*Kolom IBRAHIM ISA*
*Kemis, 31 Januari 2013*
-------------------------------
*DPR TAKUT KEGADUHAN . . .?!*
*Dalih Baru Untuk Menutupi PEMELINTIRAN SEJARAH BANGSA . . .?*
** * **
Suatu perkembangan yang membesarkan hati! Ketika kita membaca berita 
(DetikNews, 29/1/2013), bahwa *---:*
*Arsip Nasional RI (ANRI) berencana membuka arsip dokumen kasus G30S 
yang selama ini dirahasiakan.*Pihak ANRI sendiri saat ini sedang 
membahas keterbukaan informasi, khususnya G30S.*Upaya ini **menurut ANRI 
adalah perwujudan UU 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. 
*demikian ketua ANRI M Asichin.
Perkembangan baru sikap ANRI patut disambut. Halmana sesuai dengan 
pemahaman umum di masyarakat bahwa *ARSIP NASIONAL adalah MEMORI 
KOLEKTIF BANGSA!*
** * **
Maka, --- merupakan *suara sumbang*, apa yang dinyatakan oleh pihak DPR 
yang mengkhawatirkan langkah keterbukaan terhadap publik tersebut 
*justru menimbulkan kegaduhan baru. Kongkritnya kata anggota Komisi II 
DPR RI, Salim Mengga: "Keterbukaan dokumen G30S-PKI harus 
dikoordinasikan dengan lembaga lain, karena akan menimbulkan kegaduhan." *
*Kontan bermunculan reaksi!*Kita ikuti beberapa reaksi tsb:
*Y.T Taher, seorang penulis *yang biasa berkomentar di mailist intenet, 
menyatakan a.l sbb:
"/Yang bakal gaduh tentunya orang-orang yang pernah melakukan kejahatan 
terhadap PKI, karena takut rahasianya terbongkar dan rakyat bakal 
mengetahui dengan jelas bahwa selama ini PKI difitnah dan dikambing 
hitamkan oleh Suharto/Orde Baru, militer dan kaum agama serta para 
penerusnya. PKI sendiri tentu tidak bakal gaduh karena jutaan anggota 
dan simpatisannya semua sudah dibantai dan berada di dalam kuburan tak 
bernisan dan partainya juga sudah mati dibunuh./
*Redaktur Gelora45, ChanCT*a.l menulis sbb:
"/Membuka masalah G30S, berarti mengungkap KEPALSUAN, FITNAH yang 
dituduhkan penguasa ketika itu! Kalau KEPALSUAN itu tersingkap, bukan 
saja kegaduhan yang terjadi, yang berkuasa dan masih saja membela 
kepalsuan sejarah selama ini akan terjungkel, ...! Itu yang tidak 
dikehendaki DPR, hilang kesempatan menikmati kehidupan mewah diatas 
penderitaan rakyat banyak./
*Seorang kontributor lainnya di media mailist, Nasare menulis a.l*:
"/Ya jelas gaduhlah. Wong yang bersalah membunuh orang masih 
bergentayangan. Gaduhnya itu 'kan bukan karena apa apa tetapi karena 
takut. Takut kesalahannya diungkit dan takut karena kekuasaannya yang 
diganggu gugat oleh kesalahan yang diperbuatnya./
/Kalau gaduh takut diserang oleh orang PKI yang mau balas dendam. Itu 
mah bego namanya./
/Wong orang2 PKI dulu itu'kan sudah tua, makan minum saja kebingungan 
dinegara orang. Apalagi yang sudah diliang kubur mana bisa mau balas 
dendam. Jadi bukan gaduh tapi takut!/
Demikian a.l reaksi kontan pembaca dan penulis atas pernyataan sumbang 
anggota Komisi II DPR, Salim Mengga, yang khawatir dibukanya fakta-fakta 
dan catatan sekitar G30S akan menimulkan kegaduhan.
* * *
Sudah menjadi rahasia umum bahwa di bawah rezim Orde Baru, siapapun 
tidak akan bisa mengakses ke Arsip Nasional, yang dikatakan fungsinya 
a.l adalah sebagai *MEMORI KOLEKTIF BANGSA* itu, . . . . . . . kalau ia 
bermaksud mencari bahan sejarah, meneliti dan menstudi fakta-fakta dan 
kejadian dimasa lampau pada bangsa ini. Mengapa Orba menutup pintu Arsip 
Nasional sedemikian ketatnya?
Tidak lain tidak bukan -- Karena rezim Orde Baru itu sendiri lahir dan 
berkuasa, meneruskan serta melanggengkan rezimnya, dengan menyembunyikan 
fakta-fakta sejarah yang sebenarnya terjadi di masa lampau. Di segi lain 
Orba membikin sendiri , semaunya merekayasa "sejarah". Khususnya apa 
yang terjadi sekitar G30S, -- dan Presiden Sukarno yang dituduh terlibat 
dengan G30S. Rezim Orba MEREAYASA dan MENJUNGKIR-BALIKKAN, MEMELINTIR 
sejarah bangsa ini. Di lain fihak Orba dan para pendukunngya melarang 
siapapun mengungkapkan sejarah sesungguhnya sekitar G30S dan peristiwa 
pembantaian masal dimana terlibat langsung aparat negara.
* * *
Bicara kasus REKAYASA SEJARAH rezim Orba: -- Ambillah kasus sekitar 
"*SUPERSEMAR"*, *Surat Perintah Sebelas Maret (1966)*. Isi Supersemar 
itu adalah *SURAT PERINTAH* Presiden Panglima Tertinggi ABRI Sukarno 
kepada Jendral Suharto. Suharto diperintahkan untuk menangani keamanan 
dalam negeri, menjaga kewibawaan Presiden Sukarno dan ajaran-ajarannya, 
serta melapor kepada Presiden Sukarno. Jendral Suharto dengan sengaja 
mengisukan bahwa "tidak ada yang tahu dimana Supersemar". Ia dengan 
sengaja menjadikan Supersemar barang "misterius".
Selanjutnya Jendral Suharto, dan rezin Orba melalui mesin propagandanya 
menyiarkan bahwa SUPERSEMAR itu adalah "tranfer of authority", adalah 
pelimpahan kekuasaan oleh Prsiden Sukarno kepada Jendral Suharto. 
Suharto kemudian menggunakan SUPERSEMAR untuk melarang PKI dan 
mengintensifkn kampanye opresif dan pemusnahan terhadap PKI, yang diduga 
PKI atau yang dianggap simpatisan PKI dan semua pendukung Presiden 
Sukarno. Mereka-mereka itu dikejar-kejar, ditangkap, dipenjarakan atau 
dibuang ke P.Buru. Sebagian besar ditangkap dan dibantai secara masal 
dan ekstra-judisial.
Dengan Supersemar itu pula Jendral Suharto melorot Presiden Sukarno dari 
jabatan Presiden RI, Akhirnya, Bapak Pendiri Bangsa Bung Karno dengan 
merana dan tersiksa menderita sakit mengakhiri hidupnya sebagai orang 
tahanan Jendral Suharto. Tidakkah berita-berita, fakta-fakta sejarah 
tentang itu semua mestinya ada tersimpan di Arsip Nasional RI, dan harus 
dibuka di hadapan masyarakat umum??
* * *
Berkat jerih-payah historikus muda*Budi Setiyono dan Bonnie Triyana*, 
yang melakukan riset teliti di Arsip Nasional setelah tergulingnya 
Presiden Suharto, . . . maka telah dapat diungkap apa dan bagaimana 
kedudukan sesungguhnya dari dokumen SUPERSEMAR. Seperti penjelasan yang 
berkali-kali diberikan oleh Presiden Sukarno dalam pidato-pidatonya 
selama beliau masih belum ditahan Suharto. Masyarakat tidak mengetahui 
isi pidato-pidato Presiden Sukarno tentang SUPERSEMAR, karena Jendral 
Suharto mem-black-out pidato-pidato Presiden Sukarno itu.
Namun, --- kemudian pidato-pidato Presiden Sukarno SETELAH TERJADINYA 
G30S, dibukukan menjadi buku dokumen bersejarah, berjudul "*REVOLUSI 
BELUM SELESAI", Jilid 1, dan 2, dengan Kata Pengantar Dr Asvi Warman 
Adam, Peneliti Senior LIPI.* Menjadi jelaslah bahwa Supersemar ditangan 
Suharto telah disalahgunakan untuk melanjutkan kudeta merangkak Jendral 
Suharto terhadap Presiden Sukarno dan melakukan kampanye persekusi dalam 
tahun-tahun 1966/67/68.
* * *
*Kita ambil contoh lain*: Setelah Jendral Suharto membangkang terhadap 
Presiden Sukarno dan mengambil oper pimpian AD ditangannya sendiri, 
serta menguasai media pers dan TV, dimulailah *SIARAN BERITA BOHONG 
TERBESAR* di sepanjang sejarah Republik Indonesia. Berhari-hri lamanya 
disiarkan berita bohong bahwa perempuan-perempan Gerwani telah 
mencongkel mata dan memotong kemaluan 6 orang jendral TNI dan seorang 
perwira, sebelum mereka dibunuh. Dikabarkan pula bahwa para perempuan 
Gerwani tsb menari-nari mesum di muka para jendral sambil mendongkel 
mata mereka dan mensilet kemaluannya.
Maksud rekayasa fitnah terhadap perempuan-perempuan Gerwani tsb adalah 
dalam rangka menghasut kebencian masyarakat terhadap "kebiadaban" 
perempuan-perempuan Gerwani yang Komunis itu. Suatu tim forensik yang 
memeriksa jenazah korban tsb , dengan risoko akan "ditindak oleh Jendral 
Suharto", dengan berani dan jujur menyimpulkan bahwa keadaan 
jenazah-jenazah para jendral dan periwra itu utuh. Tak ada tanda-tanda 
penyiksaan seperti yang diberitakan oleh media tentara. Tapi laporan tim 
forensik tsb dibungkam oleh Jendral |Suharto dan rezim Orba.
Perempuan yang diberitakan sebagai anggota Gerwani yang di Lubang Buaya 
melakukan penyiksaan terhadap para perwira TNI itu, ternyata adalah 
seorang pelacur yang dipaksa mengenakan pakaian seragam dan bersenjata. 
Kemudian dipotret. Seolah-olah sedang "beraksi" di Lubang Buaya. Kepada 
para tahanan Orba liannya yang kebetulan ada dalam satu penjara dengan 
pelacur tsb, perempuan itu terus terang menyatakan bahwa ia adalah 
seroang pelacur. Bahwa ia sedang di jalan ditangkap oleh tentara, 
kemudian disuruh berpose di depan kamera, seolah-olah sedang beraksi di 
Lubang Buya. Padahal ia tidak pernah ke Lubang Buaya, dan juga tidak 
tahu dimana tempat yang dinamakan Lubang Buaya itu.
Bukankah kampanye fitnah dan dusta terhadap perempuan-perempuan Gerwani 
ini seharusnya dibuka didepan masyrakat umum. Dengan demikian 
merehabilitasi nama baik Gerwani! Supaya rekayasa fitnah demikian yang 
dilakukan oleh aparat negara jangan sampai terulang lagi di masa yang 
akan datang??
* * *
*Diharapkan fihak ANRI, Arsip Nasional Republik Indonesia tidak mundur 
dari kebijakan barunya untuk memberlakukan KETERBUKAAN. Sehingga ANRI 
betul-betul akan merupakan MEMORI KOLEKTIF BANGSA! Dimanfaatkan oleh 
masyarakat, khususnya oleh para peneliti yang menstudi dan berusaha 
MELEMPANGKAN SEJARAH BANGA YANG DIBENGKOKKAN OLEH REZIM ORBA!! * * **
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

No comments:
Post a Comment