Thursday, March 15, 2012

IN MEMORIAM KARL MARX

Kolom IBRAHIM ISA

Kemis, 15 Maret 2012


IN MEMORIAM KARL MARX

Kemarin, 14 Maret 1883, --- 129 tahun yang lalu, Karl Marx,

Bapak Sosialisme modern, meninggal dunia di kota London. Ketika bicara di makamnya, menilai perjalanan hidup Karl Marx, Engels mengatakan bahwa, . . . “pemikir terbesar yang hidup berhenti berpikir”.


* * *


Marxisme, sebagai ideologi dan teori sosialisme modern, telah mengalami perkembangannya sendiri. Hal itu berlangsung di sepanjang proses kaum Marxis sedunia menggunakannya sebagai senjata ideoloogi dan politik dalam perjuangan untuk menegakkan keadilan sosial, membangun masyarakat SOSIALIS, atas dasar prinsip adil, -- “SETIAP WARGA BEKERJA MENURUT KEMAMPUANNYA DAN MEMPEROLEH MENURUT HASIL KERJANYA”.


Menjelang berakhirnya Perang Dunia I, dengan penuh keheranan dan takjub, dunia menyaksikan berdirinya negara Sosialis pertama, Uni Sovyet, di Rusia Tsar, sebagai hasil suatu revolusi yang dibimbing oleh doktrin/ideologi/politik Marxis. Namun,7 dasawarsa kemudian, negeri dengan sistim sosialis ini mengalami kehancurannya. Sistim ekonomi dan politik kapitalis ditegakkan kembali.


Begitu juga halnya dengan berdirinya negara-negara demokrasi rakyat/Sosialis di Eropah Timur, yang juga mengalami kehancuran bersamaan pada periode hancurnya Uni Sovet.


Tinggalah negeri-negeri Sosialis Tiongkok, Korea Utara, Vietnam dan Cuba, yang terus hidup dan berkembang atas dasar ideologi/politik dan teori Marxis, ditrapkan pada kondisi kongkrit masing-masing negeri.


Dengan menarik pelajaran dari kegagalan sistim sosialis di Uni Sovyet, Tiongkok dewasa ini, berdasarkan pada ajaran Marxis yang ditrapkan pada kondisi kongkrit Tiongkok, sedang dengan sukses melakukan pembangunan eknomi dengan kecepatan pertumbuhan yang tidak pernah terjadi sebelumnya di Tiongkok. MenjadikanTiongkok negeri satu-satunya di dunia, dengan ekonomi yang paling cepat pertumbuhannya. Itulah sebabnya Tiongkok menjadi negara satu-satunya yang bisa dengan mantap menghadapi krisis finansil dunia belakangan ini,


Sedangkan sementara negeri lainnya juga berusaha menegakkan sistim ekonomi sosialis berdasarkan ajaran Marxis, seperti Venezuela.


* * *


Perkembangan perjuangan dan kegiatan berbagai kekuatan politik di manca negara untuk menegakkan suatu sistim kenegaraan yang adil dan makmur dengan mengakhiri sistim eksploitasi kapital atas kerja, dengan tujuan menciptakan suatu sistim ekonomi dan politik yang adil dan makmur, --- dengan berpedoman atau memanfaatkan teori Marxis, – – – – menunjukkan bahwa Marxisme sebagai ajaran sosialisme, – – sebagai gagasan untuk mencapai keadillan dan kemakmuran bagi kaum yang bekerja, untuk mengakhiri eksploitasi oleh segolongan kecil pemilik modal atas kaum pekerja umumnya, – – – sebagai ajaran sosialisme, MASIH TETAP RELEVAN.


Selama masih ada penindasan dan eksploitasi oleh modal terhadap kerja, penindasan minoritas terhadap mayoritas manusia di dunia ini, selama itu, tidak sedikit pandangan akan berpaling pada Marxisme, sebagai suatu ideologi dan teori , untuk menegakkan keadilan dan kemakmuran.


Gejala ini juga terdapat di Indonesia. PKI sebagai kekuatan politik Marxis terbesar dalam sejarah

Indonesia sudah dibubarkan. Marxisme-Leninisme dilarang melalui TAP MPRS No XXV/1966. Namun ajaran Marxis, teori sosialisme menurut Marxisme, – – – – nyatanya semakin tersebarkan. Kita menyaksikan untuk pertama kalinya buku Marx/Engels, yaitu Das Kapital, edisi Indonesianya bahkan terbit ketika masih berlakunya TAP MPRS No XXV/1966, yang melarang ajaran Marxisme.


Setelah jatuhnya Suharto puluhan bahkan ratusan literatur sosialis Marxis terbit dan beredar di Indonesia.



* * *


Dalam karya klasiknya “Dari Utopia ke Sosialisme Ilmu”, Engels menguraikan bahwa,

karyanya bermaksud menjelaskan tentang teori sosio-politik ekonomi yang dirintis oleh Marx. Inilah alasan mengapa teori tsb dirumuskan sebagai 'sosialisme ilmu' sebagai lawan dari 'sosialisme utopi'.


Namun Marx sendiri tidak pernah menyatakan ide/teorinya itu sebagai 'sosialisme ilmu'.


* * *



Yang dimaksud dengan sosialisme ilmu adalah sutu metode berfikir dan analisis untuk memahami dan meramalkan gejala material melalui penelitian terhadap kecenderungan sejarahnya, --- lewat metode ilmiah.


Kaum sosialis-ilmu berpandangan bahwa perkembangan sosial dan politik itu, -- sebagian terbesar ditentukan oleh kondisi-kondisi ekonomi. Berlawanan dengan ide-ide kaum sosialis-utopi dan kaum liberal klasik, -- penganut sosialisme-ilmu mengartikan hubungan sosial dan fikiran mengenai moralitas, di atas dasar dan tali-menalinya dengan tingkat perkembangan ekonominya.


Maka kesimpulannya – ialah, bahwa sistim-sistim ekonomi, yaitu, sosialisme dan kapitalisme, -- bukan merupakan bangunan sosial yang bisa dididirikan pada sebarang waktu, atas dasar kemauan dan kehendak sebagian orang,--- tetapi merupakan produk evolusi sosial.


Kondisi ekonomi yang berbeda, mengharuskan perubahan pada organisasi sosial.


Di bawah ini disiarkan (teks bhs Inggris) dari PIDATO PERPISAHAN DENGAN KARL MARX, YANG DIUCAPKAN OLEH FREDERICK ENGELS DIMAKAM KARL MARX, DI LONDON, PADA TGL 17 MARET 1883.


Untuk terjaminnya pemahaman yang standar mengenai pidato F. Engels tsb,, karena belum didapatnya teks bahasa Indonesia yang pasti, maka pertama-tama disiarkan di sini teks bahasa Inggris yang dikerjakan oleh Mike Lepore (1993).


* * *


Frederick Engels’ Speech at the Grave of Karl Marx
Highgate Cemetery, London. March 17, 1883

Transcribed: by Mike Lepore, 1993.


On the 14th of March, at a quarter to three in the afternoon, the greatest living thinker ceased to think. He had been left alone for scarcely two minutes, and when we came back we found him in his armchair, peacefully gone to sleep -- but for ever.

An immeasurable loss has been sustained both by the militant proletariat of Europe and America, and by historical science, in the death of this man. The gap that has been left by the departure of this mighty spirit will soon enough make itself felt.

Just as Darwin discovered the law of development or organic nature, so Marx discovered the law of development of human history: the simple fact, hitherto concealed by an overgrowth of ideology, that mankind must first of all eat, drink, have shelter and clothing, before it can pursue politics, science, art, religion, etc.; that therefore the production of the immediate material means, and consequently the degree of economic development attained by a given people or during a given epoch, form the foundation upon which the state institutions, the legal conceptions, art, and even the ideas on religion, of the people concerned have been evolved, and in the light of which they must, therefore, be explained, instead of vice versa, as had hitherto been the case.

But that is not all. Marx also discovered the special law of motion governing the present-day capitalist mode of production, and the bourgeois society that this mode of production has created. The discovery of surplus value suddenly threw light on the problem, in trying to solve which all previous investigations, of both bourgeois economists and socialist critics, had been groping in the dark.

Two such discoveries would be enough for one lifetime. Happy the man to whom it is granted to make even one such discovery. But in every single field which Marx investigated -- and he investigated very many fields, none of them superficially -- in every field, even in that of mathematics, he made independent discoveries.

Such was the man of science. But this was not even half the man. Science was for Marx a historically dynamic, revolutionary force. However great the joy with which he welcomed a new discovery in some theoretical science whose practical application perhaps it was as yet quite impossible to envisage, he experienced quite another kind of joy when the discovery involved immediate revolutionary changes in industry, and in historical development in general. For example, he followed closely the development of the discoveries made in the field of electricity and recently those of Marcel Deprez.

For Marx was before all else a revolutionist. His real mission in life was to contribute, in one way or another, to the overthrow of capitalist society and of the state institutions which it had brought into being, to contribute to the liberation of the modern proletariat, which he was the first to make conscious of its own position and its needs, conscious of the conditions of its emancipation. Fighting was his element. And he fought with a passion, a tenacity and a success such as few could rival. His work on the first Rheinische Zeitung (1842), the Paris Vorwarts (1844), the Deutsche Brusseler Zeitung (1847), the Neue Rheinische Zeitung (1848-49), the New York Tribune (1852-61), and, in addition to these, a host of militant pamphlets, work in organisations in Paris, Brussels and London, and finally, crowning all, the formation of the great International Working Men's Association -- this was indeed an achievement of which its founder might well have been proud even if he had done nothing else.

And, consequently, Marx was the best hated and most calumniated man of his time. Governments, both absolutist and republican, deported him from their territories. Bourgeois, whether conservative or ultra-democratic, vied with one another in heaping slanders upon him. All this he brushed aside as though it were a cobweb, ignoring it, answering only when extreme necessity compelled him. And he died beloved, revered and mourned by millions of revolutionary fellow workers -- from the mines of Siberia to California, in all parts of Europe and America -- and I make bold to say that, though he may have had many opponents, he had hardly one personal enemy.

His name will endure through the ages, and so also will his work.



* * *

Bagian-bagian tertentu yang diterjemahkan dari pidato F. Engels.



Di bawah ini diusahakan mengedit pidato F. Engels tsb diatas, menterjemahkan bagian-bagian tertentu dari pidato Engels, sekadar berussaha mengkhayati isinya. Harus dicatat bahwa tidak mudah menterjemahkan pidato Engels itu kedalam bahasa Indonesia.

* * *

Pada 14 Maret, pukul 2:45 sore, pemikir terbesar yang hidup berhenti untuk berpikir. Dia ditinggalkan sendirian selama hampir dua menit, dan ketika kami kembali, kami menemukan di kursinya, damai pergi tidur - tetapi untuk selama-lamanya.

Dengan kematian manusia ini, kerugian tak terkira telah diderita, baik oleh proletariat yang militan Eropa dan Amerika, serta oleh ilmu sejarah. Kesenjangan yang ditinggalkan dengan keberangkatan semangat yang besar ini akan segera dirasakan.

SAMA SEPERTI CHR. DARWIN

Sama seperti Darwin yang telah menemukan hukum perkembangan atau alam organik, Marx menemukan hukum perkembangan sejarah manusia: Yaitu fakta sederhana, bahwa manusia harus pertama-tama makan, minum, memiliki tempat tinggal dan pakaian, sebelum dapat ambil bagian dalam kehidupan politik, ilmu pengetahuan, seni, agama, dll;


Oleh karena itu produksi sarana material langsung, dan akibatnya tingkat perkembangan ekonomi yang dicapai oleh orang-orang tertentu atau selama zaman tertentu, --- merupakan fondasi atas dasar mana, lembaga negara, konsepsi-konsepsi hukum, seni, dan bahkan ide tentang agama, dari orang yang bersangkutan ---- telah ber-evolusi, dan dalam sorotan ini, hal it harus dijelaskan, bukan sebaliknya, seperti yang sampai sekarang terjadi.

* * *


Tapi itu tidak semua. Marx juga menemukan hukum khusus yang mengatur gerak cara produksi kapitalis masa kini, dan masyarakat borjuis yang diciptakan atas cara produksi ini . Penemuan nilai lebih tiba-tiba dengan terang-benderang memberikan penjelasan terhadap masalah, dalam usaha untuk memecahkannya, yang sesudah dilakukannya semua penyelidikan sebelumnya, --- baik oleh ekonom borjuis dan kritik sosialis, meninggalkan masalahnya tetap pada situasi meraba-raba dalam gelap.

* * *


Bagi Marx pertgama-tama adalah seorang revolusioner. Misi sejati dalam hidupnya adalah untuk memberikan sumbangan, dalam satu atau lain cara, untuk menggulingkan masyarakat kapitalis dan lembaga negara yang telah menciptakan masyarakat kapitalis, berkontribusi pada pembebasan proletariat modern, dimana Marx lah orang yang pertama kali membuat proletariat sadar akan posisi klasnya dan kebutuhan klasnya, sadar akan kondisi emansipasi klasnya.


Karenanya, Marx adalah orang yang paling dibenci dan difitnah pada zamannya. Pemerintah, baik absolut dan republik, mendeportasi Marx dari wilayah mereka.


Borjuis, apakah konservatif atau ultra-demokratis, bersaing dengan satu sama lain dalam penumpukan fitnah atas dirinya. Untuk semua ini, ia menepis seperti seakan-akan sebuah sarang laba-laba, mengabaikan hal itu, menjawab hanya ketika kebutuhan ekstrim memaksanya.


Ketika Marx wafat, ia dicintai, dihormati dan dikenang oleh jutaan revolusioner sesama pekerja - dari tambang di Siberia sampai Kalifornia, di semua bagian Eropa dan Amerika - dan saya harus benar-benar mengatakan bahwa, meskipun Marx mungkin memiliki banyak lawan, tetapi Marx hampir tidak mempunyai satu musuh pribadi.

Nama dan karya-karyanya. akan dikenang selama berabad-abad kemudian.

Highgate Cemetery, London, 17 Maret 1883.


* * *

No comments: