Senin, 16 Agustus 2010
--------------------------------
APAKAH SEMANGAT REVOLUSI AGUSTUS 1945 MASIH MENGKHAYATI BANGSA KITA?
* * *
Merdeka!
Sekali Merdeka Tetap Merdeka!
Merdeka Atau Mati!
Hadirin Yth.,
Enampuluh lima tahun yang lalu, bertempat di halaman muka rumah kediaman Bung Karno, di Jalan Pengangsaan Timur No. 56, Jakarta, -- Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia, pada pagi tanggal 17 Agustus 1945, mendeklarasikan KEMERDEKAAN INDONESIA. Bendera Merah Putih dinaikkan ke puncak tiang. Berkibarlah SANG SAKA MERAH PUTIH dengan leluasa dan megahnya di tiang bendera yang hanya beberapa meter tingginya. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan dengan khidmat dan bersemangat bersama sekelompok hadirin pada detik-detik peristiwa bersejarah tsb.
Sepintas lalu-- peristiwa tsb seperti tidak ada apa-apanya. Bahkan tetangga Bung Karno pun tidak tahu. Banyak yang tidak tahu. Pada umumnya tidak sadar bahwa sejak saat itu Indonesia memasuki periode awal, titik-balik dalam sejarah gerakan kemerdekaan. Dikatakan suatu perubahan fundametal! Karena, -- periode ini secara kwalitatif dan hakiki mengubah nasib seluruh bangsa Indonesia. Dari suatu bangsa yang selama 300 tahun lebih dikuasai oleh kolonialisme Belanda, -- dan tiga setengah tahun di bawah pendudukan militer Jepang, – – – menjadi suatu bangsa yang merdeka. Yang berdaulat, berdiri sendiri, sama derajat dengan bangsa-bangsa lainnya dalam masyarakat bangsa-bangsa merdeka di dunia internasional.
Memang, mula-mula, pagi tanggal 17 Agustus 1945 itu, -- seperti tidak terjadi sesuatu yang istimewa.
Namun, beberapa saat setelah suara Bung Karno menggelegar di angkasa raya, memaklumkan bangsa kita telah merebut nasibnya ditangannya sendiri, -- berawal pada pada bulan Agustus itu juga, lalu memasuki bulan September, Oktober dst, semboyan-semboyan 'Merdeka', 'Sekali Merdeka Tetap Merdeka', 'Merdeka Atau Mati', dalam bentuk pamflet dan tulisan besar-besar di tembok-tembok gedung, di tram, di kereta api, bus dll, memenuhi kota Jakarta. Kemudian kota-kota besar lainnya menyusul, dibanjiri dengan pengumuman PROKLAMASI Kemerdekaan 17 AGUSTUS 1945.
Ribuan pamflet Proklamasi Kemerdekaan disebar-luaskan ke segenap penjuru tanah air. Radio Republik Indonesia (RRI), yang pada waktu mengangkasa berlokasi di sebuah kamar di sebuah laboratorium kimia, -- dengan resmi dimaklumkan sebagai Radio Republik Indonesia, pada tanggal 11 September 1945 – 3 minggu setelah Prokalamasi Kemerdekaan. Selain Dr Abdurrachman Saleh, yang punya prakarsa awal harus dimilikinya pemancar radio oleh Republik Indonesia yang diproklamsikan, hadir di situ Jusuf Ronodipuro, yang kemudian menjadi pemimpin RRI dalam waktu panjang.
* * *
Berdirinya pemancar Radio Republik Indonesia, punya arti luar biasa bagi Republik Indonesia yang baru berdiri sebagai alat Revolusi dan komunikasi, penerangan serta media propaganda, RRI telah merangkaikan secara mental dan politik lahir dan berjuangnya suatu bangsa dan negara Republik Indonesia, dari Sabang sampai Merauké . RRI merupakan alat perjuangan vital melawan siaran radio Belanda yang luar biasa giatnya melancarkan perang propaganda untuk menghancurkan Republik Indonesia yang baru lahir.
Sungguh mengenaskan, masyarakat Indonesia termasuk media cetak dan elektroniknya, pada suatu ketika lupa betapa kepahlawanan para pendiri RRI, seperti Jusuf Ronodipuro dan rekan-rekannya. Dengan berani mereka mempertaruhkan jiwanya di hadapan kekuasaan Kenpeitei (Polisi Militer) Jepang, demi berdiri dan berlangsungnya pemancar RRI. Benarlah slogan RRI yang menyatakan SEKALI DI UDARA TETAP DI UDARA!
* * *
Di angkasa untuk pertama kalinya, berdengung menggelora suara Bung Karno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, itu dilakukan oleh sebuah pemancar rahasia Jusuf Ronodipuro dkk. Ini membikin seluruh dunia tersentak, terutama Den Haag, mendengar berita diprokklamasikannya kemerdekaan Indonesia.
* * *
Suara Bung Karno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, lagu kebangsaan INDDONESIA RAYA, serta semboyan- semboyan 'Sekali Merdeka Tetap Merdeka', 'Merdeka Atau Mati', telah menjiwai, memberikan kekuatan moril dan fisik yang nyata yang tak terduga dan luarbiasa besarnya pada bangsa ini. Jiwa kemerdekaan ini mempersatukan lebih lanjut seluruh rakyat dari segala lapisan. Dengan bimbingan semangat patrotisme itu mereka bangkit berjuang untuk membela Negara Republik Indonesia yang baru merdeka.
Serangan musuh-musuh kemerdekaan Indonesia, dihadapi, dilawan dengan gagah berani. Mula-mula mendarat kekuatan militer Inggris. Katanya mereka datang atas nama Sekutu untuk menerima penyerahan Jepang yang kalah dalam Perang Pasifik. Nyatanya bersama tentara Inggris, ikut menyelinap Van Mook dan orang-orangnya. Mereka kemudian mulai membangun kembali kekuatan bersenjata kolonial Belanda untuk menghancurkan Republik Indonesia yang baru diproklamasikan dan menegakkan kekuasaan NICA. Atau Netherlands Indies Civil Administration. Kita semua tahu, tujuan dibangunnya NICA, hakikatnya untuk menegakkan kembali kekuasaan kolonial Hindia Belanda atas Nusantara.
Api Proklamasi Kemerdekaan yang dinyalakan pada tanggal 17 Agustus 1945, tak terpadamkan marak mulai dari Jakarta menyulut Surabaya, Jogyakarta, Bandung dan kota-kota serta desa-desa tanah air tercinta. Semboyan “Sekali Merdeka Tetap Merdeka', 'Merdeka Atau Mati' -- semboyan-semboyan itulah yang menyemangati serta menggerakkan ratusan, ribuan, puluhan bahkan ratusan ribu pemuda-pemudi dan lapisan luas rakyat kita, mendirikan kekuatan bersenjata untuk membela Republik Indonesia. Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauké.
Berdiri tegaknya Republik Indonesia, sebuah negara baru di benua Asia, telah menjadi fakta sejarah yang tak terhapuskan lagi oleh kekuatan kolonial dan imperialis manapun. Kenyataan sejarah ini tidak bisa dihancurkan oleh pemberontakan-pemberontakan separatis seperti yang terjadi atas nama RMS, PRRI/PERMESTA, Darul Islam, Aceh Merdeka dan Papua Merdeka. Apalagi oleh pernyataan di atas secarik kertas oleh beberapa gelintir orang di Belanda beberapa tahun yang lalu yang menyatakan bahwa 'Indonesië bestaat niet' .
Imbangan kekuatan politik di Asia telah mengalami perubahan yang maha penting. Dunia menyaksikan berdirinya sebuah negara baru yang merdeka dan berdaulat, yang rakyatnya siap mempertaruhkan jiwa dan raganya demi membela Republik Indonesia yang diproklamasikan oleh Sukarno dan Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, atas nama bangsa Indonesia.
* * *
Hadirin Yth.
Apakah semboyan-semboyan revolusioner Revolusi Agustus 1945 tsb masih mengkhayati bangsa kita dewasa ini? Apakah kita masih tetap merdeka?
Een goede vraag! A good question! Suatu pertanyaan teramat penting. Tetapi tidaklah mudah memberikan jawaban yang cespleng, yang benar-benar suatu jawaban yang tepat. Tak terelakkan jawaban atas pertanyaan itu, -- diberikan dengan bertolak dari pandangan masing-masing. Dari analisis masing-masing atas situasi kongkrit negeri dan bangsa kita dewasa ini.
Dalam pengertian menuruti faham yang diakui dan sudah banyak diberlakukan di banyak negeri, yaitu faham dan prinsip demokrasi, yaitu hak untuk dengan bebas berpendapat dan berekspresi, maka adalah kebebasan masing-masing untuk memberikan jawaban atas pertanyaan penting tsb menurut pandangan masing-masing.
Kiranya kita juga sependapat bahwa dalam sistuasi kongkrit bangsa dan tanah air dewasa ini, --- prinsip kebebasan bicara dan bereksperesi mutlak harus dipertahankan, dibela dan dikembangkan lebih lanjut. Karena, barangkali kebebasan inilah yang sekarang merupakan salah satu hasil penting gerakan Reformasi yang masih ada! Yang masih bisa dan harus dimanfaatkan secara maksimal demi mengembangkan perjuangan selanjutnya untuk tujuan-tujuan mulya kebebasan, keadilan dan kemakmuran Indonesia.
* * *
Hadiri Yth.
“ APAKAH SEMBOYAN REVOLUSI AGUSTUS 1945” tsb masih menjiwai bangsa dan negeri ini?
Saya berani tegaskan di sini, bahwa keadaan kita sebagai bangsa, sebagai nasion Indonesia, berada dalam situasi yang memprihatinkan, yang amat mengkhawatirkan.
Negeri yang begitu indah dan cantik; yang tanah dan lautannya berjejer dari Sabang sampai Merauké, kaya-raya dengan sumber-sumber bumi, lautan, sungai dan danaunya, yang melimpah ruah. Lebih-lebih lagi yang rakyatnya rajin dan ulet. Namun, kini sebagian terbesar rakyatnya masih hidup miskin dan menderita. Setiap tahun negeri ini harus meminta-minta 'bantuan' dari World Bank dan IMF, yang hakikatnya adalah hutang yang harus dibayar kembali oleh rakyat, plus bunganya. Karena Anggaran Pemasukan dan Belanja negara setiap tahun mengalami defisit, yang selamanya harus ditutup dengan pinjaman atau 'bantuan' dari luar.
Kita saksikan dengan hati pedih, bahwa hanya sebagian kecil saja dari bangsa Indonesia, yang sudah dan sedang menikmati kekayaan bumi Nusantara ini.
Kita saksikan betapa kekayaan negeri dan hutang yang dipinjam dari luarngeri, telah dikorup dan dirampok oleh para petinggi politik dan negara, oleh kalangan yang berkuasa sendiri serta aparatnya. Kita menyaksikan betapa modal asing merajalela menguasai sumber-sumber kekayaan negeri kita, sedangkan perusahaan kecil rakyat pada bangkrut atau terpaksa dijual pada modal asing. Kita saksikan bahwa aparat kekuasaan negara serta lembaga peradilan telah menjadi sarang mafia korupsi dan neportisme yang amat parah. Kia saksikan janji Reformasi teristimewa reformasi di kalangan aparat negara, sudah tidak kedengaran apa-apanya lagi. Malah berita yang memenuhi media adalah keterlibatan aparat dan lembaga peradilan dengan korupsi dan neportisme. Kita saksikan matinya tanpa pengumuman janji-janji dan rencana Rekonsiliasi Nasional oleh pemerintah.
* * *
Tujuan utama kemerdekaan bangsa yang ditanamkan oleh para founding fathers kita, ialah: MENEGAKKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG ADIL DAN MAKMUR, dimana kekayaan bumi dan airnya dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat, terutama oleh lapisan paling bawah yang selama ini menderita dan hidup dalam kemiskinan dan ketidak-tentuan. Namun, dewasa ini apa yang dicita-citakan ini, tampak seolah-olah sudah hancur musnah. Sudah lenyap samasekali. Dalam pada itu keadaan ekonomi negeri belum menunjukkan akan adanya perbaikan secara keseluruhan. Jumlah pengangguran bertambah terus, sedangkan rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan tak berkurang.
* * *
Hadirin Yth.
Situasi revolusioner periode Revolusi Agustus 1945, punya latar belakang sejarah panjang. Latar belakang sejarah gerakan kemerdekaan yang dimulai pada awal abad ke duapuluh, dengan berdirinya pelbagai organisasi massa, seperti organisasi-organisasi pemuda dan mahasiswa, serikat buruh, serikat pegawai negeri, ormas dan lembaga pendidikan bangsa dsb. Kemudian berkembang dengan didirikannya Budi Utomo, Indische Partij, ISDV yang berubah menjadi PKI, Serikat Islam (SI), Sarekat Rakyat, PNI, Partindo, PSII, dll. Tanpa perjuangan kaum nasionalis, kaum komunis dan kaum muslimin serta penganut agama lainnya di negeri kita, dalam waktu panjang selama penjajahan Belanda dan pendudukan militer Jepang, tidaklah akan lahir Republik Indonesia Merdeka.
Jangan lupakan sejarah! Ini adalah ajaran Bung Karno. Inilah salah satu pelajaran sejarah penting yang perlu ditarik: Tanpa perjuangan pendahulu-pendahulu kita, yang bersatu dalam jiwa, semangat dan tindakan dalam perjuangan panjang semasa periode kolonialisme Belanda dan selama pendudukan militer Jepang, tidak akan lahir Republik Indonesia Merdeka. Suatu kekuatan yang didukung oleh pelbagai aliran politik dan kepercayaan, khususnya oleh aliran politik dan kepercyaan nasionalisme, islamisme dan marxisme.
Hadirin Yth.
Menyaksikan keadaan tanah air dewasa ini, tak terelakkan timbul pertanyaan berikut ini: APAKAH INDONESIA DEWASA INI BENAR- BENAR SUATU NEGARA MERDEKA?
Dalam kesempatan ini, perkenankanlah saya agak khusus menyoroti analisis berbobot dan kesimpulan ilmiah yang dibuat oleh dr Kwik Kian Gie dalam tuisannya baru-baru ini. Tanpa bisa disalah-ertikan ia menyatakan bahwa Indonesia dewasa ini sudah kembali menjadi JAJAHAN ASING. Populernya sering disebut sebuah koloni baru kaum imperialis. Kwik Kian Gie adalah seorang ekonom Indonesia, pernah menjabat Menko Ekonomi dalam pemerintahan Presiden Abdurrachaman Wahid, mantan Ketua Bappenas, dan Ketua Litbang PDI-P. Antara lain Dr Kwik Kian Gie, memberikan analisis yang sangat tajam tentang sebab-musabab mengapa negeri kita sampai jadi begini. Dipaparkannya dengan jelas tentang: Sejarah Penguasaan Ekonomi Indonesia oleh Kekuatan Asing dan Kelompok Berkeley Mafia.
Dikemukakannya juga analisis sementara akhli ekonomi asing, bagaimana peran kekuatan asing dan kelompok Berkeley Mafia dalam perekonomian Indonesia sejak tahun 1967. Dengan fakta-fakta ditunjukkan bahwa Undang–Undang Penanaman Modal Asing, UUPMA, adalah suatu rencana yang dibuat oleh kaum modal asing. Disodorkan melalui IGGI, Inter Governmental Group on Indonesia. Yang anggotanya terdiri dari AS, Canada, Eropa dan Australia. Lalu IMF, International Monetary Fund dan World Bank, Bank Dunia. Adalah UUPMA ini, yang telah memberikan hadiah bebas pajak selama 5 th kepada kaum modal asing yang melakukan perampokan atas kekayaan bumi dan lautan Indonesia. Adalah kekuatan asing ini yang merencanakan dasar infra-stsruktur hukum untuk investasi modal asing di Indonesia.
IGGI lahir bulan November 1967, di Jenewa, menyusul suatu konferensi internasional (luarbiasa) yang disponsori oleh The Time Life Corporation (suatu perusahaasn raksasa Amerika). Dalam konferensi itu yang datang dari Indonesia adalah sebuah delegasi khusus di bawah pimpinan Sultan Hamengkuuwono IX, yang didampingi oleh suatu tim akhli terdiri dari sarjana-sarjana ekonomi dan moneter lulusan AS ( University of California, Berkeley). Dari fihak asing peserta konferensi terdiri dari para kapitalis yang paling berkuasa di dunia. Seperti David Rockefeller, General Motors, Imperial Chemical Industries, British Leyland, British American Tobacco, American Express, Siemens, Goodyear, The International Paper Corporation, dan US Steel.
UUPMA, --- suatu blueprint perampokan dan pengkurasan habis-habisan kekayaan Indonesia, yang disahkan oleh Orde Baru (1967) atas perintah asing, inilah yang menjadi salah satu penyebab utama situasi ekonomi Indonesia yang carut marut dewasa ini.
Suatu ungkapn yang ditulis oleh seorang akhli ekonomi John Perkins, dalam bukunya berjudul : “The Confessions of an Economic Hit man”, atau “Pengakuan oleh seorang Perusak Ekonomi”. (Dalam pengertian populer, 'hitman' adalah 'pembunuh bayaran'). menyatakan sbb:
“ Pertama-tama saya harus memberikan pembenaran (justification)
untuk memberikan hutang yang sangat besar jumlahnya yang akan disalurkan kembali ke MAIN (perusahaan konsultan di mana John Perkins bekerja) dan perusahan-perusahaan Amerika lainnya (seperti Bechtel, Halliburton, Stone & Webster, dan Brown & Root) melalui penjualan proyek-proyek raksasa dalam bidang rekayasa dan konstruksi.
Kedua, saya harus membangkrutkan negara yang menerima pinjaman tersebut (tentunya setelah MAIN dan kontraktor Amerika lainnya menerima bayaran), agar negara target itu untuk selamanya tercengkeram oleh kreditornya, sehingga negara penghutang (baca : Indonesia ) menjadi target yang empuk kalau kami membutuhkan favours, termasuk basis-basis militer, suara di PBB, atau akses pada minyak dan sumber daya alam lainnya.”
Lalu: “Aspek yang harus disembunyikan dari semua proyek tersebut
ialah membuat laba sangat besar buat para kontraktor, dan membuat bahagia
beberapa gelintir keluarga dari negara-negara penerima hutang yang sudah kaya dan berpengaruh di negaranya masing-masing. Dengan demikian ketergantungan keuangan negara penerima hutang menjadi permanen sebagai instrumen untuk memperoleh kesetiaan dari pemerintah-pemerint ah penerima hutang. Maka semakin besar jumlah hutang semakin baik. Kenyataan bahwa beban hutang yang sangat besar menyengsarakan bagian termiskin dari bangsanya dalam bidang kesehatan, pendidikan dan jasa-jasa sosial lainnya selama berpuluh-puluh tahun tidak perlu masuk dalam pertimbangan.”
Akhirnya tulis Kwik Kian Gie:
Keseluruhan ini sendiri merupakan cerita yang menarik dan bermanfaat sebagai bahan renungan introspeksi betapa kita sejak tahun 1967 sudah dijajah kembali dengan cara dan teknologi yang lebih dahsyat.
Para penjajah Belanda dahulu menanam berbagai pohon yang buahnya bernilai tinggi. Kekejaman mereka terletak pada eksploitasi manusia Indonesia bagaikan budak. Kebun-kebunnya sampai sekarang menjadi PTP yang masih menguntungkan.
Sejak tahun 1967, pengerukan dan penyedotan kekayaan alam Indonesia oleh
kekuatan asing, terutama mineral yang sangat mahal harganya dan sangat vital itu dilakukan secara besar-besaran dengan modal besar dan teknologi tinggi. Para pembantunya adalah bangsa sendiri yang berhasil dijadikan kroni-kroninya.
* * *
Agak panjang saya menyoroti tulisan dr Kwik Kian Gie, dalam pembicaran 65 tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kali ini. Ini perlu dan penting. Karena di situ diberikan analisisi yang sangat beralasan, argumentatif serta merupakan pendidikan ekonomi dan politik bagi kita semua. Teristimewa generasi muda Indonesia. Yaitu mereka-meraka yang tidak mengalami tahun-tahun awal berdirinya Orba Jendral Suharto.
Penulisnya, Kwik Kian Gie juga menunjukkan semangat patriotisme cinta tanah air yang kuat, halmana sesuai dengan SEMANGAT REVOLUSI AGUSTUS 1945.
* * *
Hadiri Yth.
Situasi Reformasi negeri kita sesudah jatuhnya Presiden Suharto, berakhirnya secara formal rezim otoriter anti-demokratis dan anti-HAM, dewasa ini ternyata 'macet'.
Namun di lain fihak, kita menyaksikan munculnya puluhan, ratusan bahkan ribuan buku-buku, film dokumenter, tulisan dan artikel yang bebas dari pengawasan dan larangan penguasa. Bahan-bahan tsb juga bisa di lihat dan dibaca di internet. Bisa berulang kali dipublikasikan seluas-luasnya.
Menyaksikan dan membaca tulisan serta laporan dari Indonesia mengenai kebangkitan baru di kalangan kaum muda, bisa disimpulkan bahwa sebagian penting kaum muda Indonesia, termasuk di situ juga pejuang-pejuang senior, masih tetap dijiwai oleh semangat Revolusi Agustus 1945.
Perkembangan gerakan di kalangan kaum muda dan demokrat serta aktivis HAM, menunjukkan bahwa aksi-aksi tuntutan sosial-ekonomis dan perjuangan dalam bidang politik oleh berbagai golongan masyarakat, seperti mahasiwa, junalis, seniman, budayawan cendekiawan patriotik, kaum buruh, kaum miskin kota, berjalan terus. Kegiatan ini -- baik yang beritanya bisa dibaca di media, maupun yang tidak diberitakan oleh media, -- kegiatan dan perkembangan itu tidak akan berhenti. Sebaliknya, bahkan akan berkembang terus.
Belakangan ini, semakin santer suara-suara yang berasal dari sementara parpol serta gerakan politik yang menyatakan bahwa gerakan bangsa ini memerlukan suatu ideologi. Yaitu ideologi Pancasila. Pancasila seperti yang diajarkan oleh Bung Karno, dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Ini adalah suatu perkembangan yang menunjukkan bahwa kesadaran politik dalam gerakan dan kegiatan pro Reformasi bertambah kongkrit dan memberikan harapan baru..
* * *
Hadiri Yth.
Dari tulisan-tulisan yang berasal dari Indonesia dan yang ditulis oleh para pemeduli nasib bangsa dan negeri, juga yang bermukim di luarnegeri dan sejumlah tulisan-tulisan laiinya berkenaan dengan ultah ke-65 Republik Indonesia, menjadikan kita semua tetap optimis bahwa perjuangan ini tak akan berhenti sebelum tercaiap tujuannya. Dengan jelas sekali tampak bahwa semangat 'Merdeka', 'Sekali Merdeka Tetap Merdeka', tetap menjiwai patriot-patriot Indonesia, dimanapun ia berada.
Jajaki situasi kaum muda generasi baru Indonesia yang justru lahir dan atau dibesarkan pada periode Orba, tampaklah – bahwa di kalangan merekalah, dikalangan generasi baru, terdapat cendekiawan, historikus, ekonom dan sosiolog yang berfikiran dan berpandangan kritis dan maju. Generasi muda bangsa tsb bertekad meneruskan gerakan Reformasi, berusha keras untuk meluruskan sejarah bangsa yang telah dibengkokkan oleh rezim Orba.
Mereka bergiat terus untuk lebih lanjut mengungkap dan mengkritik rezim Orba. Mereka melakukan usaha susah payah di bidang penelitian untuk mengungkap apa sesungguhnya G30S itu. Khususnya menyangkut keterlibatan Jendral Suharto dan pendukungnya yang telah melakukan pembunuhan masal terhadap rakyat yang tak bersalah.
* * *
Hadirin Yth.
Cita-cita Revolusi Agustus 1945, yang terpenting a.l adalah MENEGAKKAN SUATU NEGARA HUKUM INDONESIA.
Maka mari tandaskan kembali, -- :
Pada saat MEMPERINGATI ULTAH KE-65 KEMERDEKAAN INDONESIA, jangan sekali-kali lupakan bahwa selama pelaku pembantaian masal dalam Peristiwa 1965 tidak dibawa ke pengadilan, diadili dan dijatuhi hukuman yang setimpal, -- selama korban Peristiwa 1965 dan pelanggaran Ham lainnya TIDAK di-REHABILITASI nama baik dan hak-hak kewarganegaraan dan hak-hak politiknya, selama itu NEGARA HUKUM Republik Indonesia belum bisa dikatakan sudah tegak.
Kita yakin bahwa perjuangan, kegiatan sekitar masalah tsb tidak boleh dan pasti akan berlangsung terus!
Merdeka!
Terima kasih!
* * *
No comments:
Post a Comment