Wednesday, April 1, 2009

IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita - ''BERPISAH'' Dengan PROF DR BOB HERING

IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita

Selasa, 24 Maret 2009

---------------------------------------


''BERPISAH'' Dengan PROF DR BOB HERING


Berpisah” dengan Bob Hering. Kata “Berpisah” sengaja ditulis diantara dua tanda kutip. Jelas, – – – – karena dengan Bob Hering perpisahan itu hanya jasmaniah. Bob Hering, namanya, tokohnya, pandangan, visi dan dedikasinya, kepudilannya, karya ilmiahnya – – – sehubungan dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia, – – – RAKYAT INDONESIA, selama-lamanya tak akan berpisah dengan Bob Hering.


Bob Hering, adalah peraih Penghargaan Pemerintah Dan Masyarakat Kota Blitar (tempat kelahiran, makam dan Perpustakaan Bung Karno), atas jasa beliau dalam mengungkap sejarah perjuangan bapak Indonesia Merdeka SOEKARNO. Beliau meninggal dunia dengan tenang, dirumahnya di Vleugelmorgenstraat 2, Stein, Nederland, pada tanggal 18 Maret 2009 yl.


* * *


Dengan diantar oleh tiupan angin musim semi yang cukup dingin dan hujan rintik-rintik, berempat kami, --- Sahabat-sahabat Indonesia Bob Hering: Azis Burhan (Amsterdam), Anna Siregar (Utrecht), A. Supardi (Zaandam), Djoemeini (Den Haag) --- dan aku, pagi tanggal 23 Maret 2009, dengan mobil Burhan, dikemudikan A Supardi, pagi itu berangkatlah kami ke Crematorium Nedermaas, Vouershof 1, Geelen. Di sana jumpa dengan teman-teman Indonesia Bob Hering lainnya, a.l. Sarmaji dan Arke (dua-duanya dari Amsterdam), Soewarto (Almere), Gogol (Amsterdam), Lili dan Moenadji (dua-duanya dari Achen, Jerman). Kujumpai juga diplomat-diplomat KBRI Den Haag yang khusus datang untuk upacara perpisahan dengan Bob Hering: – – Minister Counsellor For Economic Affairs Henk E Saroinsong dan sahabatku Minister Councellor Firdaus Dahlan.


Ruangan upacara perpisahan penuh dengan hadirin. Sesuatu yang unik pertama kali kusaksikan dalam suatu upacara belasungkawa: Pada sebuah layar ditayangkan foto-foto Bob Hering bersama keluarga dan sahabat-sahabat beliau. Di sela-sela pembicara berpidato diperdengarkan musik dan lagu-lagu yang disenangi Hob Hering semasa hidupnya. Suatu suasana yang mengharukan dan penuh dengan kenangan!


Diantaranya juga terdapat sahabat dekat lainnya dari Bob Hering: Prof De Harry A. Poeze (Direktur Penerbit KITLV), penulis Biografi Tan Malaka, berjudul 'VERGUISD En VERGETEN, TAN MALAKA , de linkse bewegingen en de Indonesische Revolutie, 1945 – 1949' – Deel I, II en III.


Semua yang bicara dan menyampaikan pesan belasungkawa tertulis pada kesempatan tsb seperti Joesoef Isak – Pemipin Penerbit Hasta Mitra(Jakarta yang mempublikasi edisi Indonesia karya Bob Hering tsb.; Cipto Moenandar (Rotterdam, Ketua St Azië Studies, Onderzoek En Informatie), Dr Frietjof Tiegelman (mantan anggota pengurus Stichting Wertheim), A. Burhan (pidato dalam bahasa Indonesia), inklusif Minister Councellor Henk Saroinsong dari pewakilan KBRI, DenHaag, menekankan satu hal penting. Yaitu, mengenai jasa Prof Dr Bob Hering sehubungan dengan studi dan karya ilmiahnya mengenai sejarah kemerdekaan Indonesia, khususnya karya seumur hidup beliau 'SOEKARNO, FATHER OF INDONESIA 1901 – 1945' (Penerbit KITLV, Leiden).


Atas permintaan Ibu Netty kusampaikan (dalam bahasa Belanda) kata-kata 'perpisahan' sbb:



Stein, 23 maart 2009



Geachte Ibu Netty Hering,

Geachte families van Ibu Netty en van Pak Bob,

Geachte aanwezigen,


Op het moment dat ik vernomen heb dat Prof Dr Bob Hering overleden was op 18 maart jongsleden, werd ik even een moment stil, van het verdriet en van het verlies. In mijn gedachten zag ik de gedaante en het gezicht van Bob Hering, zijn glimlach die altijd zo vriendelijk en optimistisch was. Ook zag ik in mijn gedachten Ibu Netty en de familie in hun verdriet, door het verlies van hun geliefde.


Ik wens hun veel sterkte.


Bob Hering was een boezem vriend die je levenslang nooit zal vergeten.

Onvergetelijk was, in het bijzonder deze historische gebeurtenis: de

lancering van het boek van Bob Hering, getiteld SOEKARNO, VADER VAN DE INDONESISCHE NATIE, 1901 – 1945, die plaatsvond in de Indonesische Ambassade te Den Haag. Zowel voor ons als voor Bob persoonlijk, was die dag een dag vol trots en vreugde.


Het boek van Prof Dr Bob Hering was het resultaat van een wetenschappelijke studie van zijn leven. Uiteindelijk kwam Bob tot een conclusie en een hele nieuwe visie wat betreft de vrijheidsstrijd van het Indonesische volk. In het bijzonder over Bung Karno, de vader van het Indonesiche natie.


Nu is Bob Hering er niet meer.


Maar de naam Bob Hering zal altijd in ere blijven en nooit vergeten

worden, niet alleen door vrienden en kennissen, maar ook door het Indonesische volk, die Bob Hering waarderen en respecteren als een eerlijke objectieve historicus en Indonesië-deskundige. Hij heeft de vriendschap tussen Indonesië en Nederland versterkt.


Ons dank is groot voor het werk dat Prof Dr Bob Hering heeft verricht, zijn hele leven lang, een blijk van zijn betrokkenheid en liefde voor het Indonesische natie en volk.



Vaarwel Pak Bob, en rust in vrede!


Stein, 23 maart 2009.


* * *


(Terjemahan Indonesia):



Ibu Netty Hering Yth,

Para Keluarga Ibu Netty dan Pak Bob Hering Yth.,

Hadirin Yth.,


Ketika mendengar Prof Dr Bob Hering meninggal dunia tanggal 18 Maret y.l , aku terhening sejenak menahan rasa sedih dan kehilangan. Terbayang sosok serta wajah Bob Hering yang selalu senyum ramah dan optimis. Terbayang Ibu Netty Hering serta keluarga yang sedang dirundung kesedihan, ditinggalkan suami tercinta.

Semoga mereka tabah adanya.


Bob Hering adalah sahabat karib dan sejati yang tak akan terlupakan seumur hidup. Khususnya tak terlupakan peristiwa bersejarah: -- -- Diluncurkannya buku Bob Hering 'SOEKARNO FOUNDING FATHER OF INDONESIA 1901 -- 1945', di KBRI Den Haag. Bagi kami dan Bob pribadi, hari itu adalah saat-saat yang teramat membanggakan serta menggembirakan.


Buku Prof Dr Bob Hering adalah hasil studi ilmiah seumur hidup. Akhirnya Bob tiba pada kesimpulan dan pandangan yang baru samasekali terhadap Indonesia dan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, khususnya terhadap bapak nasion Indonesia, Bung Karno.


Kini Bob Hering sudah tiada.

Tetapi dihati kami nama Bob Hering akan tetap harum, akan selalu diingat, tidak saja oleh sahabat dan kenalan, tetapi juga oleh rakyat Indonesia yang menghargai dan menghormati Bob Hering sebagai seorang sejarawan Indonesianis yang tulus dan obyektif. Beliau telah mempererat rasa persahabatan antara Indonesia dan Belanda.


Tak terkira rasa terima kasih kita atas usaha seumur hidup Prof Dr Bob Hering, suatu realisasi kepedulian dan rasa cinta beliau terhadap negeri dan bangsa Indonesia.


Selamat jalan Pak Bob, istirahatlah dalam kedamaian.

* * *


Mengesankan dan amat mengharukan adalah kata-kata perpisahan Ibu Netty Hering yang diucapkannya pada akhir ucapacara.


Selesai upacara kremasi atas undangan Ibu Netty Hering sekeluarga kami bersama-sama berangkat ke Kasteel Elsloo, untuk bersilaturahmi.


* * *



No comments: