IBRAHIM ISA
Paris, Jum'at, 14 Oktober 2011
-----------------------------------------
UMAR SAID, --- PERJUANGANMU ADALAH PERJUANGAN KITA SEMUA
Yth.
Walikota Montreuil, Ibu Dominique Voynet,
Ibu Danielle Desguees
Para sahabat Umar Said -- warga Perancis dan dari negeri lainnya,
Para sahabat pengelola Restoran Indonesia Paris,
Para kenalan dan sahabat Umar Said yang khusus datang dari Belanda,
Swedia dan Jerman,
Pertama-tama izinkanlah saya, *ATAS NAMA KELUARGA UMAR SAID*, --
Ninon Martis, istrinya, putra-putra mereka, Yann Aumars sekeluarga
dan Benoit Aumars sekeluarga, ---
Menyatakan terima kasih sebesar-besarnya kepada Walikota Paris dan
Kotapradja Paris, yang telah memberikan fasilitas serta menyediakan
ruangan di Kotapraja ini bagi upacara perpisahan dengan *André
Aumars terlahir Umar Said *tercinta. Terima kasih kepada para
dokter, jururawat dan staf rumah sakit yang selama sakitnya telah
dengan sebaik-baiknya merawat Umar Said. Terima kasih kepada para
sahabat dan kenalan yang telah menyatakan belasungkawa, memberikan
perhatian, bantuan tenaga, fikiran dll, --- menjadikan upacara
perpisahan kita dengan Umar Said hari ini, suatu kenangan khidmat
yang tak terlupakan. Suatu pertemuan dimana kita semua menyatakan
penghargaan tinggi dan penghormatan besar pada Umar Said, manusia
Indonesia yang langka.
Saya katakan: Umar Said adalah manusia Indonesia yang langka.
Pertama-tama, karena kecintaan dan pengabdiannya yang tak terhingga
pada bangsa dan tanah air, pada cita-cita mulya kebenaran, keadilan,
hak-hak demokrasi bagi seluruh warga-negara Indonesia. Keyakinan
cita-citanya begitu kokoh dan konsisten, begitu tabah dan
bersemangat, sehingga merupakan suri teladan bagi yang ditinggalkan.
* * *
Umar Said, sikapnya. hangat luar biasa pada siapa saja yang
mengenalnya. Kita senantiasa merasakan solidaritas-kekawananya, ---
terutama pada kawan-kawan senasib sepenanggungan. Juga pada kenalan
dan sahabat barunya. Kepedulian, perhatian serta solidaritasnya pada
kawan-kawan seperjuanngan menjangkau jauh ke tanah air. Umar Said
memiliki solidaritas mendalam pada nasib rakyat kita di tanah air.
Kita mengenal Umar Said sebagai seorang yang sederhana sekali, tetapi cerdas dan punya daya analisis politik yang tajam.
Kehangatannya terhadap kawan lama dan baru juga suatu sifat menonjol
Umar Said.
Kita juga mengenalnya sebagai orang yang luwes dan mahir dalam
berkomunikasi dengan siapa saja. Selain dengan teman seperjuangan,
ia menjalin persahabatan dengan mereka-mereka yang dikenal sebagai 'celebrities' . Yaitu, orang-orang dan tokoh-tokoh penting berbagai
negeri, seperti Mme Mitterand, First Lady Perancis ketika itu;
Walikota Paris Ibu Dominique Voynet; Presiden Timor Leste, José
Ramos-Horta (belum lama beliau khusus mengunjungi Umar Said di Restoran Indonesia dan mengadakan pembicaraan intim); Prof Dr
Wertheim, Indonesianis sahabat sejati rakyat Indonesia; Dr Han Suyin
penulis terkenal, mantan presiden Gus Dur, dll. Kita juga mengenal
Umar Said yang lancar berbahasa asing, seperti bahasa Perancis ,
Belanda, Inggris, Jerman,, dan juga bahasa Jepang. Pada zaman
pendudukan Jepang di Indonesia, ketika Umar Said masih murid SMP, ia
meraih juara kompetisi nasional bahasa Jepang untuk sekolah menengah.
Kemahirannya berkomunikasi, berbahasa asing, bakatnya menggalang
persahabatan, semua itu diabdikannya demi perjuangan untuk cita-cita
mulya yang diembannya selama hidup: Kebebasan, Keadilan dan
Kebenaran' --- Demokrasi dan Hak-hak azasi manusia.
* * *
Hadirin Yth.
Pada saat-saat seperti ini, di ketika kita merasa amat kehilangan
kawan terdekat, berkali-kali muncul rasa sedih dan duka. Perasaan
seperti ini persis ketika kita kehilangan Jusuf Isak, sahabat dan teman seperjuangan, pemimpin Penerbit HASTA MITRA.
Berkali-kali pada saat kedatangan Jusuf Isak (mula-mula secara
klandestin) kemudian terang-terangan ke Eropah, termasuk Perancis
dan Jerman sejak periode masih berkuasanya Orba, -- -- - pada
saat-saat itu Umar Said, Jusuf Isak, S. Tahsin, pendiri toko buku
"Manus Amici" Amsterdam, dan saya , biasa berkumpul di rumah Umar
Said, di Paris. Ketika itu Ninon, dan dua orang putranya, masih
belum diketahui dimana mereka berada di Indonesia, sejak Jendral
Suharto melakukan pengejaran dan persekusi terhadap
keluarga-keluarga orang yang dituduh 'terlibat atau berindikasi' G30S.
Adalah Jusuf Isak yang dimintai Umar Said membantu mencarikan dimana
gerangan keberadaan Ninon dan dua orang putra-putranya itu. Umar
Said terpisah dengan keluarganya sejak 1965. Sejak berdirinya Orba,
Umar Said tak bisa pulang. Berkat usaha tak kenal susah-payah Jusuf
Isak, alamat Ninon dan dua orang putra-putranya bisa ditemukan.
Selanjutanya Jusuf Isaklah yang menghubungkan kembali keluarga Umar
Said. Suatu menifestasi cemerlang dari semangat solidaritas wartawan
pejuang Jusuf Isak terhadap Umar Said.
Dengan Ninon sebagai istri yang setia, yang amat memperhatikan
suaminya, dan selalu memberikan dukungan dan semangat, Umar Said
semakin dapat berkiprah memperjuangkan cita-cita mulya yang
diembannya sejak masa muda. Teman-teman dekat Umar Said, tak bisa
membayangkan menggebu-gebunya kegiatan Umar Said tanpa bantuan dan
perhatian Ninon di sisinya. Suatu ikatan cinta dan kekeluargaan yang
ideal.
* * *
Umar Said telah berjuang maksimal sampai saat akhir umurnya, demi
cita-cita yang adil dan mulya. Demi bangsa, tanah air, hak-hak
demokrasi dan hak-hak azasi manusia. Demi rehabilitasi hak-hak warga
dan hak politik jutaan korban persekusi rezim Orba. Kegiatan dan
perjuangan Umar Said mendapat penghargaan tinggi sekali dari semua
yang mengenalnya, dari dekat maupun dari jauh. Siapa saja yang kenal
Umar Said dan mengikuti tulisan-tulisannya pasti terinspirasi dan
terdorong untuk bersama-sama melakukan kegiatan dan berjuang.
Sebagai tanda pernghargaan dan penghormatan Kotapraja Kota Paris,
Umar Said tahun ini dianugerahi "Medali Warga Terhormat Kota Paris".
Suatu tanda penghargaan dan penghormatan luar biasa yang dibeikan
Kota Paris kepada seorang Indonesia yang dianggap telah banyak
melakukan kegiatan demi persahabatan dan saling mengerti antara dua
bangsa -- Perancis dan Indonesia. Juga penghargaan atas jerih usaha
dan perjuangan untuk hak-hak demokrasi dan hak-hak azasi manusia
Indonesia.
* * *
Umar Said adalah salah seorang yang sering disebut 'orang yang
terhalang pulang'. Benar, --- awal ia menjadi "stateless", jadi
'eksil' , -- penyebabnya ialah, apa yang Umar Said bersama
kawan-kawan lainnya lakukan di Havana, pada penghujung 1965, awal 1966, --- Beberapa saat setelah dimulainya persekusi dan pembantaian
masal 1965 oleh Jendral Suharto dan pendukungnya. Yang ia lakukan,
adalah perlawanan kongkrit 'face-to-face' terhadap kejahatan
kemanusiaan oleh Jendral Suharto terhadap rakyat Indonesia.
Bersama-sama, -- kami menyusun Delegasi Indonesia agar terwakili
dengan baik dalam Konferensi Asia-Afrika-Amerika Latin, (Havana,
1966). Di forum internasionl itulah Umar Said ambil bagian dalam
kegiatan menjelaskan kepada seluruh dunia, tentang pelanggaran HAM
terbesar terhadap rakyat Indonesia. Delegasi Indonesia, dimana Umar Said ambil bagian aktif itu, menggalang solidaritas internasional
agi rakyat Indonesia yang sedang tertindas. /
Kegiatan inilah yang menyebabkan Umar Said bersama kawan-kawan
lainnya anggota Delegasi Indonesia ke Konferensi Trikontinental,
oleh fihak militer yang sudah berkuasa di Jakarta, dinayatakan
sebagai kegiatan subversif anti-Indonesia. Selanjutanya
paspor-paspor mereka dinyatakan tidak berlaku lagi, dicabut!
Tetapi keadaan tanpa berkewargenegaraan di Perancis, tidak
mematahkan semangat juang Umar Said. Bersama kawan-kawan Indonesia
lainnya yang senasib, Umar Said, dengan bantuan kawan-kawan
progresif Perancis dan fihak gereja, berhasil mendirikan koperasi
Restoran Indonesia, PARIS. Restoran itu bukan saja memberikan
kesempatan kerja pada teman-teman eksil lainnya, sehingga tak perlu
minta bantuan sosial pemerintah Perancis. Tetapi juga menjadikannya salah satu pusat kegiatan budaya Indonesia. Seorang dosen Indonesia,
Dr Arief Budiman,--- yang ketika itu oleh KBRI Paris dilarang
mengunjungi Restoran Indonesia atas tuduhan melakukan kegiatan
anti-Indonesia, -- tetapi tokh berkunjung ke Restoran Indonesia Paris, menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh para pengelola Restoran Indonesia, adalah kegiatan budaya Indonesia yang lebih
aktif dan efisien terbanding Kedutaan Indonesia di Paris ketika itu.
Restoran Indonesia yang dipimpin Umar Said, telah menjadi 'pusat
budaya Indonesia', menjadi "monumen persahabatan Indonesia
Perancis", di tengah kota Paris.
* * *
Umar Said adalah seorang jurnalis Indonesia dalam nama dan perbuatan. Kegiatan jurnalistik Umar Said bukan semata-mata untuk
menunjang hidup diri dan keluarganya. Umar Said adalah seorang
patriot sejati, yang kecintaan dan kesetiaannya pada Indonesia
sedikitpun tak diragukan. Bersamaan dengan itu Umar Said berjuang
demi cita-cita mulya membela dan memperkokoh Republik Indonesia. Umar Said bercita-cita tegaknya SOSIALISME INDONESIA. Itulah
sebabnya ia konsisten mendukung ajaran-ajaran Bung Karno, mendukung
Pancasila dan TRISAKTI BUNG KARNO: Agar Indonesia: Berdaulat di
bidang politik, Berdikari di bidang ekonomi, dan, Berkepribadian
nasional di bidang kebudayaan.
Umar Said adalah benar-benar apa yang disebut: -- Wartawan yang berjuang melalui tulisannya. Sejak awal tahun 1950-an ia aktif
sebagai wartawan s.k. Indonesia Raya, selanjutnya di Harian Rakyat,
kemudian menjadi Pemimpin Redaksi s.k. Ekonomi Nasional. S.k.
Ekonomi Nasional, adalah satu-satunya surat kabar ekonomi yang
berskala nasional di Indonesia ketika itu. Bersamaan dengan itu
setelah bersama kawan-kawan patriotik dan progresif lainnya aktif
menyelenggarakan Konferensi Wartawan Asia-Afrika (Jakarta, 1963),
Umar Said aktif sebagai anggota Sekretariat Wartawan Asia-Afrika
(Jakarta, 1963-1965).
* * *
Umar Said telah pergi untuk selama-lamanya. Tetapi ia telah
meninggalkan wasiat yang amat berharga. Ia memberikan suri teladan
kepada jurnalis-jurnalis muda Indonesia, dan juga teladan sebagai
pejuang bagi kita semua.
Sungguh murni kesan dan perasaan Ninon, sekeluarga, dan juga kita
semua: KITA BANGGA DENGAN APA YANG TELAH DIPERJUANGAN DAN DIKERJAKAN
UMAR SAID SELAMA HIDUPNYA.
Umar Said, -- kenang-kenangan mengenai diri dan perjuanganmu akan
diingat sepanjang masa.
Umar Said!
Perjuanganmu adalah perjuangan kita semua!!!
* * *
No comments:
Post a Comment