Thursday, November 11, 2010

VATICAN Dan Teori Evolusi Chr. DARWIN

IBRAHIM ISA - Catatan PERISTIWA & REFLEKSI < 2 >
Minggu, 07 November 2010
----------------------------------------------------------------------------

VATICAN Dan Teori Evolusi Chr. DARWIN


Penjelasan:
Artikel ini dibuat pada tanggal 15 Novemer 1996. Ketika itu, di negeri kita masih berkuasa rezim Orba di bawah Presiden Suharto. Dunia komunikasi belum berkembang melonjak. Belum ada media internet seperti sekarang. Yang memungkinkan komunikasi dan lalu-lintas informasi lewat internet yang murah, yang boleh dikatakan gratis. Sehingga bisa dicapai dan dimanfaatkan oleh banyak orang.

Dibuatlah catatan 'pribadi' mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak 1996. Mengapa catatan baru dimulai sejak 1996? Karena ketika itu baru ada syarat, kesempatan dan peralatan padaku untuk membuat catatan demikian itu.

Dibaca kembali catatan-catatan tsb, sesudah hampir 15 tahun berlalu, bagiku sendiri catatan itu adalah sesuatu yang menyegarkan kembali ingatan mengenai peristiwa-peristiwa tsb. Di lain segi, dimakudkan sebagai suatu cara untuk menarik manfaatnya dari catatan seperti itu.

Disajikan kembali untuk pembaca sekadar untuk BERBAGI CERITA. Mudah-mudahan ada manfaatnya.

* * *

Kali ini tulisan yang disajikan:

VATICAN Dan Teori Evolusi Charles DARWIN
Amsterdam, 15 November 1996
Beberapa kali teori-evolusi Charles Darwin muncul dalam fikiranku. Penyebabnya: Belakangan ini di Belanda timbul diskusi mengenai mata pelajaran apa yang harus diuji dalam ujian negara masuk perguruan tinggi. Pada suatu waktu, di masa kabinet Kristen-Demokrat (CDA), pertanyaan-pertanyaan yang besangkutan dengan teori-evolusi Darwin d i t i a d a k a n . Mulai tahun 1995 masaalah ini jadi bahan diskusi lagi. Karena pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan teori Darwin itu diusulkan untuk diajukan lagi. Golongan gereja dan parta-partai Kristen mengajukan keberatannya. Karena hal itu berarti murid-murid terpaksa diberikan pelajaran itu. Sedangkan teori Darwin ini bertentangan dengan ajaran Kristen.

Tidak, kata fihak yang menyetujui dicantumkannya pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut teori Darwin. Di sini tak ada masalah paksaan. Karena teori Darwin disampaikan kepada murid-murid sebagai suatu pandangan teori yang ada di dunia ini. Sebagai salah satu dari teori dalam ilmu antroplologi.

Dalam berbagai majalah yang dikeluarkan berbagai gereja banyak artikel yang menyanggah teori evolusi Darwin. Sayang argumentasi yang diajukan untuk menentangnya sulit untuk digolongkan sebagai ilmiah. Memang bagi mereka , ide bahwa manusia adalah keturunan jalur yang langsung asalnya dari kera, dalam waktu panjang dianggap sangat mengerikan. Karena, menurut Kitab Injil, bukankah manusia itu diciptakan menurut contoh dan kesamaan dengan Tuhan.

* * *

Di luar dugaan. Bulan yang lalu, Oktober 1996, Akademi Ilmu Vatican , menyiarkan sebuah tulisan Paus. Teori evolusi, kata Paus, ternyata lebih daripada suatu hypotese belaka. Namun, tulis Paus lagi, rukh manusia samasekali terlepas dari hal itu, karena rukh diciptakan oleh Tuhan tanpa evolusi apapun.

Ini adalah rehabilitasi terhadap Darwin yang dilakukan oleh Paus Johannus Paulus II, setelah ia juga merehabilitasi Galliei. Kita ingat, bahwa, dalam tahun 1950, Paus Pius XII mengakui bahwa teori evolusi merupakan 'suatu hypotese yang serius. Meskipun bukan satu-sastunya. Paus jug mencanangkan bahwa kaum Komunis gairah sekali untuk menggunakan teori Darwin 'untuk mempropagandakan materialisme-dialektik mereka untuk menghapuskan samasekali kesadaran mengenai Ketuhanan'.

Jelas, ada perkembangan dalam pemikiran Pus Johanus Paulus II yang sekarang ini. Ia menjelaskan bahwa penemuan ilmu sejak 1950 telah mengangkat teori evolusi di atas watak hypotese. Ia bicara mengenai teori evolusi umumnya. Ia menolak pandangan materialis semata, yang menempatkan rukh di luar tinjauan samasekali. Di sini, menurut semantara komentar, Paus melihat kemungkinan rujuk antara ajaran mengenai evolusi jasmaniah dengan ajaran Katolik tentang penciptaan rukh.

Menurut akhli Vatican, Marco Politi, partner dalam penulisan bersama buku yang bikin heboh, berjudul "Yang Dipersucikan", rehabilitasi terhadap Darwin disebabkan oleh kekhawatiran Paus mengenai perkembangan fundamentalisme Kristen yang terutama terjadi di Amerika Serikat. Pandangan fundamentalisme Kristen tsb menganggap bahwa Kitab Injil harus dipatuhi kata-per-kata. Dan bahwa ajaran evolusi harus dicampakkan. Paus samasekali tidak mau, bahwa gereja dihalau ke kubu anti-ilmu.

Dunia ilmu-pengetahuan menyambutnya, mulai dengan sikap 'lebih baik terlambat dari tidak samasekali', sampai pada antusias.

Aku ingat pembicaraanku dengan almarhum dr A.W.J Suradi, seorang Katolik yang saleh. Dr Suradi adalah dokter-sekoleh kami, di Perguruan KRIS, tahun 1950-an, di Jakarta. Dr Suradi menegaskan bahwa dalam dunia ilmu dia seorang realis. Artinya, dalam kehidupan rukhaniah ia seorang Katolik yang percaya pada Kitab Injil. Ia tidak melihat ada tembok besar antara kedua hal itu. Tetapi jelas membedakannya. Tidak mencampur-adukkannya. Semacam sikap rujuk juga.

Dr Suradi lebih cepat mengambil kesimpulan ketimbang Paus Johanus Paulus II. Seorang Katolik Indonesia, bisa lebih jernih pandangannya ketimbang seorang Paus.

Hidup Indonesia!

Frans de Waal, seorang primatoloog, dalam bukunya yang terbaru berjudul 'Good Natured - The Origins of Right and Wrong in Humans and Other Animals', menyatakan bahwa 'Manusia dan khewan laiinya memiliki kemampuan untuk dengan tulus mencintai, bersimpati dan berprihatin. Suatu kenyataan yang pada suatu hari sepenuhnya bisa dipersatukan dengan ide bahwa perwujudan diri genitis merupakan tenaga penggerak di belakang evolusi'.

* * *

No comments: