Sabtu, 01 Januari 2011
------------------------------------------
NOAM CHOMSKY Mengenai TIONGKOK
Ketika kubuka computer pada pagi hari tangal 1 Januari 2011 ini, kujumpai kiriman sahabatku, penulis Singapura, MAY SWAN. Kiriman itu adalah (partial transcript – translation courtesy of Global Voices Online), wawancara cendekiawan AS Noam Chomsky. Wawancara Noam Chomsky itu adalah dengan media Guangdong (Canton), “Southern Metropolitan Daily”, mengenai TIONGKOK. Dalam bahasa Inggris.
Pada tanggal 12 Agustus 2010 Noam Chomsky memberikan ceramah di Universitas Beijing. Judul ceramahnya : “Lika-liku Orde Dunia: Kontinuitas dan Perubahan. Isinya terutama mengenai dua macam ancaman terhadap dunia. Yaitu peperangan nuklir dan perusakan lingkungan”.
Yang kupublikasikan di bawah ini ialah bagian dari pandangan Noam Chomsky mengenai Tiongkok. Seperti yang dikemukakannya dalam wawancaranya dengan “Southern Metropolitan Daily”.
* * *
Trankrip singkat wawancara Chomsky itu cukup menarik. Pembaca tidak akan menemukan tanggapan Chomsky mengenai pertanyaan apakah Tiongkok masih merupakan negara sosialis ataukah sudah terjadi 'restorasi kepitalisme', dan 'soal-soal teoretis dan ideologis' lainnya, dst, dst, dst.
Namun, pandangan realis, praktis serta kritis Noam Chomsky mengenai Tiongkok bisa menggugah pembaca – agar berusaha melihat Tiongkok dengan mempertimbangkan pandangan lain.
Kuterjemahkan sebisaku wawancara Noam Chomsky mengenai Tiongkok ke dalam bahasa Indonesia. Mudah-mudahan membantu untuk melihat Tiongkok dengan mempertimbangkan pandangan kritis seorang sarjana piawai Amerika. Membandingkannya dengan banyak kesimpulan di mancanegara mengenai Tiongkok. Baik yang pro maupun yang kontra.
Chomsky dikenal di mancanegara dan dunia pengetahuan, sebagai orang yang berpandangan Kiri. Progresif. Yang pro-kemerdekaan bangsa-bangsa. Dan yang keras dan tajam anti-imperialisme. Aku tertarik dengan kenyataan bahwa sarjana kritis ini berkunjung ke Tiongkok. Sebelum berkunjung ke negeri itu, Chomsky dengan teliti dan kritis mengikuti perkembangan Tiongkok. Ini bisa kita saksikan dari wawancaranya itu.
* * *
Beberapa fokus dari pandangan Noam Chomsky mengenai Tiongkok:
“Tiongkok seyogianya bertanya pada diri sendiri peranan macam apa yang ingin dimainkannya di dunia. Syukur, Tiongkok tidak memainkan peranan sebagai agresor dengan anggaran belanja militer yang besar, dsb.
Menjawab pertanyaan apakah Tiongkok akan mengubah Orde Dunia. Apakah Tiongkok akan memainkan peranan seperti Amerika Serikat sekarang?
Chomsky:
“Saya kira tidak! Saya juga tidak berharap demikian. Apakah Anda benar menginginkan Tiongkok memiliki 800 pangkalan militer di seberang lautan, menginvasi dan menggulingkan pemerintah negeri lain, atau melakukan tindakan teroris? Ini apa yang dilakukan Amerika sekarang. Saya kira ini tidak mungkin dan tidak bisa dilakukan oleh Tiongkok. Saya juga tidak berharap hal itu terjadi. Tiongkok sudah mengubah dunia.
“Tiongkok sedang berkembang, tetapi tak ada bukti-bukti bahwa perkembangan internnya akan mengancam Barat. Apa yang merupakan ancaman terhadap AS bukanlah perkembangan yang berlaku di Tiongkoik, tetapi adalah kebebasannya. Itulah yang merupakan tantangan.
* * *
Di bawah ini adalah catatan sebagian dari wawancara Noam Chomsky dengan media Guangdong, “Southern Metropolitan Daily”, ttg 22 Agustus 2010, sbb:
Southern Metropolitan Daily (SMD):
Sebagian terbesar orang Tiongkok telah menerima globalisasi. Selama tigapuluh tahun belakangan ini, terutama setelah Tiongkok masuk WTO, banyak orangTiongkok telah banyak memanfaatkannya. Tetapi tampaknya Anda melihat globalisasi dalam sorotan suram.
Chomsky: Hasil-hasil ekonomi yang telah dicapai Tiongkok sedikit sangkut pautnya dengan globalisasi. Kaitannya adalah dengan perdagangan dan ekspor. Tiongkok berangsur-angsur menjadi negeri yang berorientasi ekspor. Tak seorangpun, termasuk saya, menentang ekspor. Tetapi ini bukan globalisasi. Kenyataannya Tiongkok telah menjadi pabrik di dalam sistim produksi Asia Timur Laut. Bila dilihat seluruh regio tsb, kita akan menemukan sistim tsb sangat dinamis. Volume ekspor Tiongkok luar biasa. Tetapi ada sesuatu yang luput dari pandangan kita. Ekspor Tiongkok berat bersandar pada ekspor Jepang, Korea dan AS. Negeri-negeri ini memberikan Tiongkok komponen-komponen teknik-tinggi (hightech) dan teknologi. Tiongkok hanya melakukan perakitan, kemudian memberikan cap 'Made in China'.
“Tiongkok berkembang pesat sekali dengan mengikuti politik-politik yang bijaksana. Di satu fihak jutaan diangkat dari kemiskinan, tetapi, di lain fihak, ongkos-ongkos seperti perusakan lingkungan adalah sangat tinggi. Dan itu hanya ditransfer pada generasi berikutnya. Para ekonom tak mempedulikannya, tetapi itu adalah ongkos-ongkos yang akhirnya harus ada yang melunasinya. Mungkin itu adalah anak-anak kalian atau cucu-cucu kalian. Itu semua tak ada sangkut-pautnya dengan globalisasi dan WTO.
SMD: Apakah Anda berpendapat bahwa bangkitnya Tiongkok akan mengubah orde dunia. Apakah Tiongkok akan memainkan peranan seperti yang dimainkan Amerika sekarang?
Chomsky: “Saya kira tidak; saya juga tidak berharap demikian. Apakah Anda benar-benar berharap melihat Tiongkok dengan 800 pangkalan militer di seberang lautan, menginvasi dan menggulingkan pemerintah-pemerintah lain, atau melakukan tindakan teror? Ini apa yang dilakukan oleh Amerika sekarang. Saya kira hal ini tidak akan dan tidak mungkin dilakukan Tiongkok. Saya juga tidak menginginkan hal ini terjadi. Tiongkok sudah mengubah dunia. Tiongkok dan bersama India meliputi jumlah lebih separuh penduduk dunia. Mereka sedang tumbuh dan berkembang. Tapi secara relatif, kemakmuran mereka hanyalah merupakan sebagian kecil saja dari kekayaan dunia. Kedua negeri tsb masih akan menempuh jalan panjang dan akan menghadapi banyak masalah serius dalam negeri, yang saya harap akan dipecahkan berangsur-angsur. Tak ada gunanya untuk membanding-bandingkan pengaruh global mereka, dengan pengaruh negeri-negeri kaya. Harapan saya ialah, bahwa mereka akan memberikan pengaruh positif terhadap dunia, tetapi itu harus dicermati dengan hati-hati.
“Tiongkok harus bertanya pada diri sendiri, peranan apa yang (hendak) dimainkannya di dunia ini. Untung, Tiongkok tidak memainkan peranan sebagai agresor dengan anggaran militer yang besar, dsb.
Tetapi Tiongkok punya peranan yang harus dimainkannya. Ia merupakan sumber kosumer besar, dan terdapat yang pro dan yang menentangnya. Misalnya, Brazilia akan menarik keuntungan ekonomi bila ia mengekspor ke Tiongkok. Di segi lain, ekonominya juga akan mengalami kerusakan. Untuk negeri-negeri dengan sumber luar biasa seperti Brazilia dan Peru, ada satu masalah, ialah, bahwa mereka bersandar pada ekspor sumber-sumber utama. Hal mana bukan merupakan model perkembangan yang baik. Untuk mengubah cara perkembangan mereka, pertama-tama mereka harus memecahkan masalah domestik mereka. Mengubah diri mereka menjadi produsen-produsen, tidak hanya mengekspor bahan-bahan ekspor utama kepada negeri-negeri lain.
SMD: Apakah sukses yang dicapai Tiongkok itu meruapakan ancaman bagi demokrasi Barat?
Chomsky: Baikllah kita bikin perbandingan historis. Apakah bangkitnya Amerika Serikat merupakan ancaman terhadap Inggris yang demokratik? AS didirikan dengan membantai penduduk bumiputera dan dengan sistim perbudakan. Apakah model ini cocok untuk negeri-negeri lain? Apakah Anda inginTiongkok belajar dari model ini? Benar, bahwa AS berkembang menjadi negeri demokrasi yang kuat di banyak segi, tetapi demokrasi AS itu tidak dikembangkan dari model ini, yang setiap manusia rasionil tidak ingin menirunya.
“Tiongkok berkembang, tetapi tak ada bukti yang menunjukkan bahwa perkembangan internnya menyebabkan suatu ancaman bagi Barat. Apa yang menantang AS bukanlah perkembangan Tiongkok, tetapi kebebasannya. Itulah yang merupakan ancaman riil.
“Anda bisa melihat dari setiap berita utama bahwa fokus politik luarnegeri AS sekarang ini adalah Iran. Tahun 2010 dikatakan 'Tahun Iran'. Iran digambarkan sebagai ancaman terhadap politik luarnegeri AS dan orde dunia. AS telah memaksakan sanski unilateral yang keras, tetapi Tiongkok tidak mengikuti AS. Tiongkok tidak pernah mengekor AS. Sebaliknya, Tiongkok mendukung sanksi PBB, yang sangat lemah, dan tak ada arti samasekali. Beberapa hari sebelum saya berangkat ke Tiongkok, Kementerian LN Amerika memperingatkan Tiongkok dengan cara yang menarik. Dikatakan oleh AS bahwa Tiongkok harus memikul tanggungjawab internasional, yaitu, mematuhi perintah AS. Ini adalah tanggungjawab internasional Tiongkok.
Ini adalah imperialisme tulen. Bahwa negeri lain harus bertindak menurut keinginan kita. Bila tidak, maka mereka tidak bertanggungjawab. Saya kira pejabat-pejabat Kementerian Luangeri Tiongkok akan tertawa bila mereka dengar hal itu. Tetapi itu adalah logika standar imperialisme. Kenyataannya, Iran menjadi ancaman karena ia tidak mau mematuhi perintah AS.
Tiongkok merupakan ancaman yang lebih besar, karena, adalah problim besar bila sebuah negara besar menolak melakukan perintah-perintah.
Inilah tantangan yang benar-benar dihadapi oleh AS. * * *
No comments:
Post a Comment