Thursday, November 29, 2007

Kolom IBRAHIM ISA - SEBUAH 'MONUMEN INDONESIA' DI KOTA PARIS

Kolom IBRAHIM ISA
-----------------------------
Kemis, 22 November 2007



SEBUAH 'MONUMEN INDONESIA' DI KOTA PARIS



'RESTORAN INDONESIA' di PARIS, pada papan nama restoran, memanjang dari atas ke bawah, tertulis dengan huruf-huruf besar dan indah: *RESTAURANT *I* , Spécialité indonesienne.


Tidak salah untuk menyatakan bahwa gedung kecil mungil, di 12 rue de Vaugirard - 75006 Paris, sesungguhnyalah sebuah 'MONUMEN' . MONUMEN? --- Ya, sebuah Monumen.

Monumen Kemanusiaan, Mental dan Politik sekaligus!



Restoran Indonesia di Paris juga pantas disebut sebagai MONUMEN PERSAHABATAN. Persahabatan sejati antara rakyat Indonesia dan rakyat Perancis. Persahabatan sejati antara dua rakyat, Indonesia dan Perancis, jelas, dari fihak Indonesia, tugas mulya ini, pasti TIDAK BISA DIWAKILI OLEH KBRI - nya rezim ORBA. Hal itu sudah dibuktikan! Tanya saja pada orang-orang Perancis yang cinta demokrasi dan HAM, tanya saja pada orang-orang Indonesia yang berfikiran cerah dan bebas yang pernah datang ke Paris pada periode rezim Orba, bagaimana sikap bermusuhan yang dibawakan KBRI Paris zaman rezim Orba terhadap Restoran Indonesia Paris. Benarlah bila disimpulkan bahwa 'Restoran Indonesia' di Paris, bertahun-tahun terus menerus, memanifestasikan, mencerminkan, membuktikan keuletan dan keteguhan semangat dan daya juang manusia-manusia Indonesia. Membuktikan bahwa mereka, dengan mengandalkan pada semangat, tenaga dan kearifan bersama serta selidaritas kolektif, mampu berhasil bisa servive di negeri yang samasekali asing.



Para pendiri dan pengelola Restoran Indonesia Paris juga membuktikan rasa cinta tak terbatas mereka pada tanah air dan bangsa Indonesia. Bisa disaksikan, selain menyediakan santapan Indonesia asli yang sedap dan nikmat bagi para pelanggan, Resto Indonesia dari waktu ke waktu, menyelenggarakan pameran seni dan budaya Indonesia, mengadakan pertunjukan musik dan tarian, dan secara teratur pula melakukan seminar demi memperkenalkan Indonesia tercinta kepada masyarakat Paris khususnya dan Perancis umumnya.



Maka tidaklah kebetulan bahwa, di masa pemerintahan Presiden Mitterand, Ibu negara Ny Mitterand, bersama rombongannya, paling tidak telah enam kali mengunjungi dan menikmati santapan Indonesia. Juga janda mendiang Presiden Allende dari Chilli, sering berkunjung ke Resto Indonesia Paris. Mereka berkunjung ke sana, tidak semata-mata untuk menyipi santapan Indonesia yang memang lezat-lezat itu, tetapi juga, untuk bertemu muka, bersilaturakhmi dengan para pendiri dan pengelola resto, yang mereka kenal betul adalah manusia-manusia Indonesia yang bisa bicara jujur dan mampu memberikan penjelasan yang benar tentang situasi Indonesia, rakyat dan negerinya. Dengan sendirinya orang-orang Indonesia yang berkunjung ke Paris, tanpa mempedulikan 'kebijakan' KBRI Paris ketika itu, -- untuk JANGAN MENGUNJUNGI Resto Indonesia Paris --- , pernah juga menikmati santapan Indonesia asli di situ. Termasuk kenalanku Arief Budiman yang sekarang bekerja di Ausatralia. Begitu pula halnya banyak orang Malaysia, Tionghoa, Jepang dan Asia lainnya menjadi pengemar Restoran Indonesia Paris.


* * *



Kesetiaan pada rakyat, bangsa dan tanahair Indonesia, itulah yang ditunjukkan selama duapuluh lima tahun belakangan ini oleh orang-orang warganegara Indonesia, --- MANUSIA MANUSIA INDONESIA yang cinta tanah air dan bangsa Indonesia, yang patuh hukum serta mengemban cita-cita kemulyaan , kemakmuran dan keadilan bagi nasion dan tanahair Indonesia. Sekaligus juga memperlihatkan pada dunia, bahwa manusia-manusia Indonesia tsb adalah warganegara Indonesia yang tak bersalah yang dipersekusi dan diperlakukan sewenang-wenang oleh rezim Orba. Paspor mereka dicabut, atas tuduhan dan fitnahan rekayasa bahwa mereka itu melakukan kegiatan 'ANTI-INDONESIA'.

Dengan sewenang-wenang dan semena-mena, tanpa bukti tanpa saksi, mereka dituding. dituduh dan difitnah rezim Orba dan KBRI Paris ketika itu , bahwa mereka terlibat ataupun 'berindikasi' terlibat, atau bersimpati dan mendukung G30S, yang dinyatakan sebagai suatu gerakan untuk merebut kekuasaan politik di Indonesia.



Padahal mereka-mereka itu, para pendiri dan pengelola Restoran Indonesia Paris tak diragukan sedikitpun, adalah manusia-manusia Indonesia pengemban patriotisme, kesetiaan pada tanah air dan bangsa, pada Presiden Sukarno dan Republik Indonesia. Kesetiaan mereka pada bangsa dan tanah air, kepada Republik Indonesia, bisa dipastikan, lebih besar dan lebih sejati, terbanding para elite dan politisi yang bergelimang dengan KKN, dan yang sampai sekarang ini masih saja terus berkiblat pada politik rezim Orba yang telah formal digulingkan oleh gerakan Reformasi dan Demokratisasi 1998.



Wajarlah munculnya harapan, agar KBRI Paris yang sekarang ini, menyadari pengalaman buruk yang dilakukannya selama rezim Orba terhadap Restoran Indonesia Paris, yaitu, menjauhinya, memusuhinya dan menyebarkan fitanahan dan tuduhan tanda dasar dan tanpa bukti. Diharapkan KBRI Paris yang sekarang ini, mengkorekasi kebijakan yang menjauhi dan memusuhi Restoran Indonesia Paris. Hal mana sebenarnya telah dimulai sejak pemerintah Presiden Abdurrahman Wahid, dan diteruskan oleh Dubes Silalahi serta diplomat seorang wanita dari KBRI Paris, bernama Leni, yang dewasa ini telah menjadi Dubes KBRI di Swiss. Semoga harapan ini menjadi kenyatan adanya! Amien, ya rabbul alamiin!



* * *



Bicara soal RESTORAN INDONESIA PARIS, yang tahun ini memasuki tahun ke-25 dalam kehidupannya, tak bisa tidak orang akan terpukau serta mengagumi keuletan mereka bergelimang dalam suka-dukanya kehidupan kota Paris yang sibuk itu.



Maka, kalau saja Anda masih ada sedikit, --- sedikit saja , kejujuran dalam hati sanubari Anda, ---- Maka Anda akan mengacungkan dua jari jempol sekaligus untuk para pelopor pendiri dan pengeloloa RESTORAN INDONESIA PARIS.


Kalau saja sedikit, sedikit saja, --- ada rasa kemanusiaan dan rasa Ke-Indonesiaan dalam rongga dada Anda,----- Maka Anda , tak akan salah, akan sekali lagi, bahkan berkali-kali lagi mengacungkan dua jari jempol Anda kepada para pendiri dan pengelola RESTORAN INDONESIA PARIS. Meyatakan: Lihatlah betapa semangat juang dan semangat berdikari manusia-manusia Indonesia tsb.



Mendengarkan tuturan, kisah-kisah hidup dan tulisan-tulisan yang sudah tidak sekali dua dimuat di media internet maupun di media di Perancis dan di Indonesia, betapa manusia-manusia Indonesia yang terdampar di Paris itu, menyingisngkan lengan baju, bercancut taliwondo, kerja siang malam, mencucurkan keringat dan dengan mengeratkan sabuk pinggangnya, telah menegakkan MONUMEN INDONESIA DI PARIS.



Modal terpokok mereka adalah KEYAKINAN AKAN KEBENARAN DAN BERPIJAK PADA TEKAD UNTUK SURVIVE, terjun dalam kancah kehidupan kota Paris dengan berpijak pada semangat. BERDIKARI DAN MANDIRI. Mereka , melakukan apa saja, segala sesuatu, untuk memperkenalkan bangsa dan tanah air tercinta, INDONESIA, kepada masyarakat Perancis dan Paris khususnya. Agar mereka itu tidak hanya pernah dengar dan baca tentang Bali (thok). Tetapi juga mengenal sastra, budaya dan tradisi bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang telah merebut kemerdekaannya melalui perjuangannya sendiri.



Bukan yang pernah dituduhkan terhadap mereka, oleh rezim Orba dan aparat patuhnya ketika itu, Kemlu dan KBRI kota Paris, bahwa mereka terlibat dalam kegiatan 'anti-Indonesia'. Arif Budiman, sekarang profesor di Australia, pernah dosen di Salatiga, ketika tanpa mempedulikan anjuran KBRI untuk tidak menunjungi Rstoran Indonesia Paris, tokh pergi juga ke sana dan menikmati santapan Indonesia asli, berkomentar, bahwa apa yang dilakukan oleh RESTORAN INDONESIA DI PARIS, dalam mempromosi Indonesia, sesungguhnya LEBIH BAIK KETIMBANG KBRI PARIS ketika itu.



Dengan demikian para pendiri, pengelola dan karyawan Restoran Indonesia Paris, telah menegakkan sebuah MONUMEN ABADI di kota Paris, di Perancis, memperkenalkan bagaimana manusia-manusia Indonesia tak kenal putus asa, tak takut susah payah, dengan apa yang ada pada mereka mempertahankan kehormatan mereka sebagai manusia-manusia Indonesia yang berdikari dan bermandiri. Bukan orang-orang yang minta-minta dan hidup dari belas kasihan orang lain.



ITULAH DIA PARA PENDIRI DAN PENGELOLA serta KARYAWAN RESTORAN INDONESIA PARIS.



Harus dijelaskan sejelas-jelasnya, bahwa usaha mereka untuk bisa hidup mandiri dan berdikari, mendirikan dan mengelola RESTORAN INDONESIA PARIS, tidak mungkin akan berhasil, tidak mungkin akan berkembang, menjadi populer, suka didatanngi para penggemar masakan Indonesias, yang diperkenalkan oleh Restoran Indonesia, tanpa -- tanpa --- ADANYA SOLIDARITAS dari kawan-kawan mereka, relasi-relasi mereka orang-orang Perancis yang berpandangan cerah, maju, progresif, dan manusiawi.



Dengan demikian, kiranya, samasekali tidak berkelebihan untuk menamakan RESTORAN INDONESIA PARIS, sebagai sebuah MONUMEN.



Karena ia monumental, dalam mencerminkan keteguhan dan keuletan manusia-manusia, yang notabene adalah orang-orang awam dalam masalah horeca, maupun dagang berdagang. Karena mereka itu adalah orang-orang yang profesinya samasekali tidak ada bau-baunya pengusaha restoran.



Mengenal mereka akan segera tau, misalnya, salah satu pendiri dan pengelola utama, UMAR SAID, adalah seorang wartawan, mantan Pemimpin Redaksi harian Ekonomi Nasional. Kemudian, Budiman Sudharsono (alm), adalah seorang aktifis pemuda-pelajar, mantan pemimpin organisasi pemuda pelajat terbesar di Indonesia ketika itu -- IPPI; -- JJ Kusni putra Dayak, budayawan; Sobron Aidit (alm), penyair dan budayawan dan ---- SUYOSO, penanggungjawab dan pemimpin Restoran Indonesia Paris dewasa ini. Dan para karyawan lainnya.



Teriring harapan dan doa, SEMOGA RESTORAN INDONESIA MAJU TERUS.



Selain menyuguhkan santapan-santapan Indonesia yang asli dan lezat ---- Seperti yang dilakukan selama ini --- Terus memperkenalkan seni dan budaya Indonesia, memperkenalkan tanah dan bangsa kepada khalayak Paris dan Perancis

* * *














No comments: