Kolom
IBRAHIM ISA
Senin, 31 Maret 2014
----------------------------
TOKOH
RAJA "BHUTO"
Tampaknya
diantara beberapa "capres" yang sudah ditampilkan untuk
bertanding dalam 'pempres" , Juli 2014 yad, yang paling
banyak
menarik perhatian di dalam maupun luarnegeri adalah:
JOKO
WIDODO
(JOKOWI)--dan
PRABOWO SUBIANTO.
* * *
- Mingguan Amerika, “FORTUNE”, ttg 07 April, 2014
(resminya masih belum keluar), di bawah judul “Introducing
The World's 50 Best Greatest Leader, And What You Can Learn
Fom Them” . . memasukkan nama JOKO WIDODO sebagai salah seorang dari
tokoh
'pemimpin-pemimpin dunia'. Nama Jokowi disejajarkan
dengan tokoh-tokoh internasional seperti Bill Clinton,
Aungsan Syuki, Paus Francis, Angela Merkel, Malala
Yousafzai, dll.
Di halaman 44 mingguan FORTUNE tsb ditulis tentang Joko Widodo:
“Governor of Jakarta. -- In 2005 the self-made furniture exporter was elected mayor of Solo, a 500.000 – person city in Indonesia. “Jokowi” as he's known , cleaned up the city, and routed corruption, thrilling an Indonesian public weary of the satus quo. His accent since then has been swift: In 2012 he became governor of Jakarta. Now he's the favorite for Indonesia's July 2014 presidential election”. (tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia karena singkat dan kiranya mudah dimengerti).
Yang disoroti oleh Fotune adalah Jokowi berhasil
menangani kota Solo, mmebikinnya jadi bersih, memberantas
korupsi, dan bahwa Jokowi sekarang adalah calon presiden
Indonesia yang 'favorit'. Artinya yang DIJAGOKAN.
* * *
Sementara komentar jelas-jelas mempertentngan 'ketokohan' dua 'calpres' tsb.
Komentar yang satu adalah yang ditulis oleh wartawan kawakan Aboeprijadi Santoso (Amsterdam), yang disiarkan di koran 'Jakarta Post'. Sayang dalam bahasa Inggris. Bahasa Inggris boleh dikata cukup populer di Indonesia. Namun, belum begitu banyak di kalangan masyarakat yang bisa mudah membaca bahasa Inggris.
Sementara komentar jelas-jelas mempertentngan 'ketokohan' dua 'calpres' tsb.
Komentar yang satu adalah yang ditulis oleh wartawan kawakan Aboeprijadi Santoso (Amsterdam), yang disiarkan di koran 'Jakarta Post'. Sayang dalam bahasa Inggris. Bahasa Inggris boleh dikata cukup populer di Indonesia. Namun, belum begitu banyak di kalangan masyarakat yang bisa mudah membaca bahasa Inggris.
* * *
Aku tergugah untuk menyoroti 'sentilan' Goenawan
Mohammad.
Sebagai seorang sastrawan dan budayawan, Goenawan
Mohammad membandingkan calpres PRABOWO SUBIANTO dengan salah
seorang tokoh terkenal dalam cerita perwayangan "BHUTO".
Menurut Goenawan Mohammad tokoh 'bhuto' terkenal karena
perangai negatfnya: yaitu PERKASA tapi BRUTAL dan SERAKAH.
Mengenai sifat 'brutal' dari sang 'bhuto', tidak
jauh beda penilaian Aboeprijadi maupun Goenawan. Kemungkinan
besar karena ketokohan sang calon yang menyerupai 'bhuto'
itu memang BRUTAL DAN SERAKAH.
Tanggapan satunya oleh Goenawan Mohammad, yang disiarkannya di 'Facebook' hari ini, baik ikuti saja. Dikutip lengkap, karena singkat, sbb:
GOENAWAN MOHAMMAD
* * *
“DUA CITRA”
Problem
yang dihadapi Prabowo adalah citra. Ia tampak ingin
menampilkan citra
diri sebagai seorang pemimpin yang tegas. Ia agaknya berhasil
-- bila
dibandingkan dengan citra SBY yang sering tampak ragu-ragu.
Tapi
dalam pemilihan ini ia tidak menghadapi SBY, melainkan Jokowi.
Penampilan perdananya di Stasion Utama Senayan, Jakarta, akan
dikenang terus: naik kuda gagah dan besar, memakai sepatu
lars,
menyisipkan keris yang mencolok. Semua itu, dengan tubuh yang
gemuk,
ia akan lebih diasosiakan dengan tokoh raja "bhuto" dalam
wayang kulit yang perkasa tapi brutal dan serakah.
Apalagi
jika orang melihat sosok lawan yang ramping, dengan sikap
tenang dan
halus.
Mungkin
pilihan kostum Prabowo hari itu dilakukan tanpa tahu
kemungkinan
adanya citra yang kontras itu. Atau tak peduli.
* * *
Dalam
perkembangan kampanye pemilihan berikutnya, kalau benar-benar
hendak
serius melakoni proses demokrasi, seyogianya mengangkat aspek
pendidikan politik bagi masyarakat, MAKA SETIAP CALON HARUS
MENGEDEPANKAN PROGRAM POLITIK seperti apa yang akan
dilaksanakannya
bila terpilih sebagai PRESIDEN RI .
Sebagai
calon yang diajukan oleh PDI-P, Jokowi dengan sendirinya akan
mengikuti garis strategi pembangunan ekonomi seperti yang
selama ini
dikemukakan oleh PDI-P. Yaitu akan mermbangun ekonomi
Indonesia yang
BERDIKARI -- menurut VISI DAN KONSEPSI TRISAKTI .
* * *
No comments:
Post a Comment