MENGAPA PERLU MENYOKONG JOKOWI JADI PRESIDEN RI MENDATANG ??

Kolom IBRAHIM ISA

Sabtu, 29 Maret 2014
------------------------------

MENGAPA PERLU MENYOKONG JOKOWI JADI PRESIDEN RI MENDATANG ??

* * *

Sejak kekayaan alam dan bumi Indonesia digadaikan kepada kaum monopoli modal asing 47 tahun yang lalu (Jenewa, 1967), Indonesia hakikatnya sudah menjadi negeri yang dikatagorikan sebagai negeri “neo-kolonial”. Empatpuluh tujuh tahun yang lalu, setelah kaum militer Indonesia di bawah Jendral Suharto berhasil menggulingkan Presiden Sukarno.---- di Jenewa telah berlangsung Konferensi Ekonomi antara kaum monopoli asing dengan penguasa baru Indonesia. Konferensi itu (tidak mengherankan!) diprakarsai dan diselenggarakan oleh “Time Life Corporation of America” ----

Nama konferensi itu sungguh heibat tetapi amat m e n i p u . . dikatakan bahwa konferensi itu adalah untuk . . “membantu pembangunan kembali nasion Indonesia”. .

* * *

Dalam sejarah tercatat, bahwa Konferensi Ekonomi tsb menghasilkan perjanjian-perjanjian dan kontrak-kontrak “pincang” antara Delegasi Ekonomi Indonesia yang terdiri dari para pakar keuangan dan ekonomi Indonesia (terutama terdiri dari) lulusan Berkeley, AS, -- dengan kaum modal dan perusahaan monopoli AS. Kejadian ini yang menjadikan Indonesia menuruti jalur perkembangan ekonomi model konsep IMF dan World Bank, merupakan titik balik RETROGRES , yang HARUS DIKOREKSI!

Seorang pakar ekonomi AS, Professor Jeffrey Winters dari Northwestern University di Chicago, melaporkan tentang konferensi tsb a.l sbb:

“Para peserta konferensi dibagi menjadi lima seksi yang berberbeda-beda: Pertambangan di satu kamar, pelayanan di kamar lain, industri ringan di kamar lainbya, perbankan dan finans di kamar lainnya lagi.

Dan apa yang dilakukan oleh bankir Chase Manhattan, adalah duduk dalam sebuah delegasi dan mendiktekan kebijakan yang sesuai dengan kehendak mereka dan para investor lainnya.

Disitulah para penguasa perusahaan besar yang berpindah dari satu meja ke meja lainnya, sambil mengatakan 'ini yang kami inginkan', ini, ini, dan ini'. -- dan secara pokok mereka merancangkan 'legal-infrasturture' untuk investasi di Indonesia.

Saya tidak pernah mendengar situasi seperti ini dimana kaum kapitalis global duduk bersama dengan wakil-wakil negara yang katanya berdaulat dan mendiktekan syarat-syarat masuknya mereka ke negeri itu'.

Demikianlah, dalam tahun 1967 tuntutan para pengusaha asing internasional dipakukan dengan disahkannya oleh rezim Orde Baru, UUPMA, Undang-Undang Penanaman Modal Asing.< Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing >

* * *

Perjanjian-perjanjian keuangan dan ekonomi, sertga komitmen yang ditandatangani oleh Indonesia di Jenewa ketika itu (yang transparan maupun yang 'rahasia') --- amat merugikan kepentingan ekonomi nasional Indonesia. Selain kekayaan bumi dan alam kita telah digadaikan kepada fihak asing, arah perkembangan ekonomi Indonesia sepenuhnya berada di bawah dikte asing. Seiring dengan masuknya modal asing yang melakukan investasi dengan syarat-syarat yang merugikan, keuangan dan ekonomi Indonesia sepenuhnya tergantung pada fihak asing, pada PINJAMAN dari IMF dan World Bank dan sementara bank-bank asing lainnya.

Di bidang politik luar negeri, Indonesia sepenuhnya mengabdi politik dan strategi Perang Dingin AS dan Barat. Keberadaan Indonesia dalam Non-Aligned Countries, Negara-negara Non-Blok, semata-mata merupakan jubah untuk menutupi hakikat politik luarnegeri yang pro-Barat, serta untuk mengelabui rakyat.

Di bidang kebudayaan, kebiasaan dan tradisi feodal digalakkan rezim Orde Baru. Seni dan sastra asing masuk dan beroperasi dengan leluasa. Ini terjadi setelah seni dan sastra progresif yang berkembang di bawah pemerintahan Presiden Sukarno dilarang dan pelaku serta pendukungnya dipersekusi.

* * *

Pemerintah Indonesia hasil pemilihan presiden 2104, seyogianya mengakhiri keadaan dimana Indonesia telah menjadi sebuah negeri neo-koloni. Maka perjanjian-perjanjian, kommitmen dan kontrak-kontak pincang yang ditandatangni dengan fihak asing harus dipelajari kembali dan diperbaharui. Demikian pula halnya undang-undang yang menyangkut modal asing.

Sedemikian rupa sehingga memberikan syarat terandalkan untuk dibangunnya ekonomi nasional yang berdaulat sebagaimana layaknya sebuah MEGARA MERDEKA.

* * *

Ada pertanda positif. PDI-P sebagai parpol yang mengajukan JOKOWI sebagai calon untuk Presiden pasca 2014, menjelaskan prakarsa yang akan mereka programkan sebagai kebijakan mendatang.

PDI-P menawarkan tiga program untuk mewujudkan: Negara yang berdaulat di bidang politik, Berdikari di bidang ekonomi, dan Berkepribadian budaya Indonesia.

Politik besar bagi Indonesia untuk maju dan berkembang menjadi suatu negeri yang makmur dan adil, bukanlah ide baru. Tiga segi politik besar tsb lebih populer dikenal sebagai TRISAKTI.

Sayang Trisakti di masa pemerintahan Presiden Sukarno, baru merupakan konsep yang belum sempat dipraktekkkan. Pelaksanaannya terhalang oleh perubahan kekuasaan yang terjadi di Indonesia dengan berdirinya rezim Orde Baru.

* * *

Diintreprasikan secara sederhana:

BILA JOKOWI TERPILIH SEBAGAI PRESIDEN RI MENDATANG, MAKA IA AKAN MELAKSANAKAN TIGA PROGRAM BESAR YANG DIPROGRAMKAN OLEH PDI-P.

Itulah sebab utama mengapa JOKOWI PERLU DISOKONG!!

* * *