07 November 2011
------------------
PELUNCURAN BUKU "" BUI TANPA JERAJAK BESI" DI " UNIVERSITAS ISLAM NEGERI" - - -
Sudah sejak 19 Oktober, 211, aku bersama Murti berkunjung ke Indonesia.
Menikmati kembali kesegaran dan keramahan, bumi dan alam Indonesia tercinta.
Selalu menambah gairah dan semangat saat menginjakkan kaki ke bumi tercinta. Terutama bertemu lagi dengan kawan lama dan baru, serta, menggalang kenalan dan sahabat baru. Cakap-cakap dan bertukar fikiran dengan manusia-manusia Indonesia, generasi muda adalah sumber inspirasi yang tak kunjung kering.
Aku tidak menduga samasekali bahwa peluncuran bukuku "BUI TANPA JERAJAK BESI", 307 halaman, - Penerbit Klik Books, Jakarta, dengan kata pengantar sejarawan muda Bonnie Triyana dan editor Ahmad Makki, -- berlangsung hari itu di Ruangan Teater, Universitas Islam Negri. Hatiku bertambah gembira menyaksikan lebih dari 150 undangan yang terdiri dari mahasiswa dan berbagai kalangan, dengan penuh perhatian dan semangat, ambil bagian hadir di situ. Diskui dan tanya jawab berlangsung dengan lancar dan hidup. Sejarawan-sjarawan muda Bonnie Triyana dan Wilson, alumni UIN Johan Wahyudi dan pakar politik DR Arie Junaedi tampak di meja pimpinan peluncuran.
Tidak kurang dari 100 buku terjual habis ketika itu.
* * *
Untuk "Wertheim Collection" di Universitas Gajah Mada, Jogya, diserahkan beberapa buku "Bui Tanpa Jerajak Besi".
Dr Suharman dari PSPK Universitas Gama, sesudah melihat buku itu segera mengusulkan diadakannya seminar di Gama. Untuk membahasnya. Kuterima saran yang berharga itu, Menurut Dr Suharman, akan diundang terbatas, 30 pakar sejarah, dosen serjarah dan mahasiswa pasca sarjana untuk ambil bagian dalam diskusi. Direncanakan akan berlangsung tanggal 3 nov y.l. Sayang, karena jatuh sakit, terpaksa dibatalkan. Next time better.
Juga pertemuan dengan berbagai kalangan masyarakat, khususnya peduli sejarah, atas undangan Dolorosa di Jakarta terpaksa dibatalkan.
Tapi aku masih sempat hadir pada hari ultah ke-90 pejuang kemerdekaan arek Suroboyo, Sumarsono. Berlangsung dengan penuh kenangan di rumah dr Panti Sumarsono, putrinya. Di situ antara lain, sempat berkenalan dengan adiknya Supriyadi, pahlawan pemberontakan Peta di Blitar di bawah pendudukan Jepang.
Sebelum gangguan kesehatan, masih sempat kuhadiri petemuan yang diseleggarakan oleh Wilson dan Bonnie Triyana dengan para peduli sejarah dan tokoh-tokoh LSM HAM dan demokrasi seperti Usman dan Mugiyanto membicarakan bukuku itu. Aku sangat terdorong oleh sambutan hangat terhadap buku. Hadir sekitar limapuluhan undangan.
* * *
Banyak sekali kesan mendalam dan positif dari kunjungan ke Indonesia yang kedua kalinya tahun ini. Masih akan kutulis belakangan. Sekembalinya ke Amsterdam.
No comments:
Post a Comment