Kolom IBRAHIM ISA
Kemis, 05 Juli 2012
-----------------------------
Dua
SISWA SMA MENGGONDOL MEDALI EMAS di International Exhibition for
Young Invenstors (IEIY) , Bangkok 2012>
*
* *
Sebagai
bangsa Indonesia, siapa yang tidak ikut merasa bangga dengan
penampilan Hermawan Maulana dan Zihramma Afdi, -- dua
siswa SMA Negeri 3, Semarang yang berhasil menggondol Medali Emas
di International Exhibition for Young Invenstors (IEIY) ,
Bangkok 2012. Kedua remaja SMA
itu berhasil membuat alat/mesin yang bisa mengubah asap rokok
menjadi Oksigen. Suatu prestasi yang luar biasa! Sungguh mengagumkan
dan mengharukan, menyaksikan kepedulian generasi muda Indonesia tsb
pada masalah kesehatan masyarakat. Kita kagum dan bangga karena
penemuan tsb adalah hasil kecerdesan dan daya-cipta dua orang dari
generasi muda Indonesia.
Selain
itu, medali emas di ajang sama diperoleh oleh siswa dari SMP Petra
Surabaya dengan inovasi Water Coated Helmet. Siswa SMA Negeri 2
Yogyakarta dan SD Muhammadiyah Manyar, Gresik meraih perunggu.
Para
siswa SMA dan SMP dari Indonesia tsb telah dengan gemilang
mengungguli rekan-rekannya dari Tiongkok, Malaysia, Singapura,
Thailand, Vietnam, Filipina, Taiwan, dan Jepang.
*
* *
Hermawan
mengatakan bahwa mereka memiliki ide membuat alat untuk memfilter
karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen itu diawali kegelisahannya
melihat para perokok yang kian banyak.
Suatu
keteladanan bagi masyrakat kita yang sudah sarat dengan masalah
birokrasi dan korupsi, penyalahgunaan wewenang pejabat dan
intoleransi religius dan etnis. Keteladanan ini, yaitu kepedulian
mereka terhadap masalah yang dihadapi masyarakat kita, justru muncul
dari kalangan generasi muda.
Menurut
catatan tak resmi, (ini juga terjadi di sementara negeri-negeri yang
sudah berkembang di Eropah dan Amerika) jumlah perokok di kalangan
anak-anak muda dan wanita bertambah. Tak peduli penerangan yang
diberikan bahwa MEROKOK ITU MEMATIKAN, “Smoking is Deadly. Tak
peduli teks maut itu dicetak di setiap bungkusan rokok yang dijual.
Jumlah yang merokok tokh tambah terus.
Yang
tidak setuju merokok dilarang mutlak dan selanjutnya pabrik-pabrik
rokok ditutup, -- memberikan argumentasi mengapa pabrik-pabrik rokok
jangan diutup. Mereka menunjukkan bahwa, pabrik-pabrik rokok kretek
Indonesia adalah pembayar pajak negeri yang cukup beasar dan pasti.
Berapa banyak kas negeri akan kehilangan sumber pembayar pajak yang
setia, jika pabrik-pabrik rokok kretek ditutup, katanya. Lagipula
bukankah pabrik-pabrik rokok keretek itu mempekerjakan puluhan ribu
karyawan? Selain itu mereka sering memberikan dana untuk promosi
pertandingan badminton, misalnya.
Kalau
pabrik-pabrik rokok kretek itu ditutup, berapa banyak lagi
bertambahnya jumlah penganggur Indonesia? Dan sejumlah importir
cengkeh Indonesia akan bangkrut. Begitulah argumentasinya.
Tentu,
argumentasi ini akan membuka ruang debat panjang lebar! Karena, akan
lebih bayak lagi argumentasi yang bisa diajukan mengapa orang harus
berhenti merokok.
Maka
itu, kata kedua siswa SMA: Kami ciptakan (alat-alat) ini karena
belum mampu mengurangi jumlah perokok".
Di
bawah ini, dimuat selengkapnya berita yang bersangkutan mengenai
prestasi dua siswa SMA Semarang itu:
*
* *
Siswa
SMA Berhasil Ubah Asap Rokok Jadi Oksigen
Rabu,
4 Juli 2012
Shutterstock
Langkah pertama adalah menghilangkan bau asap rokok yang menempel
pada aksesoris maupun furnitur kesayangan adalah dengan mengelap
perabot dan aksesoris dengan cairan pembersih.
SEMARANG,
KOMPAS.com - Dua siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Semarang
menciptakan alat pengubah asap rokok menjadi oksigen yang memenangi
International Exhibition for Young Inventors (IEIY) 2012 di Bangkok,
Thailand.
"Alat
itu kami namakan T-Box Application to Reduce the Danger Impact of CO
dan CO2 in Smoking Room," kata Hermawan Maulana, salah satu
siswa SMA Negeri 3 Semarang pemenang IEIY 2012 saat ditemui di
Semarang, Rabu (4/7/2012).
Selain
, medali emas di ajang sama diperoleh oleh siswa dari SMP Petra
Surabaya dengan inovasi Water Coated Helmet. Siswa SMA Negeri 2
Yogyakarta dan SD Muhammadiyah Manyar, Gresik meraih perunggu.
Didampingi
Zihramma Afdi, rekannya satu tim, Hermawan mengatakan bahwa mereka
memiliki ide membuat alat untuk memfilter karbon dioksida (CO2)
menjadi oksigen itu diawali kegelisahannya melihat para perokok yang
kian banyak.
Putra
pasangan Suwaji dan Setijawati Noegraheni itu mengungkapkan bahwa
sekarang memang sudah banyak disediakan ruang untuk merokok (smoking
room). Namun, tidak banyak dimanfaatkan karena ruangan akan menjadi
penuh asap.
Dengan
alat tersebut, kata dia, asap rokok yang mengandung CO2 akan diurai
menjadi oksigen, kemudian oksigen dialirkan kembali ke smoking room,
sehingga fasilitas itu bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh
perokok.
"Minimal,
perokok 'betah' di smoking room dan tak merokok sembarangan sehingga
tidak mengganggu orang lain. Kami ciptakan ini karena belum mampu
mengurangi jumlah perokok," kata remaja kelahiran Pekanbaru, 24
Mei 1996 itu.
Berkaitan
dengan cara kerja alat itu, giliran Afdi yang menjelaskan bahwa alat
yang semula dinamai "Carbofil Application" itu bekerja
menghisap asap rokok masuk ke dalam mesin yang sudah dirangkai
komponen.
"Di
dalam alat ini, asap rokok akan diurai menjadi oksigen kemudian
dialirkan kembali. Selain oksigen, filterisasi juga meninggalkan
karbon. Namun, karbonnya berbentuk padat yang bisa dimanfaatkan
kembali," katanya.
Afdi
mengakui bahwa mereka sempat tidak percaya diri tatkala alat itu
diadu dengan hasil penemuan siswa dari berbagai negara, apalagi
mereka ditempatkan di stan yang letaknya berdampingan dengan siswa
dari Jepang.
Namun,
kata putra pasangan Abdul Hafid dan Ninik Budi yang lahir di
Grobogan, 17 Februari 1995 itu, alat ciptaan mereka ternyata mampu
mengalahkan penemuan-penemuan dari siswa berbagai negara di ajang
tersebut.
Sementara
itu, Kepala SMA Negeri 3 Semarang Hari Waluyo mengaku bangga dengan
prestasi siswanya dalam ajang yang berlangsung di Bangkok pada
tanggal 28 Juni - 1 Juli 2012 dan mampu mengalahkan peserta dari
berbagai negara.
"Mereka
berhasil mengalahkan pesaingnya dari China, Malaysia, Singapura,
Thailand, Vietnam, Filipina, Taiwan, dan Jepang. Kedua siswa ini
duduk di kelas XI IPA, mereka bisa menjadi teladan adik-adik
kelasnya," katanya.
Selain
kedua siswa SMA Negeri 3 Semarang, medali emas di ajang sama
diperoleh oleh siswa dari SMP Petra Surabaya dengan inovasi Water
Coated Helmet. Siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta dan SD Muhammadiyah
Manyar, Gresik meraih perunggu.
Mini
Multi Commander, karya Dini Esfandiari dan Shofi Delaila Herdi dari
SMA Semesta Semarang dan "Jarimatika Game" karya Nur
Chabibur Rohim, Muhammad Asrori, dan Risang Yogardi dari SMK Negeri 1
Tengaran meraih "Special Award".
*
* *
No comments:
Post a Comment