Friday, November 2, 2007

IBRAHIM ISA --- BERBAGI CERITA -- LEIDEN MEMPERINGATI 'HARI SUMPAH PEMUDA'

IBRAHIM ISA --- BERBAGI CERITA

----------------------------------------

Kemis, 01 November 2007


LEIDEN MEMPERINGATI 'HARI SUMPAH PEMUDA'


KEUNGGULAN generasi muda kita, ----- ialah, --- mereka selalu berinisiatif dan aktif. Selalu rela berkorban demi cita-cita luhur kemerdekaan, keadilan, kemakmuran serta kebesaran bangsa dan tanah air INDONESIA. Ini terukir dalam sejarah perjuangan bangsa kita untuk kemerdekaan Tanah Air dan Bangsa. Bukti keras yang monumental, didemonstrasikan pada Hari SUMPAH PEMUDA 28 Oktober 1928, REVOLUSI AGUSTUS 1945 dan maraknya GERAKAN REFORMASI DAN DEMOKRATISASI 1998, yang telah menggulingkan rezim Orba di bawah Presiden Suharto.


Memperingati -- Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 -- , memang sudah menjadi suatu tradisi bangsa kita. Suatu tradisi yang baik. Yang sudah berlangsung puluhan tahun lamanya. Tradisi ini relevan dan perlu diteruskan. Memperingati Hari Sumpah Pemuda, mengingatkan kita kembali tentang perlunya mengkhayati arti penting memahami secara tepat, sejarah perjuangan bangsa kita dalam membangun nasion Indonesia dan memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia.


Ada pendapat yang menyatakan, bahwa belakangan ini , peringatan Hari Sumpah Pemuda, lebih banyak dilakukan secara seremonial dan ritual belaka. Atau hanya bersifat formal. Maka,-- begitu diargumentasikan , --- sebaiknya hapuskan saja peringatan Hari Sumpah Pemuda, yang bersifat seremonial dan ritual itu. Tidak perlu itu, demikian dikatakan.


Seremoni dan ritual, adalah bagian (bahkan bagian yang termasuk penting) dari kehidupan budaya manusia, termasuk budaya manusia Indonesia. Yang harus diperhatikan dan dijaga, ialah agar jangan sampai kebablasan dalam melakukan seremoni dan ritual. Perlu dicegah jangan sampai merayakan Hari Sumpah Pemuda semata-mata, atau lebih banyak bersifat seremonial dan ritual. Kebiasaan dan tradisi memperingati Hari Sumpah Pemuda, dan hari-hari penting nasional lainnya, termasuk segi seremoni dan ritualnya, samasekali tidak ada salahnya.


* * *


Seminar untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, yang diadakan pada hari Miggu, 28 Oktober 2007 di Leiden, dengan mengambil tema -- 'SAMPAI DIMANA KEINDONESIAAN KITA' -- , telah berlangsung di gedung Teater LAK, Universiteit Leiden. Tidak ketinggalan dipentaskannya malam kebudayaan. Diisi dengan tari dan nyanyi Indonesia, merdu dan indah. Cukup meriah. Sayang Penulis tidak sempat hadir terus pada bagian kedua Seminar, dan juga tidak ambil bagian dalam malam kebudayaannya, karena, ada urusan lain.


Tema yang dipilih cukup menarik dan luas. Bisa dibayangkan betapa sulitnya panitya menyimpulkan hasil seminar nantinya. Ketika moderator memberikan orasinya, tersirat fikiran yang dipengaruhi oleh pesimisme mengenai hari depan bangsa dan tanah air. Padahal, seyogianya, memperingati Hari Sumpah Pemuda, tujuannya adalah untuk memperkokoh semangat dan jiwa opitmisme, kesadaran satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air, serta semangat nasionalisme patriotik yang optimis.


* * *


Perlu dikemukakan bahwa secara keseluruhan Hari Peringatan Sumpah Pemuda yang diisi dengan sebuah seminar, adalah positif. Namun, tidak boleh menutup mata terhadap kekurangan-kekurangan nya, baik mengenai pemanduan maupun mengenai isi pembicaraan sementara nara sumber. Panitya Penyelenggara Seminar (FKMIN bekerjasama dengan KBRI Den Haag) menunjukkan kesungguh-sungguhan dengan a.l. menyediakan bahan bacaan tercetak untuk keperluan seminar. Antara lain, yang disusun atau dikemukakan secara lisan oleh para nara sumber, termasuk Mintardjo SH (Yayasan Sapulidi Leiden), Prof. Amal Tamrin Tamagola, Leiden, Sofyan Siregar (Ketua FKMIN) dan J.E Habibie, Dubes RI untuk Kerajaan Belanda,dan lain-lain.


Perlu diperhatikan apa yang disampaikan oleh Mintardjo yang mengemukakan tentang peran masyarakat Indonesia di negeri Belanda dalam 'membentuk dan menjaga ke-Indonesiaan'. Tentang pentingnya membangkitkan kepedulian orang-orang Indonesia tehadap nasib bangsanya sendiri, dan perlunya memberikan keyakinan bahwa Indonesia bukanlah Negara yang tanpa harapan.


Namun, yang paling menarik perhatian adalah sumbangsih fikiran yang disampaikan oleh Prof. Dr Amal Tamrin Tomagola. Terutama karena yang diajukan itu, selain amat kritis dan juga analitis, --- juga karena ia mengangkat soal-soal yang nyata, yang riil, yang relevan mengenai kendala-kendala yang dihadapi bangsa kita dewasa ini, tanpa tedeng aling-aling. Baik dari yang terdapat di kalangan masyarakat maupun di kalangan yang berwewenang. Tamrin memfokuskan pada masalah-masalah yang menyangkut lingkungan hidup, budaya korupsi dan kemiskinan, yan bila tidak ditangani dengan baik dan pandai, akan merupakan kendala bagi kemajuan bahkan kelangsungan hidup bangsa ini. Penting sekali apa yang dikemukakan Tamrin tertuju kepada para pemuda-pemudi yang sedang menempuh studi di Belanda. Yaitu, agar bila selesai studi dan pulang ke tanah air, jangan 'nongkrong' di Jakarta, hendaknya terjun ke daerah-daerah, ikut membangun kekuatan demokratis masyarakat dari tingkat bawah, akar rumput.


* * *


Kiranya perlu diperhatikan ( terutama oleh yang bersangkutan) pendapat sementara hadirin, yang menyatakan (kepada penulis) bahwa apa yang diajukan oleh Prof Amal Tamrin Tomagola, jauh lebih relevan dengan situasi tanah air dan bangsa. Apa yang disampaikan Tamrin, lebih bermutu. terbanding, misalnya, pembicaraan yang disampaikan oleh JE Habibie, Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, yang tampil sebagai nara sumber. Dengan segala hormat kepada beliau, dinyatakan bahwa sebagai salah seorang nara sumber, apa yang diorasikan JE Habibie terlalu banyak yang terpaut dengan dirinya sendiri. Di satu fihak, pendengar menghargai semangat nasionalis yang dimanifestasikan JE Habibie. Pada segi lainnya dikemukakan dengan kesal (kepada penulis), bahwa Dubes kita, tidak tahan dan tidak bisa mendengar kritik, seperti tampak ketika berliau berrreaksi keras terhadap kritik mengenai kehidupan parpol, para elite (yang berkuasa) dan maraknya korupsi di tanah air. Suatu kritik tajam dan keras golongan muda, yang diajukan pembicara dari PPI Belanda. Kontan saja Dubes , melakukan 'serangan balas', sehingga kesannya, beliau ingin meredam pendapat yang berbeda dengan pendapatnya sendiri.


Selain itu ada pendapat JE Habibie yang menarik perhatian, ketika beliau memberikn tafsirannya sendiri sekitar digulingkannya Presiden Sukarno. Dengan maksud untuk menonjolkan 'peranan pemuda-pemuda' yang berdemo menentang Presiden Sukarno pada periode 1965-1966, dinyatakannya bahwa aksi-aksi yang dilakukan oleh KAPPI/KAMI pada periode 1965/1966, akhirynya menyebabkan TUMBANGNYA SUKARNO.


Padahal catatan dan analisis mengenai peristiwa pada masa itu, baik yang ditulis oleh pakar-pakar dan penulis-penulis Indonesia maupun luar negeri, cukup jelas mengungkapkan bahwa tergulingnya Presiden Sukarno, penyebabnya, pertama-tama dan terutama adalah kekerasan militer, adalah 'KUP MERANGKA' yang dilakukan oleh bagian dari AD yang dipimpin oleh Jendral Suharto dengan kekuatan pasukan KOSTRAD. Peranan AS dan CIA-nya tidak kalah penting dalam menumbangkan Presiden Sukarno, yang memang telah berusaha berkali-kali untuk menggulingkan Presiden Sukarno, seperti yang mereka lakukan melalui pemberontakan PRRI/Permesta http://dewa-api.blogspot.com/2007/07/soempah-pemoeda.html>


* * *

LAMPIRAN II

Diskusi Reflektif Sumpah Pemuda dan Nasionalisme Indonesia

==============================================

Dalam rangka menanggapi maraknya kembali gerakan restorasi dan

berbagai persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini, Rumah Kiri dan

Ultimus menyelenggarakan Diskusi Reflektif tentang Sumpah Pemuda dan

Nasionalisme Indonesia pada:

Hari Senin 5 November 2007; Narasumber : Hilmar Farid (Sejarawan) Samsir Mohamad (Bekas Anggota Konstituante, Penulis. Waktu Pukul 19.00 WIB – Selesai. Tempat Toko Buku Ultimus, Jalan Lengkong Besar No. 127 Bandung

Kegiatan ini Terbuka untuk Umum dan Gratis

Contact Person: Sadikin 081573218225

Informasi Selengkapnya di http://rumahkiri.net/

Link:http://rumahkiri.net/index.php?option=com_events&task=view_detail&agid=6&year=2007&month=10&day=27&Ite * * *



* * *


No comments: