Kolom IBRAHIM ISA
Senin, 09 Januari 2012
-----------------------------
ANWAR IBRAHIM PEMIMPIN OPOSISI MALAYSIA– PENGGIAT REFORMASI BEBAS !
Hari ini, Senin, 09 Januari 2012, tercetus berita besar dari Kuala Lumpur, Malaysia:
ANWAR IBRAHIM, pemimpin partai oposisi Malaysia, dinyatakan bebas dari tuntutan pengadilan Malaysia. Oleh pengikutnya dan masyarakat luas di Malaysia dan mancanegara, Anwar Ibrahim dianggap pemimpin oposisi yang memperjuangkan REFORMASI di Malaysia. Anwar Ibrahim ditangkap dan dipenjarakan dua tahun atas tuduhan melakukan 'sodomi'
Sejak awal Anwar Ibrahim konsisten membantah bahwa ia melakukan 'sodomi' seperti yang dituduhkan kepadanya. Bahwa itu semua adalah suatu rekayasa komplotan yang berkuasa dengan pengadilan untuk mengakhiri karier politiknya, dan dengan itu menghancurkan samasekali oposisi.
Akhirnya rekayasa dan komplotan itu gagal: Pengadilan Malaysia membebaskan Anwar Ibrahim dari tuntutan, -- karena bukti-bukti dianggap tidak cukup.
Namun, Anwar Ibrahim, partainya dan pendukungnya maupun opini publik menganggap tuduhan 'sodomi' terhadap Anwar Ibrahim adalah suatu rekayasa, suatu fitnah fihak penguasa, untuk mendeskreditkan Anwar Ibrahim dan meliwidasi kegitan politik pemimpin oposisi itu.
* * *
Setiap harinya, setiap jam dan setiap detik, jutaan peristiwa terjadi di dunia ini. Dan itu sebagian kecil saja yang diketahui umum. Seperti kasus tuduhan 'sodomi' terhadap Anwar Ibrahim, banyak yang tidak tahu.
Salah satu sebabnya: – Memang tidak semua orang selalu mencermati pemberitaan media komunikasi yang semakin canggih. Sebab lain, --- Karena sebagian besar perisitiwa-peristiwa itu memang tak mungkin diberitakan di media untuk diketahui umum. Banyak peristiwa. Apalagi yang bersangkutan dengan suatu komplotan kriminal.
Yang juga diusahakan oleh yang berkuasa untuk ditutup rapat, termasuk kasus korupsi dan manipulasi. Apalagi bila pelakunya adalah yang berukuran 'kakap'; yang langsung atau tidak langsung melibatkan kalangan yang berkuasa. Pokoknya yang bersangkutan dengan perbuatan maksiat, yang melanggar hukum, itu terjadi secara klandestin. Maka – untuk waktu tertentu peristiwa-peristiwa itu tertutup untuk umum.
Banyak peristiwa lainnya, yang berkaitan dengan komplotan politik penguasa untuk melikwidasi oposisi. 'Peristiwa' itu sebenarnya SAMASEKALI TAK ADA. Suatu rekayasa belaka, kebohongan semata-mata. Dan itu banyak terjadi dalam sejarah. Yaitu cerita rekayasa yang ditampilkan sebagai suatu kebenaran. Sebagai sesuatu yang sungguh terjadi. Untuk kemudian atas dasar tuduhan rekayasa itu, melakukan tindakan kekerasan. Benarlah seperti apa yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi (1869-1948), -- salah seorang pemimpin besar gerakan kemerdekaan India yang melakukan perjuangan yang terkenal di seluruh dunia karena menggunakan cara 'ahimsa', cara non-kekerasan.
Mahatma Gandhi pernah menyatakan bahwa : “DUSTA ADALAH IBU KEKERASAN”.
Coba kita ingat-ingat lagi apa yang terjadi di negeri kita, pada hari-hari setelah terjadinya G30S:
Setelah ditemukan korban G30S: jenazah enam jendral dan seorang perwira menengah di Lubang Buaya, fihak militer di bawah Jenderal Suharto -- yang sudah mulai dengan kup-merangkak-nya --, muncul dengan 'cerita rekayasa'. Dikarang cerita bahwa sebelum dibunuh, -- anggota-anggota Gerwani melakukan tarian 'orgi' yang cabul di hadapan para korban. Disiarkan cerita bahwa perempuan-perempuan Gerwani itu melakukan penyiksaan yang teramat kejam dan biadab terhadap korban. Kemaluan mereka dipotong dan matanya dicungkil. Cerita bohong karangan fihak militer ini disiarkan setiap hari di media yang sudah mereka kuasai. Lalu mereka menangkap wanita-wanita Gerwani. Memaksa, menyiksa mereka untuk membuat pengakuan palsu.
Atas dasar cerita bohong itu, disiarkan berita-berita kebohongan lainnnya untuk menciptakan opini umum, betapa kejam dan biadabnya Gerwani dan orang-orang PKI. Itu semua dalam rangka pelaksanaan rancana dimulainya KAMPANYE PEMUSNAHAN PKI DAN GOLONGAN KIRI PENDUKUNG PRESIDEN SUKARNO.
Apa lacur!: Tim dokter yang dibentuk oleh Jendral Suharto sendiri, melaporkan bahwa dari penelitian terhadap jenazah para korban di Lubang Buaya tsb, tidak ada samasekali tanda-tanda penyiksaan seperti diuar-uarkan oleh fihak militer. Tetapi laporan tim dokter AD itu ditutup rapat, dirahasiakan. Kampanye penangkapan dan pembantaian terhadap kaum Kiri malah diteruskan semakin gencar! “Dusta adalah ibu kekerasan”. Bangsa kita mengalaminya langsung.
Cara mernyiarkan berita rekayasa, berita bohong untuk membenarkan tindakan kekerasan itu, juga bisa ditelusuri dalam kasus-kasus kekerasan oleh penguasa seperti dalam kasus Tanjung Priok, kasus Mei 1998, kasus agresi dan pendudukan militer terhadap Timor Leste dan banyak kasus lainnya.
* * *
Cerita rekayasa fitnahan untuk menghancurkan fihak oposisi seperti yang terjadi di Malaysia dengan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, bukan sesuatu yang samasekali baru untuk bangsa Indonesia! Cara demikian itu, --- membikin cerita rekayasa untuk kemudian atas dasar dusta dan kebohongan melakukan persekusi dan kampanye untuk mengakhiri oposisi sudah kita alami sejak berdirinya kekuasan Orde Baru.
Beruntunglah Anwar Ibrahim telah bisa lewat dari tuduhan palsu dan fitnahan yang bertujuan politik kekuasaan itu. Ia telah menderita, tetapi akhirnya nama baiknya pulih!
Tetapi di negeri kita Indonesia, lebih dari 20 juta korban dan keluarga korban Peristiwa Tragedi Nasional 1965, masih menderita. Nama baik mereka masih belum dipulihkan. Hak-hak politik mereka sebagai warga-negara masih belum direhabilitasi. Penguasa, termasuk pemerintah Presiden
SBY, masih tutup mulut dan tutup telinga terhada peristiwa tsb.
Namun, --- situasi dimana ketidak-adilan oleh penguasa dibiarkan berlangsung terus, suatu ketika, tokh akan berakhir. Dan Kebenaran Akan Ditegakkan!
Kasus tuduhan, fitnahan dan persekusi terhadap Anwar Ibrahim merupakan salah satu contoh bahwa akhirnya KEBENARAN DAN KEADILAN AKAN TEGAK KEMBALI!
* * *
No comments:
Post a Comment