * *
Tinggallah
calpres PDI-P yang prestasinya a.l selama walikota di Solo dan
kemudian menjabat Gubernur Jakarta, adalah tokoh yang dinilai
dekat
dengan rakyat, langsung membenahi masalah yang dihadapi . ..
berani
mengahadapi pejabat yang tidak becus dan tidak mampu maupun yang
korup,
Dalam
ruangan ini pernah ditulis bahwa “tanpa PDI-P dan Megawati,
Jokowi, tidak ada apa-apanya”. Tulisan tsb sekadar menekankan
dan
mengangkat serta mengingatkan bahwa Jokowi adalah seorang kader
politik yang dibina oleh PDI-P dan ketua umumya Megawati
Sukarnoputri. Menjelaskan saling hubungn dan keterpautan
kegiatan
politik Jakowi dengan PDI-P dan ketumnya Megawati.
* * *
Dewasa
ini, -- PDI-P adalah satu-satunya parpol yang dengan tegas
menyatakan bahwa visi dan misi politiknya dalam membangun
Indonesia
yang adil dan makmur, dan strategi besar pembangunan Indonesia
Merdeka, yang akan ditempuhnya adalah seperti yang digariskan
BAPAK
NASION, Bung Karno, dalam TRISAKTI.
Bagaimana
visi dan misi Jokowi sebagai calon presiden Pemilihan Presiden
2014?
Minggu
yang lalu Jokowi menjelaskan:
"Tiga
mentor politik saya. Bung Karno, Megawati Soekarnoputri dan
rakyat,".
Selanjutanya
Jokowi
menjelaskan sekitar: Surat Perintah Empat Perjuangan,"
Pertama,
amankan Pancasila, UUD
1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka
Tunggal Ika.
Kedua,
jalankan Trisakti secara
konsisten melalui pembangunan semesta berencana.
Ketiga,
utamakan prinsip
musyawarah dan
gotong royong serta
Keempat
dedikasikan hidupmu
untuk
rakyat.
* * *
Bagi
banyak aktivis pro-Reformasi dan pro-Demokrasi, dalam
melaksanakan
pemilihan umum untuk caleg dan presiden, perlu memanfatkan
situasi
secara maksimal .. dengan menggalakkan pendidikan politik bagi
rakyat
Ini
berarti memberikan dorongan semangat baru, agar mengakhiri
kenyatan 'jalan di tempat' dalam peroses perubahan Reformasi dan
Demokratisasi
–
Berarti
dengan segera memulai lagi kegiatan dan perjuangan demi
pemberlakuan Reformasi dan Demoratiasi yang lebih kongkrit,
konsisten dan aktuil.
* * *
No comments:
Post a Comment