Saturday, December 24, 2011

“HARI NATAL” TERKENANG PABLO NERUDA

Kolom IBRAHIM ISA

Sabtu, 24 Desember 2011.

---------------------------------



MENYONGSONG “HARI NATAL”

TERKENANG PABLO NERUDA

Soalnya begini: Pagi ini kubuka Facebook. Di situ ada yang menulis bahwa Pablo Neruda pernah tinggal di Indonesia. Sesuatu yang perlu dicek lagi. Tapi, disebutnya tokoh PABLO NERUDA, mengingatkan aku pada film pemenang Hadiah Oscar, “EL POSTINO”. Di film itu diangkat tokoh PABLO NERUDA.



Pada hari menjelang NATAL ini kukira pembaca tertarik membaca cerita tentang orang-orang Komunis di sebuah pulau tempat pengasingan Pablo Neruda ketika itu. Ceritanya a.l. berkisar sekitar upacara perkawinan seorang tukang-pos yang berlangsung di sebuah gereja Katolik.



Yang unik adalah, -- bahwa calon penganten laki-laki adalah seorang Komunis. Yang jadi saksi, atas permintaan calon penganten adalah Pablo Neruda. Juga Komunis. Sang pendeta Katolik mula-mula keras sekali menolak. Dengan alasan seorang Komunis seperti Pablo, - tak boleh jadi saksi perkawinan. Komunis tak ber-Tuhan, menurut sang Pendeta.



Tapi atas desakan calon penganten, akhirnya Pendeta bersedia mengawinkan seorang Komuni,- dengan saksi seorang Komunis di sebuah gereja Katolik.



Kufikir, -- ini adalah cerita paling baik untuk dibaca menjelang HARI NATAL Yanng dimuliakan Ummat Kristen, bukankah CINTA DAN DAMAI DI ATAS BUMI!



* * *



Maka kusimpulkan untuk menyiarkan (ulang) tulisanku sekitar PABLO NERUDA yang kutulis 3 tahun yang lalu. Selamat membaca dan -----

SELAMAT HARI NATAL DAN SELAMAT TAHUN BARU 2012



* * *

INGAT SIAPA PABLO NERUDA?




Di kalangan penyair, sastrawan dan budayawan, -- nasional maupun
internasional, nama PABLO NERUDA, sudah lama tidak disebut-sebut atau
ditulis lagi. Ini sampai sekitar pertengahan kedua tahun
sembilan-puluhan abad lalu. Kemudian (2008) Belanda menayangkannya di
programa TV film 'IL POSTINO'. Cerita pokok film sesungguhnya adalah
mengenai penyair raksasa, budayawan dan diplomat Pablo Neruda.

Siapa Pablo Neruda?

Dilihat dari nama kecilnya : Pablo, sepertinya dia orang Spanyol. Bukan!
Pablo Neruda bukan orang Spanyol. Pablo Neruda adalah seorang penyair
kenamaan berbangsa Chili. Pemenang Hadiah NOBEL Untuk Sastra, 1971. Ia
terkenal karena karya seninya, dihormati karena pendiriannya dan
perlawanannya terhadap apa saja yang tidak adil terhadap
kesewenang-wenangan dan pelanggaran hak manusia. Ia kemudian jadi orang
eksil, sesudah Presiden Allende dikup oleh Jendral Pinnochet. Banyak
tulisan menyatakan bahwa Pablo Neruda seorang Marxis. Bahkan, seorang
pendeta Katolik Itali tegas mengatakan bahwa Pablo Neruda adalah Komunis
yang 'tidak mengakui Tuhan'.

Tulisan ini tidak bermaksud menguraikan sebuah esay sastra, yang
mendetail menceritakan siapa Pablo Neruda dan kegiatan sastranya.
Tulisan ini sekadar mengingatkan, bahwa, seorang penyair besar, Pablo
Neruda, yang Marxis, yang Komunis, dan peraih Hadiah Nobel. Oleh seorang
sutradara yang non-Komunis difilmkan dan jadi sukses. Dapat Oscar!
Sebuah stasiun TV umum Belanda yang cenderung Katolik, menyiarkan film
tentang Pablo Neruda.

Bukankah hal itu menunjukkan bahwa di dunia ini masih cukup banyak orang
yang pandangannya tidak 'mind-set', untuk meminjam istilah mendiang
Joesoef Isak. Orang-orang yang turut mempopulerkan Pablo Neruda, adalah
orang-orang yang tidak berpendirian apriori. Mereka tidak berprasangka:
Samasekali tidak berpendapat, bahwa orang Komunis, pasti tak baiknya!
Mereka hanya melihat kenyataan dan fakta hidup sehari-hari.

Kolom Ibrahim Isa kali ini, dengan sedikit pengeditan-kembali,
mengisahkan apa yang telah ditulis di Kolom Ibrahim Isa, lebih setahun
yang lalu, tentang film Itali: 'IL POSTINO'. Yang hakikatnya adalah film
tentang penyair Marxis/Komunis Pablo Neruda.

* * *

Film Italia - 'Il Postino' Yang Inspiratif

< Bagaimana Penyair Dunia PABLO NERUDA dikisahkan>

Tadi malam pilihan kami jatuh pada acara film Itali, 'Il Postino'.
Sebuah acara di kanal Nederland 2, yang biasa menyiarkan acara-acara
yang bersifat religius. Arti judul tsb, dalam bahasa Indonesia adalah
'Pengantar Pos'. Pada periode 'tempo doeloe', orang-orang menamakannya
'postbode', tukang antar benda-benda pos PTT. Biasanya berpakaian
seragam, pakai topi dan bersepedah.


Film Itali 'Il Postino' dengan sutradara Inggris Michael Redford
(produksi 1994), adalah sebuah 'late-night film' yang biasa ditayangkan
pada waktu-waktu 'week-end'. Kupilih nonton 'Il Postino', bukan karena
ceritanya -- seperti yang dimaksudkan sutradaranya. Yaitu cerita
mengenai Sang pengantar pos Mario, yang sebagai postbode kerjanya
mengantarkan surat-surat kepada PABLO NERUDA. Karena pandangan dan sikap
politiknya, Pablo Neruda diasingkan pemerintah Chili, ke sebuah pulau
kecil Itali. Memang ceritanya seperti tertera pada judulnya adalah
mengenai Mario si postbode yang karena lugu dan kesetiaannya
mengantarkan surat kepada Pablo, jadi sahabat kental Pablo Neruda.
Selanjutnya Mario jatuh cinta pada seorang gadis tercantik pulau itu.



* * *

Adegan-adegan dialog antara Mario dengan Pablo benar-benar menarik.
Mario minta pada Pablo untuk mengajarkannya membuat syair. Kita saksikan
bagaimana Pablo menjelaskan dengan sederhana, mengenai syair-syairnya
yang terkenal itu. Bisa diikuti Pablo dengan tekun membimbing Mario
membuat syair. Metamorfoso, kata Pablo. Perhatikan dan nikmati serta
kagumi keindahan alam sekitarmu, . . . alunan gelombang laut yang
menampar gua dan batu-batu, pantai, dan gunung-gumunungnya. Saksikan dan
khayati keindahan alammu itu. Lalu gunakan cara metafora, untuk
menuliskan syair atau sajakmu. Lucunya ketika Pablo menanyakan kepada
Mario apa yang paling indah dipulau itu, jawab Mario dengan lugu: Yang
paling indah bagiku adalah wanita Beatrice Russo yang amat dicintainya.


Cobalah, buat sendiri sajak itu, kata Pablo.

Sungguh, di sini terasa betapa dekatnya hati dan perasaan Pablo sebagai
penyair Komunis Chili dengan Komunis Mario, wong cilik Itali. Bagi
Pablo, Mario adalah 'orang sendiri', tak ada perbedaan samasekali dengan
dirinya. Barangkali ini yang dimaksudkan bahwa mereka itu, seperti
jargon yang digunakan ketika itu, memiliki perasaan s e k l a s . Klas
yang tertindas!

Karena film ini menyangkut orang-orang Komunis, aku semula tidak
menyangka bahwa film ini ditayangkan oleh sebuah siaran TV yan biasa
acaranya mengenai masalah keagamaan. Tadinya tersirat dalam fikiranku,
paling-paling film ini akan menjelek-jelekkan orang-orang Komunis saja.
Tetapi ternyata tidak. Pantitia pemberi hadiah Oscar dari Amerikapun,
masih bisa melihat kenyataan. Film 'Il Postino' dinominasi hadiah Oscar,
kemudian benar juga dapat hadiah Oscar itu. Di sini mungkin orang-orang
yang sudah punya pandangan absolutisme yang tak tertolong, sulit
mengerti bagaimana film yang membagus-baguskan tokoh-tokoh Komunis, kok
diberi hadiah Oscar. Kok ditayangkan oleh sebuah stasiun TV Belanda,
yang biasa menyiarkan masalah keagamaan? Mereka tidak bisa menerima
realita, bahwa setiap manusia, apakah dia Komunis, Kapitalis, Demokrat
atau Katolik, diantaranya pasti ada yang jelek, tetapi juga pasti ada
yang baik. Bahkan baik dan hebat sekali, seperti Pablo Neruda. Penilaian
seperti ini, apakah ada di negeri kita?

Ikuti sedikit lagi adegan lanjutan: -- Suatu ketika Mario minta kepada
Pablo untuk jadi saksi dalam perkawinannya dengan kekasihnya Beatrice
Russo. Pak Pendeta Katolik di gereja itu keras sekali menolak. Dan
dengan tegas pula penolakannya itu. Tidak bisa, kata Pak Pendeta. Pablo
itu Komunis. Komunis tidak mengakui adanya Tuhan. Jadi tidak bisa orang
yang tidak mengakui Tuhan, menjadi saksi perkawinan orang Katolik.

Tetapi Mario tetap mendesak. Karena, selain seorang Katolik, Mario juga
adalah Komunis. Dan ia ingin perkawinannya itu dengan Pablo Neruda
sebagai saksi. Akhirnya Pak Pendeta menerima juga Komunis Pablo jadi saksi
perkawinan Mario, di gereja Katolik. Soalnya, suatu ketika, Pak Pendeta
melihat bahwa Pablo Neruda juga pergi ke gereja untuk beribadah. Sulit
dimengerti? Ah, tidak. Kalau mau jujur bersedia mengakui kenyataan
seperti apa adanya, maka tidaklah sulit untuk menerima semua itu.
Demikianlah, perkawinan Mario yang Komunis dengan Beatrice Russo
berlangsung menurut tradisi Katolik dan dihadiri oleh banyak Komunis
lainnya dipulau itu. Gembira dan harmonis!

Kira-kira pada periode itu juga, banyak pendeta dikirimkan oleh Vatikan
ke daerah perburuhan dan kaum miskin kota. Tujuannya untuk melawan
menyebarnya pengaruh Komunis di kalangan kaum buruh tsb. Berlalu
beberapa waktu kemudian, bukan kaum buruh yang dibebaskan dari pengaruh
Komunis, tetapi para pendeta yang turun ke akar rumput itu yang kemudian
jadi Komunis. Mereka adalah pendeta-pendeta Katolik termasuk pertama
yang jadi Komunis. Cerita ini kudapat dari orang Itali sendiri.

* * *

Pasti menjadi perhatian, bahwa cerita 'Il Postino' berkisar antara
orang-orang Koumnis Itali dan Komunis Chili. Komunis-komunis Itali
adalah wong-wong cilik. Yang seorang kepala kantor pos setempat, yang
satunya adalah postbode Mario. Tapi orang Komunis yang satu lagi, adalah
adalah salah seorang RAKSASA di kalangan penyair dunia.

Di sinilah a.l menariknya film 'Il Postino' bagiku, teristimewa ketika
mengikuti dialog antara komunis-komunis Itali dan Komunis Chili Pablo
Neruda, yang dalam tahun 1971 mendapat Hadiah Nobel. Tidakkah menarik
bagi pembaca, khususnya pembaca Indonesia yang, --- disebabkan pengaruh
mesin propaganda ala Goebels yang dilancarkan oleh fihak Barat dan Orba
selama puluhan tahun belakangan, sampai sekarang, kebanyakan menjadi
Komunisto-phobi? Tidak bisa lagi melakukan analisis obyektif atas
kehidupan yang nyata. Sudah lupa bahwa dalam pemilu tahun 1955 dan 1957,
kaum Komunis Indonesia pernah punya pengaruh di kalangan seperempat
pemilih Indonesia yang sah.

* * *

Barangkali ada baiknya kukutip sedikit apa yang kutulis mengenai Pablo
Neruda setahun yang lalu, yaitu pada hari Natal tahun 2007, sbb:

Sebelum mengakhiri INTERMEZO ini, ada satu hal menarik dan penting yang
ingin kusampaikan mengenai seorang penyair Chili, kaliber dunia, PABLO
NERUDA ( 12 Juni 1904 - 23 Sept 1973 ). Buku PABLO NERUDA (tebal 455
halaman), edisi bahasa Belanda, berjudul -- 'IK BEKEN IK HEB GELEEFD,
Herinneringan', dalam bahasa Indonesianya kira-kira, 'SAYA AKUI SAYA
HIDUP, Kenang-kenangan' (Cetakan pertama 1975). Kubeli di Toko Buku
'Vrije Universiteit Amsterdam', pada tanggal 13 Desember 2 2004.



Pada halaman 8. Di situ Pablo Neruda menulis bahwa, 'Memori kenang-kenangan
ini bukanlah suatu cerita yang sambung-menyambung menjadi suatu
keseluruhan yang utuh, dan di sana sini tampak adanya kekosongan. Persis
sama dengan kehidupan itu sendiri'. . . . . .

Seorang penyair besar! René De Costa dalam THE POETRY OF PABLO NERUDA,
menulis bahwa 'Sekali tempo Pablo Neruda disebut Picassonya poësi,
berkat pandangannya yang banyak-seginya dan talennya untuk selalu berada
di barisan depan'.

Setelah Pablo Neruda dianugerahi HADIAH NOBEL UNTUK SASTRA (1971),
perhatian khalayak sedunia semakin meningkat terhadap diri dan
syair-syair serta tulisan-tulisannya. Bukunya ' MEMORI . . . ' yang
penerbitannya ditangani oleh istrinya sendiri, amat dinanti-nantikan dan
disambut hangat. Bukan kebetulan bahwa terbitnya buku Memori Pablo
Neruda tsb berlangsung pada tahun 1975. Yaitu tahun ketika pemerintah
progresif Kiri Partai Sosialis Presiden Salvador Allende digulingkan
oleh suatu kup militer anti-Komunis di bawah pimpinan Jendral Pinnochet.
Syukur alhamdulillah, akhirnya almarhum Presiden Jendral Pinnochet yang
telah melakukan pelanggaran HAM besar-besaran terhadap rakyat Chili,
akan diadili.

Pablo Neruda sempat menjadi Dubes Chili di Perancis. Ia menerima jabatan
itu karena merasa bangga di negerinya, Chili, ketika itu berdiri suatu
pemerintah Sosialis yang progresif, di bawah Presiden Allende. Dan ia
bersedia mewakili pemerintah Kiri seperti itu.
Meskipun umum tau bahwa PABLO NERUDA adalah seorang Komunis. Namun tidak membikin mata mereka cadok, tapi masih mampu bersikap obyektif, untuk
melihat dan mengakui bahwa Pablo Neruda yang Komunis itu, adalah seorang
raksasa di dunia sastra , dunia persairan internasional.

Ternyata di dunia ini, tidak semua orang matanya cadok, yang membikin
mereka tidak bisa atau tidak rela melihat dan mengakui, bahwa orang
Komunis itu tidak sedikit yang hebat-hebat. Yang telah memberikan suri
teladan, telah mengabdi pada rakyat dan negerinya, yang patriotik dan
internasional, dan telah memberikan sumbangan penting dalam khazanah
poësi dunia. Orang-orang yang fikiran dan mata hatinya sudah cadok
begitu mendengar nama KOMUNIS, hati nuraninya sudah bisu, fikirannya
membatu, macet, persis seperti pahlawan anti-Komuinis MAC CARTHY di
Amerika pada tahun limapuluhan. * * *

Minggu, 06 Juli 2008.




No comments: