Thursday, February 26, 2009

IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita - BERAKHIR 2008 -- DAN JEJAKLAH KITA KE - 2009

IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita
31 Desember 2008
------------------------------------

BERAKHIR 2008 -- DAN JEJAKLAH KITA KE - 2009
-------------------------------------------------------------

(1)


Di pagi dingin pada penghujung winter 2008 ini suhunya terhitung paling rendah. Salju turun agak malu-malu. Seperti kapas tipis melayang-layang perlahan-lahan turun ke bumi. Aduh, dinginnya mak! Ketika aku berpapasan dengan tetangga di lift, terdengar keluhan: Kok begitu dingin, ya? Ya, ya, belakangan ini kita benar-benar diguyur winter yang beneran. Memang menyegarkan! Tapi dingin!!! Pada malam hari suhu selalu di bawah nol derajat.


Kemarin siang sampai malam hari, seluruh keluarga kami kumpul di rumah putrinda Yasmin dan suaminya Homayun Zahidi serta putri mereka Anusha, di Hoofddorp. Di situ pemandangan musim dingin tampak indah. Faktor penting, karena sang surya sempat menampakkan dirinya sepanjang hari. Di belakang rumah keluarga Yasmin, suatu daerah perumahan baru, terbentang sungai buatan. Sebuah kanal yang jauh memanjang lurus. Karena suhunya sudah sesuai, maka air kanal itu membeku. Kelanjutan dari berhari-hari cuaca dingin dan suhunya menurun terus, permukaan air saluran berubah menjadi ssmacam permadani terbuat dari es. Inilah saatnya pesta untuk anak-anak, pemuda-pemudi dan juga orangtua yang berkenan suka main skate. Berluncuran di atas es dengan antusias dan riang. Orang Belanda agak terkenal sering jadi kampiun pertandingan balapan skate di atas es. Olahragawan Belanda sering menggondol kejuaraan balapan kecepatan skate, baik se Eropah maupun sedunia. Bermain-main, berolah raga di atas sungai, kanal dan danau yang membeku, sudah menjadi oalah-raga masal dan nasional di Belanda.


* * *


Kemarin itu juga adalah hari dimulainya resmi penjualan mercon. Petasan, kata orang Jakarta. Sebelum itu tak boleh orang menjual/membeli mercon, kembang api dsb. Sungguh mengherankan, media ribut-ribut, mancanegara hiruk-pikuk memberitakan dan membicarakan soal krisis finans yang mengglobal. Tapi, coba tengok panjangnya orang yang antri di toko-toko khusus di Winkelcentrum Amsterdamse Poort. Tujuannya hanya satu: membeli mercon. YA, UNTUK APA LAGI KALAU BUKAN UNTUK DIBAKAR. Dibakar habis!


Bakar duit tuh, kata orang yang lewat. Begitu pula pendapat orangtua yang khawatir anak-anak mereka kena musibah karena ikut-ikut membakar mercon. Juga begitu pendapat semantara orang yang penghasilannya minima. Dilihat dari satu sudut pandangan, memang begitulah: Membakar duit. Untuk apa? . . . .


Dalam kehidupan manusia bermasyarakat, memang tidak bisa melihat hal-ihwal HANYA dari satu segi pandangan saja. Lama-lama orang menjadi biasa juga dengan mentrapkan pandangan yang banyak segi. Karena sesungguhnyalah dunia yang nyata itu banyak - banyak sekali seginya. Jauhilah pandangan satu segi atau satu macam saja. Supaya jangan berat sebelah, kata orang-orang tua yang bijak! Demikianlah, seorang penjual perempuan pada toko mercon dengan riang memberikan jawaban tegas atas pertanyaan sang wartawan, mengapa orang pada beli merson, kembang api yang aneka warna dan ragam itu, hanya untuk dibakar dalam beberapa menit saja.


Jawab perempuan penjual mercon itu sederhana saja: Setahun lamanya orang bekerja bersusah-payah mencari nafkah. Maka pada hari-hari penutup tahun, adalah masanya untuk bersantai dan BERGEMBIRA serta BERSENANG-SENANG. Antara lain dengan melihat dan mendengar pembakaran mercon. Atau . . . bahkan membeli sendiri mercon dan kemban api serta membakarnya habis pada malam tahun baru. Tak peduli harus keluar ongkos yang tidak sedikit.


Pendek saja penjelasannya. Membakar petasan untuk bergembira-ria dan bersenang-senang! Gembira dan senang, merayakan Tahun Baru dengan menikmati kembang-api berwarna-warni dan suara-suaranya yang macam-macam itu, menerangi dan menghiasi angkasa malam gelap gulita, bersiul dan mengaum membikin suasana pesta ria yan gegap gempita. Jelas ini pandagan lainnya terbanding pendapat yang semula bahwa beli mercon, kan sayang kalau nantinya hanya untuk dibakar. Bukanka itu adalah bakar duit, buang-buang uang saja!


Pandangan dari perempuan penjual mercon di Belanda itu, jelas, bukan pandangan dia sendiri saja. Bisa dipastikan di banyak negeri di dunia ini, begi juga pandangannya!. Bangsa besar seperti bangsa Tionghoa umpamanya, menganggap membakar mercon dan kembang api adalah bagian penting dari kultur dan tradisi mereka. Sampai sekarang masih diteruskan!


Tahukah pembaca berapa orang Belanda kali ini mengeluarkan uang untuk membeli meson tahun ini? Diperkirakan paling tidak Euro 70 juta!


* * *


'BREAKING NEWS' BEBASNYA JENDRAL MUCHDI DALAM KASUS PEMBUNUHAN MUNIR


Juga pada hari ini, hari terkahir tahun 2008, kita dibikin kaget (atau tidak??!! barangkali banyak orangt sudah menduganya) dengan berita 'breaking news' dari Jakarta.


Jendral Muchdi, mantan Deputi V Badan Intelijen Negara, yang dituduh telah menganjurkan atau membujuk Pollycarpus untuk melakukan pembunuhan berrencana terhadap Munir, DIVONIS BEBAS oleh Majlis Hakim Pengadilan Jakarta Selatan. Alasan: Hakim berpendapat bukti-bukti keterlibatan Muchdi tidak cukup. Entah berapa ongkos yang sudah dikeluarkan untuk kasus Munir, halmana memang diperlukan. Namun, hasilnya hanya untuk MEMBERSIHKAN NAMA SANG JENDRAL yang bertanggungjawab.


Yang bikin hati orang tambah runyam ialah serangan balik yang dilakukan oleh fihak sang Jendral yang tertuduh. Ini dia serangan-balik itu: Pengacara Muchdi mengatakan akan menggugat balik 4 orang yang disebutnya melakukan fitnah dan pencemaran 'nama baik' Jendral Muchdi.


Suciwati, istrinya Munir, Usman Hamid, Pungky Indarti, dan Hendardi, dituduh melakukan fitnah dan pencemaran nama baik Jendral Muchdi.



Dianalisa secara mendalam, peristiwa pembebasan Jendral Muchdi, hanyalah tambahan pembuktian bahwa orde yang berlangsung di dunia Pengadilan Jakarta Selatan, adalah 100 persen ORDE BARU!.

Tentu saja, aktivis HAM di Indonesia tidak akan tinggal diam. Tak akan menyerah pada keputusan Pengadilan Jakarta Selatan yang menginjak-injak keadilan dan hukum di Indonesia. Suciwati, istri Munir akan NAIK BANDING terhadap keputusan Majlis Hakim Pengadilan Jakarta Selatan tsb.



* * *



Ada satu lagi kejadiah penting yang berlangsung di TimurTengah sebagai akibat dari pendudukan Israel terhadap Palestina, yang tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa perlawanan mancanegara yang setimpal.



PEMBOMAN BIADAB ISRAEL PADA GAZA, PALESTINA.

Berita yang memilukan dan membikin marah dan geram setiap orang yang masih berhati-nurani adalah pemboman berrencana yang sudah berlangsung berhari-hari terhadap rakyat Palestina di Gaza. Sekitar 300 warga Palestina yang tak bersalah, anak-anak, perempuan dan orangtua, tewas menjadi korban pemboman biadab Israel. Lebih banyak penduduk yang luka-luka dan cidera.



Terang itu adalah tindakan sewenang-wenang Israel terhadap penduduk Gaza yang tak bersalah. Jelas pula kiranya bahwa pemboman ganas Istael terhadap Gaza itu, merupakan pelaksanaan prinsip HUKUMAN KOLEKTIF, yang sudah sering dilakukan tentara Israel terhadap rakyat Palestina yang berjuang melawan pendudukan tentara Israel. Perbuatan Israel itu ama halnya dengan praktek tentara nazi Jerman selama pendudukan Eropah; sama dengan tindakan balatentara Jepang ketika melakukan agresi dan pendudukan terhadap banyak negeri Asia. Sama halnya dengan kebijakan tentara AS ketika menduduki Vietnam, dan kini di Irak dan Afghanistan.



Masih syukur suara hati-nurani bangsa kita, bisa disampaikan oleh Gus Dur, mantan Presiden Republik Indonesia, yang memprotes keras tindakan wewenang-wenang Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza, dan menuntut tindakan biadab Isarel itu dihentikan segera.



Berita-berita sekitar t pemboman sewenang-wenang Israel terhadap penduduk Gaza, yang telah menimbulkan begitu banyak korban rakyat yang tak bersalah, memenuhi media internasional. Tapi apa yang dilakukan untuk melawan dan menyetop tindakan Israel itu? Pernyataan mengutuk dan tuntutan penghentian pemboman semata-mata, jauh dari memadai.



Sudah terbukti Israel tidak menggubris segala protes dan tuntutan penghentian pemboman daerah Gaza. Israel malah mempersiapkan penyerbuan tentara Israel ke Gaza, dengan dalih untuk membela dan melindungi penduduk Isrel. Untuk itu menghukum HAMAS yang meluncurkan roket ke arah wilayah Israel.



Inilah logika tentara pendudukan Israel. Setiap perlawanan rakyat yang diduduki tentara Israel, dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan penduduk dan negara Israel. Oleh karena itu, HUKUMAN KOLEKTIF terhada penduduk Gaza dapat dibenarkan! Tidak peduli bahwa yang jadi korban adalah rakyat penduduk biasa Gaza. (Bersambung)



* * *



PENULIS MENYAMPAIKAN SELAMAT TAHUN BARU 2009!



MENGHARAPKAN PEMBACA SUKSES BARU DALAM KERJA DAN KEHIDUPAN!

No comments: