Rabu, 05 Januari 2011
-----------------------------
AUNG SAN SUU KYI – PEJUANG KONSISTEN
BIRMA “TANPA KEKERASAN”
Aung San Suu Kyi (lahir: 19 Agustus 1945) -- adalah pejuang konsisten demi demokrasi dan hak-hak azasi manusia Birma. Ia teguh mempertahankan prinsip 'tanpa kekerasan' dalam perjuangan untuk demokrasi dan hak-hak manusia. Tokoh Aung San Suu Kyi adalah lambang dan ispirator perjuangan demi kebebasan, baik untuk Birma, maupun bagi mancanegara. Ia demikian populernya di dunia internasional, sehingga media mancanegara pernah menyatakan bahwa popularitas Aung San Suu Kyi sebagai pejuang demokrasi dan hak-hak manusia mendekati popularitas pejuang dan negarawan Afrika Selatan, Nelson Mandela.
Berbeda dengn Nelson Mandela yang memilih cara perjuangan seperti yang dilakukan oleh tokoh pemimpin perjuangan kemerdekaan India, Jawaharlal Nehru, -- ketimbang cara perjuangan Gandhi dengan prinsip 'non-violence'-nya. Mandela menganggap bahwa cara perjuangan 'tanpa kekerasan', adalah taktik perjuangan semata, ---- Aung San Suu Kyi memilih cara perjuangan 'tanpa-kekerasan', 'non-violence', sebagai prinsip perjuangan. Aung San Suu Kyi agak panjang lebar menjelaskan mengapa ia memilih cara perjuangan 'tanpa-kekerasan'. Hal itu disiarkannya di internet dalam sebuah siaran 'Youtube'.
* * *
Sejak berkuasanya junta militer Ne Win, gerakan politik di bawah pimpinan Aung San Suu Kyi, terus menerus ditindas dengan kekerasan. Pemilihan Umum Birma (27 Mei 1990) yang mutlak dimenangkan oleh 'National League For Democracy'
November, 2010 y.l Aung San Suu Kyi bebas dari tahanan rumah bertahun-tahun lamnya oleh rezim militer Birma. Sejak itu seakan-akan tidak terdengar apa-apa lagi mengenai kegiatan pejuang konsisten Aung San Suu Kyi. Ada suara yang mengkhawatirkan Aung San Suu Kyi akan 'berkompromi' dengan penguasa militer. Yang akibatnya akan merugikan gerakan dan perjuangan untuk demokrasi di Birma.
Tetapi nyatanya 'seruan' Aung San Suu Kyi menawarkan 'dialog' dengan penguasa junta militer dengan 'rekonsiliasi nasional' sebagai agendanya, berkali-kali ditolak oleh rezim junta militer Birma. Selanjutnya tidak terdengar lagi berita yang mengkhawatirkan bahwa dibebaskannya Aung San Suu Kyi dari tahanan rumah sejak November 2010, akan digunakan oleh penguasa militer untuk melakukan penindasan yang lebih kejam lagi. Sikap junta militer tetap seperti selama ini: 'menganggap sepi' Srikandi Birma itu, seolah-olah ia tidak eksis.
Meskipun dipersekusi, dipenjarakan, diperlakukan demikian 'bias' oleh penguasa, Suu Kyi tetap menantang: “Saya berharap bisa sama-sama minum téh dengan mereka, (maksudnya para jendral junta, I.I.) pada setiap hari Sabtu. Sama-sama minum teh dengan santai dan bersahabat”. -- Bila mereka menolak terus, maka, “bisa diajak bicara pada suatu minum kopi bersama”. Kata Suu Kyi dalam sebuah wawancara.
Sikap Suu Kyi, seperti yang dikatakannya, adalah sbb:
“PRIORITAS UTAMA SAYA, ialah, agar rakyat menyadari bahwa mereka sendiri punya kekuatan untuk mengadakan perubahan itu. Kemudian sama-sama kita bisa berbuat ”.
Selama duapuluh tahun belakangan ini di kalangan kaum demokrat Birma telah tumbuh generasi muda yang siap melakukan perjuangan demi demokrasi dan hak-hak manusia. Namun, mereka tidak selalu seia-sekata dengan Suu Kyi dan NLD. Sikap kaum muda ini, antara lain akibat sikap pimpinan NLD yang fikirannya dianggap sudah tidak nyambung lagi dengan situasi kongrit Birma. Malah mereka itu sering terlibat dalam pertikaian intern mereka sendiri. Tampaknya tugas Suu Kyi sehubungan dengan NDL, yang terdekat, ialah mengadakan 'perubahan dan perombakan' dalam partainya sebagai alat perjuangan. Agar sesuai dengan situasi dan tugas-tugas baru perjuangan.
Anjuran NDL dan Suu Kyi agar kaum demokrat baru itu memboikot 'pemilu' yang diadakan di bawah syarat kekuasaan ketat junta, itu ditolak oleh kaum muda. Kaum demokrat tsb tokh ikut ambil bagian dalam 'pemilu' November 2010 y.l. Dengan 'pemilu' tsb junta militer sesumbar bahwa dengan terbentruknya 'parlemen hasil pemilu', kemudian akan berdiri suatu
'' pemerintah sipil” di Birma. Tentunya tanpa Suu Kyi dan NDL. Betapapun Suu Kyi harus mempertimbangkan situasi ini.
Suu Kuyi menaruh perhatian besar pada generasi muda dalam perjuangan demokrasi. Beliau mengisahkan betapa kaum muda dewasa ini sangat aktif memanfaatkan komunikasi eletronik. Mereka menggunakan misalnya, media Facebook, untuk berkomunikasi dan melakukan perdebatan politik serta mengadakan hubungn internasional.
“Tahukah Anda, (dewasa ini) segala sesuatu muncul di media internet”, tanya
Suu Kyi pada wartawan yang mewawancarainya.
* * *
Aung San Suu Kyi menyadari bahwa begitu junta militer merasa Suu Kyi yang bebas itu merupakan bahaya serius bagi kekuasaan mereka, maka para jendral itu dengan kekuasaan dan kekerasan di tangan mereka akan bertindak terhadap Aung San Suu Kyi dan NDL yang dipimpinnya. Sehubungan dengan kemungkinan itu Suu Kyi menyatakan (dalam suatu percakapan dengan wartawan majalah “Time”), sbb:
“Saya akan berbuat sebanyak mungkin sebisa saya, selama saya masih bebas. Saya tidak mau melelahkan diri, tetapi kita tak akan tau berapa banyak waktu yang kita miliki”.
Aung San Suu Kyi tidak menutup mata terhadap kemungkinan bahwa penguasa tidak akan berhenti dengan pelbagai cara dan usaha untuk menggunakan tangan besi. Dan akan lagi-lagi memenjarakannya.
Bahkan tidak mustahil penguasa akan menggunakan berbagai cara untuk membunuhnya. Bahaya ini riil. Sudah tiga kali muncul 'preman-preman' melakukan serangan pada Suu Kyi dan pendukung-pendukungnya.
Salah seorang pimpinan NDL, Win Htein, bercerita bahwa pernah diajukan kepada Suu Kyi untuk menggunakan fest anti-peluru bila keluar rumah. Suu Kyi menjawab: “Saya tidak pernah bermimpi menggunakannya (pakai fest anti-peluru). Kalau saya berbuat demikian akan terkesan bahwa saya hendak melindungi diri terhadap rakyat yang mendukung saya”.
Demikianlah. Profil pejuang tangguh Birma, Aung San Suu Kyi. Konsisten dan berani. Berpegag teguh pada prisnip perjuangan yang dianutnya selama ini. Aung San Suu Kyi adalah seorang Srikandi, -- suri teladan dalam perjuangan demi keadilan dan kebebasan bangsa dan negerinya.
* * *
No comments:
Post a Comment