Kolom
IBRAHIM
ISA
Selasa,
01
April 2014
----------------------------
SEKITAR
RELASI
INDONESIA – AMERIKA
Seberapa Jauh AS
(Bisa) Pengaruhi Pemilihan Presiden RI?
* * *
Sahabat
baikku, Salim Said, mantan Dubes RI di Praha, sejarawan dan
penulis
berkaitan soal-soal ABRI, memforwardkan kepadaku sebuah
pertanyaan
yang diajukan oleh mailist Abdillah Toha, berbunyi:
“Sejauh
mana menurut Bung Salim pemerintah Amerika atau asing
lainnya seperti
Singapore dapat memengaruhi pemilihan presiden disini?”
Tanggapan
Salim Said a.l,
“Pertanyaan
Pak Abdillah Taha ini amat sulit dijawab. Soalnya, sukar
mencari
bukti ada atau tidak ada pengaruh. Dalam era demokrasi
dengan
pemilihan langsung (bukan MPR yang memlih presiden) tidak
mudah
memanipulasi pemilihan presiden di Indonesia.”
Selanjutnya:
“.
. . yang akan menentukan pemenang pilpres pada akhirnya
adalah para
pemilih Indonesia sendiri. Kalau kita menengok ke masa
Perang Dingin
(pemilu 1955) Amerika pernah menjagokan partai tertentu,
partai anti
Komunis, dan menyalurkan bantuan dana untuk partai
tersebut.
Hasilnya, PKI malah masuk empat besar. Dana dari Amerika
akhirnya
sia-sia saja.”
Lanjut
Salim
Said:
“Bulan
Oktober dua tahun silam saya berada di Washington dan
berkomunikasi
dengan teman-teman lama, para birokrat senior yang
berurusan dengan
Asia Tenggara (khususnya Indonesia) di Pentagon. Ketika
berbicara
mengenai pilpres 2014 yang antara lain akan diikuti oleh
mantan
Letjen Prabowo (Gerindra), komentar mereka ttg prospek
Prabowo di
mata Amereka: "There will (be) a problem with him." Apa
problemnya? Mereka bicara mengenai pelanggaran HAM yang
menyebabkan
Prabowo serta beberapa mantan petinggi TNI yang belum
diizinkan
memperoleh visa Amerika (artinya, dilarang masuk wilayah
USA).
Kesimpulan
Salim
Said:
“ .
. . saya kira Barat akan lebih senang jika Jokowi yang
terpilih.
Selain sudah tahu track record politik Megawati (yang
memilih
dan kemungkinan akan banyak "menasehati" Presiden Jokowi),
calon Presiden dari PDIP ini mungkin dianggap sebagai
lebih
predictable dari Prabowo. Singkat kata, mereka sedapat
mungkin
mencari yang aman sajalah.
*
* *
Situasi
'pasca Perang Dingin', cukup besar berbeda dengan periode
'Perang
Dingin' pasca 'Perang Dunia II'. Dewasa ini perkembangan
imbangan
kekuatan dunia semakin menuju ke arah, dimana tidak saja
terdapat
dua negara besar supra: Amerika Serikat dan Uni Sovyet.
Tembok
Berlin sudah lama runtuh. Uni Sovyet dan semua negeri
Sosialis yang
tergabung dalam blok Pakta Warsawa, sudah bubar. 'Perang
Dingin'
sudah berakhir. Paling tidak yang variasi lama. (Ada juga
yang
berpendapat bahwa “Perang Dingin” masih berlangsung dalam
bentuk
baru) .
Di
Eropah Barat sudah berdiri “Uni Eropah” dengan Jerman yang
sudah
dipersatukan kembali, sebagai kekuatan ekonomi utamanya,
Di Eropah
Timur sudah berdiri Federasi Rusia yang kapitalis. Di
Asia, kedudukan
Jepang sebagai kekuatan ekonomi nomor dua sesudah AS,
telah
digantikan oleh Republik Rakyat Tiongkok.
Selain
itu terdapat negeri-negeri berkembang yang sering disebut
'negeri-negeri Dunia Ketiga' , atau “negeri-negeri
berkembang
(developing countries). Disebut tampil tumbuh sebagai
kekuatan
ekonomi baru, adalah negeri-negeri, seperti Korea Selatan,
Taiwan,
Singapore, India, Brazil, dan.. dimasukkan juga INDONESIA.
Sehingga
di dunia dewasa ini tidak hanya ada DUA NEGARA BESAR SUPRA
seperti
pada periode 'Perang Dingin'.
Terbentang suatu siatuasi
baru
dimana beberapa negara (atau gabungan negara, seperi Uni
Eropa)
dengan kekuatan ekonomi (dan militer) yang cukup besar,
seperti AS,
Tiongkok, Federasi Rusia. Mereka itu juga duduk bersama
dalam satu
lembaga atau bentuk kerjasama, seperti WTO. Sebagian lagi
bergbung
dalam G-8 kemudian G-10. Negeri-negeri industri berkembang
ini saling
berhubungan, saling berkordimasi tapi juga SALING
MENYISIHKAN, dan BERSAING satu sama lainnya.
Dalam
pada itu negeri-negeri yang (dulunya) tergabung dalam
kumpulan
negeri-negeri NON ALLIGNED atau disebut juga NON BLOK,
masih meneruskan keberadaan mereka meskipun pengaruh dan
efektivitasnya
tidak banyak terasa.
* * *
Dalam
situasi dunia demikianlah di Indonesia akan berlangsung
pemilihan
Presiden 2014. Kembali pada pertanyaan semula: SAMPAI
DIMANA AMERIKA
SERIKAT DAPAT PENGARUHI HASIL PEMILIHAN INDONESIA dewasa
ini.
Dalam
tahun 1955, AS, (menurut Salim Said|) gagal mempengarihi
hasil
pemilu. Hasil pemilu 1955 malah menunjukkan tumbuh dan
betambah
kuatnya kedudukan PKI.
Dalam
tahun 1957 AS juga gagal menggulingkan Presiden Sukarno
melalui
dukungan finans dan militer pada pembrontakan separatis
PRRI/Permesta.
* * *
Tapi
dalam tahun 1965, dalam periode yang terkenal dengan
PERISTIWA 1965,
AS berhasil besar mempengaruhi (dikatakan juga menentukan)
perubahan
drastis yang terjadi, yaitu: DIHANCURKANNYA PKI DAN
DIGULINGKANNYA
PRESIDEN SUKARNO.
Perubahan
drastis di Indonesia pada tahun 1965 dst yang sesuai
dengan strategi
'Perang Dingin' AS, telah berlangsung BUKAN MELALUI SUATU
PEMILU.
Tetapi melalui suatu tindakan kekerasan militer dan suatu
rezim
otoriter Orba.
Apakah
di waktu mendatang AS masih bisa mempengaruhi dan mengubah
situasi
politik Indonesia sesuai kepentingannya, lewat suatu
kekerasan
militer, SUATU KUDETA BARU? Jawabnya, BISA JADI!
Perkembangan politik
di Afrika Utara (Libya, Tunisia, Mesir) dan Eropah (yang
menonjol
dalam perkembangan di Ukraina, dan intervensi Rusia di
Krimea) menunjukkan bahwa kekuatan luar, kekuatan asing,
melalui intervensi
politik, ekonomi maupun militer tetap bisa memainkan
peranannya
MELALUI KORDINASI dengn PROTAGONIS di dalam negeri.
Namun,
Kesadaran Politik dan Berbangsa, nasion Indonesia dewasa
ini sudah
banyak meningkat sejak Reformasi dan arus Demokratisasi.
Kekuatan inilah yang merupakan kekuatan sandaran dan
pendorong bangsa
dalam perjuangan untuk melaksanakan Indonesia yang
BERDAULAT di
bidang Politik, BERDIKARI di bidang Ekonomi, dan
Berkepribadian di
bidang kebudayaan.
Dengan
(semoga) terpilihnya Jokowi sebagai Presiden RI mendatang,
dengan
PDI-P yang konsisten AKAN MELAKSANAKAN TIGA POITIK
BESARNYA . .. dan
dengan persatuan kekuatan Reformasi dan Demokrasi...
memanfaatkan
semua kekuatan dalam maupun luarnegeri, ---- kita akan
mampu melawan
setiap campur tangan asing .. termasuk campur tangan
AMERIKA, yang
dalam sejarah kita selalu melakukannya, demi
kepentingannya sendiri.
Dengan
melaksanakan politik luarnegeri “Bertetanggsa
Baik, yang BEBAS dan AKTIF Untuk KEMERDEKAAN NASIONAL
DAN PERDAMAIAN
DUNIA . ..” Indonesia
di bawah
presiden hasil PEMILIHAN PRESIDEN 2014, bisa memainkan
peranan
positif dalam mengusahakan pembangunan ekonomi negeri yang
tidak
menggantungkan diri pada kekuatan assing.
Membangun
Indonesia yang bisa memperbaiki dan meningkatkan taraf
kehidupan dan
kemakmuran rakyat.
* * *
No comments:
Post a Comment