Pak Ibrahim, jujur saya sekarang menunggu terus tulisan anda.
Walaupun ada sisi idealisme yg berbeda antara saya dan Bapak , namun saya kagum pada Bapak sebagai seorang Indonesia.
I am curios, apakah Bapak sama sekali tidak pernah diijinkan pulang masuk ke wilayah RI? atau Bapak bisa masuk RI dengan paspor asing?
Bagaimana cara menghilangkan kerinduan pada tanah air, jika selama ini Bapak tidak pernah pulang? Sebab, audio visual (tv) dan mass media tidak sama dengan penglihatan objek dengan mata kepala sendiri. Ini yg saya alami setiap pulang ke Jakarta setiap tahun selalu ada yg berubah.
Terima kasih atas bantuan Bapak selama ini menolong saya membenahi naskah buku yg sekarang diberi judul" Ketika Timur Bertemu Barat", saya cek di daftar buku IKAPI belum ada judul itu, kalau buku luar banyak hanya dalam konteks lain.
Wassalam wrwb
isa
> > *IBRAHIM ISA - BERBAGI CERITA*
> >
> > *Sabtu, 12 Mei 2007*
> >
> > *--------------------------------------*
> >
> > *SEBAGAI ORANG INDONESIA HATIKU MONGKOK!*
> >
> >
> > Siapa FARID FIRMANSYAH? Dan siapa pula MUHAMMAD FIRMANSYAH KASIM. Lalu
> > RUDI HANDOKO? Tiga-tiga anak-muda itu, yang bisa dikatakan masih
> > 'anak-anak', adalah anak-anak muda belia Indonesia. Belakangan ini
> > nama-nama mereka mencuat di media dalam negeri maupun luarnegeri.
> >
> >
> >
> > Dua minggu yang lalu, tak ada, --- kalau tokh ada ---, sedikit sekali,
> > yang kenal akan nama-nama Farid Firmansyah, Rudi Handoko ataupun Muh.
> > Firmansyah Kasim.
> >
> >
> >
> > * * *
> >
> >
> >
> > FARID FIRMANSYAH, -- siapa pelajar asal Bekasi (Jabar) ini? Farid
> > Firmansyah sebenarnya sudah dikenal juga sebagai Juara Catur Siswa
> > (Nasional). Sekarang dunia mengetahui bahwa yang tampil sebagai JUARA
> > CATUR SISWA SEDUNIA, adalah FARID FIRMANSYAH. Kejuaraaan dunia ini
> > direbutnya setelah mengalahkan pecatur Junani, Kazantsis Ilias, dengan
> > nilai total 8,5 untuk 'Kelompok Umur Di bawah 15th' (KU-15).
> > 'KEJUARAAN DUNIA PELAJAR 2007', berlangsung di Halkidiki, Yunani pada
> > tanggal 5 Mei y.l. Disitulah Farid Firmansyah pemenangnya. Dengan
> > demikian telah membawa taraf permainan catur Indonesia ke taraf
> > internasional.
> >
> >
> > /* * */
> >
> >
> >
> > Lalu disusul lagi dengan peristiwa menggembirakan sekitar Olimpiade
> > Fisika Asia ke-8 y.l.
> >
> > Dalam Olimpiade Fisika Asia Ke-8, yang berlangsung di Shanghai,
> > Tiongkok, 22 - 28 April y.l., MUHAMMAD FIRMANSYAH KASIM, siswa kelas I
> > SMAN Athirah Makasar, dan RUDI HANDOKO, siswa kelas I SMA Sutomo 1,
> > Medan, MERAIH MEDALI EMAS.
> >
> > Mengenai Muhammad Firmansyah Kasim, 'Pontianak Pos' Sabtu ini, menulis
> > antara lain:
> >
> > 'Muhammad Firmansyah Kasim menjadi buah bibir di negeri ini. Prestasi
> > dia yang luar biasa dengan merebut medali emas Asian Physics Olympiad
> > (APhO), Shanghai, China, serta sederet medali lain di even Olimpiade
> > Fisika Internasional, membuat sosok ini begitu dikenal.
> >
> > MEMBANGGAKAN. Kata itu begitu lekat di bibir . . . Kata membanggakan
> > itu bukan untuk siapa-siapa, melainkan ditujukan khusus buat Muhammad
> > Firmansyah Kasim.
> >
> > Bagaimana tidak, . .Muhammad Firmansyah untuk kesekian kalinya
> > mengharumkan nama bangsa di pentas Olimpiade Internasional. Usai
> > merebut emas International Junior Science Olympiad (IJSO), Jogyakarta
> > (2005), medali perunggu Asian Physics Olympiad (APhO), Kazakhstan
> > (2006), perak di International Physics Olympiad (IPhO), Singapura,
> > (2006), Firman lagi-lagi menyabet emas pada Asian Physics Olympiad
> > (APhO), Shanghai, (2007), baru-baru ini.
> >
> > 'Sebenarnya, ia sudah ditawari beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya
> > nanti di luar negeri. Hanya saja Firman menolaknya. Firman mengaku
> > ingin tetap di Indonesia dan mau kuliah SI di ITB. Untuk pasca
> > sarjananya, memang Firman ingin di luar negeri'.Demikian a.l
> > 'Pontianak Pos', 12 Mei 2007.
> >
> >
> >
> > * * *
> >
> >
> > Tak perlu kusembunyikan . . . HATIKU MONGKOK. Belum lama wartawan
> > senior H. Rosihan Anwar berucap, bahwa ia 'tidak malu sebagai orang
> > Indonesia'. Maka sekarang ini, tak salah ucapanku, setelah prestasi
> > yang dicapai siswa-siswa Indonesia pada pertandingan catur maupun
> > Olimpiad Fisika, bahwa: -- 'Bolehlah kita berbangga, berbesar hati,
> > menjadi orang Indonesia'. 'Hatiku mongkok', lahir di dunia ini sebagai
> > orang Indonesia.
> >
> >
> >
> > Kebanggaan nasional mencuat sejadi-jadinya, dengan tak disadari
> > berbicara hati kecilku: Siapa bilang orang Indonesia bodoh? Sebentar
> > .. sebentar dulu! Apakah perasaan, emosiku itu suatu permunculan yang
> > tak disadari dari suatu semangat n a s i o n a l i s m e s e m p i t ?
> > Bahkan chauvinisme-nasional? Atau semacam NAZI-nya
> > (Nationalsozialist-nya) Hitler, yang seratus persen adalah chauvinisme
> > nasional sempit, rasis dan fasis. Atau sama dengan politik Orba dan
> > pendukung-pendukungnya yang membenarkan agresi, okupasi dan
> > peng-'anschluss'-an Timor Timur menjadi bagian dari propinsi Indonesia.
> >
> >
> >
> > Tentu tidak, rasa bangga sebagai orang Indonesia itu, seratus persen
> > bukan 'chauvinisme nasional' samasekali. Perasaan dan emosi itu wajar,
> > lumrah dan juga sehat! Ini dapat dipastikan, demikian pula perasaan
> > dan semangat bangsa kita umumnya.
> >
> > Benar sekali, 'chauvinisme-nasional' itu bertentangan dengan semangat
> > 'internasionalisme'. Selama ini aku merasa, bangsa kita, kaum demokrat
> > dan penganut faham nasionalisme-patriotik, melakukan kegiatan dan
> > berbuat, betapapun kecilnya, yang bersangkutan dengan negeri-negeri
> > tsb, dilakukan demi semangat solidaritas internasional terhadap
> > perjuangan kemerdekaan dan demokrasi di Afrika, Asia dan Amerika Latin.
> >
> >
> >
> > Berlangsungnya di negeri kita, Konferensi Asia-AFrika di Bandung pada
> > tahun 1955, yang melahirkan SEMANGAT BANDUNG, semangat solidaritas
> > dalam perjuangan bangsa-bangsa untuk kemerdekaan dan keadilan, adalah
> > manifestasi semangat internasionalisme yang bertentangan dengan
> > semangat chauvinisme-nasional. Aku sendiri, sebagaimana halnya kaum
> > demokrat yang patriotik dan progresif, merasa bahwa perjuangan untuk
> > kemerdekaan nasional dan demokrasi, hak-hak azasi manusia dan keadilan
> > sosial, yang dilakukan oleh bangsa dari negeri manapun, sebagai
> > perjuanganku sendiri, sebagai perjuangan bangsa kita sendiri.
> >
> >
> >
> > Salah seorang sahabat karibku yang biasa memberikan komentar tajam dan
> > kritis, suatu ketika, mengomentari tulisan-tulisanku. Ia berkomentar
> > bahwa, tulisanku itu kok bersifat 'nasionalistis' sekali! Barangkali
> > maksudnya untuk membandingkannya dengan tulisan-tulisanku lainnya yang
> > dianggapnya 'progresif'.
> >
> > Aku fikir, sesungguhnya pejuang-pejuang kemerdekaan dan demokrasi di
> > Indonesia, tidak pernah memisahkan semangat dan jiwa cinta tanah air
> > dan bangsa, jiwa dan semangat nasional yang patriotik dan progresif-
> > dengan fikiran demokratis-sosialis. Lihat saja perjuangan para
> > 'founding fathers' kita, pendahulu-pendahulu pejuang anti-kolonialisme
> > demi kemerdekaan untuk Indonesia yang adil dan makmur. Kenyataannya
> > mereka itu, banyak yang sosialis, banyak yang nasionalis dan banyak
> > yang komunis. Siapa yang meragukan jiwa cinta tanah air dan bangsa,
> > yang nasionalis-patrotik yang berkobar-kobar di dada mereka. Bahkan
> > pencetus dan pendorong serta visi mereka itu, kebanyakan adalah
> > perpaduan nasionalisme dengan sosialisme, bahkan Islamisme dengan
> > sosialisme. Itulah sebabnya Bung Karno dengan sepenuh hati sejak dulu
> > memperjuangkan persatuan antara Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme.
> >
> >
> >
> > * * *
> >
> >
> >
> > Kebanggaanku sebagai orang Indonesia, tentu, bukan saja, disebabkan
> > munculnya orang-orang Indonesia yang menunjukkan keunggulannya di
> > bidang a.l olah-raga bulu tangkis (dalam waktu panjang), catur
> > (junior) dan kecerdesan (pengetahuan ilmu fisika -junior). Banyak
> > sebab lainnya yang membikin kita pantas dan berhak merasa bangga
> > sebagai orang Indonesia.
> >
> >
> >
> > Seperti halnya kita bangga dewasa ini memiliki cendekiawan-cendekiawan
> > generasi muda yang bebas dan berani berfikir sendiri. Berani dan punya
> > kemauan keras untuk meluruskan atau 'menjenihkan' sejarah bangsa kita
> > yang telah dipalsu, 'diplintir' dan direkayasa oleh Orba dan para
> > 'pakar' pendukung Orba.
> >
> >
> >
> > Last but not least, kebanggaan nasional kita wajar dan patut, karena
> > di kalangan bangsa kita terdapat pejuang-pejuang kemerdekaan dan
> > pembangun nasion Indonesia, negarawan pemersatu kesatuan dan persatuan
> > bangsa, seperti BUNG KARNO, BUNG HATTA, SYAHRIR, TAN MALAKA, HAJI AGUS
> > SALIM, AMIR SYARIFUDDIN, dan banyak lainnya lagi.
> >
> >
> >
> > Itu semua membikin kebanggaan nasional kita semakin kokoh, memupuk
> > sehat kesadaran berbangsa yang kita khayati selama ini dan untuk
> > selanjutnya!
> >
> >
> >
> > * * *
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
Hartati Nurwidjaya Papafragos
Megara, greece
---------------------------------
Never miss an email again!
Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives. Check it out.
No comments:
Post a Comment