Sunday, January 27, 2013

*MENYOKONG PERJUANGAN ADIL RAKYAT PALESTINA Adalah Kewajiban INDONESIA *

IBRAHIM ISA
*Rubrica SOLIDARITAS PALESTINA*
*Sabtu, 26 Januari 2013*
*----------------------------*




*MENYOKONG PERJUANGAN ADIL RAKYAT PALESTINA Adalah Kewajiban INDONESIA *



Hari ini dimulai satu *Rubrica baru* di media internet ini:


*RUBRICA SOLIDARITAS PALESTINA*.


Maksudnya ialah ambil bagian dalam kegiatan di bidang informasi, memberikan bahan yang diharapan memberikan penjelasan sekitar perjangan rakyat Palestina untuk suatu*NEGARA PALESTINA MERDEKA yang BERDAULAT. Rubricca *ini direncanakan memuat berbagai tulisan obyektif, analitis, informatif dan kritis yang peduli dan solider dengan perjuangan rakyat Palestina.


** * **


Biro Organisasi Solidaritas Rakyat-Rakyat Asia-Afrika -- Bureau of Afro-Asian People's Solidarity Organization (bermarkas di ibukota Mesir, Cairo), lebih setengah abad yang lalu, mengadakan Sidang Istimewa Mengenai Palestina, di kota Gaza, pada musim dingin 1961-1962,


Menyambut dan mendukung sidang tsb, OISRAA, Organisasi Indonesia Setiakawan Rakyat-Rakyat Asia-Afrika (Jakarta), mengirimkan sebuah Delegasi Indonesia. Delegasi Indonesia itu terdiri dari Sunito, Sekretaris DPR RI dan mantan Wakil Republik Indonesia di Negeri Belanda tahun-tahun 1945-1949; Mansur, anggota DPR dari PNI; Bintang Suradi, jurnalis Majalah Indonesian Review, dan Ibrahim Isa, Sekjen OISRAA.


Sikap dan pendirian Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Sunito, adalah Resolusi mengenai Palestina yang diambil oleh Konfernesi Asia-Afrika di Bandung 1955 dan Resolusi Konferensi Setiakawan Rakyat-Rakyat Asia-Afrika sejak beridirinya, 1957.


Kehadirin Delegasi Indonesia di Sidang Istimewa Biro AAPSO (Afro-Asian Pepopl;e's Solidarity Organization), menunjukkan bahwa kepedulian dan solidaritas rakyat Indonesia dengan perjuangan rakyat Palestina, sudah berlangsung sejak lama dan konsisten.


* * *


*Hari bersejarah bagi perjuangan rakyat Palestina: *


*Pada tanggal 29 November 2012*, Majlis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB) mensahkan Resolusi yang Memberikan Status (Non-member State) Peninjau, dalam organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Resolusi PBB itu juga menyatakan urgensi perlu dipulihkannya perundingan antara Israel dengan Palestina menuju pada "Solusi Dua-Negara" yang permanen, sesuai dengan Resolusi PBB sebelumnya. Maksudnya berdirinya dua negara berdaulat yang hidup berdampingan dengan damai, yaitu Negara Palestina dan Negara Israel.


Dari 193 anggota PBB , --- Resolusi PBB tsb di sahkan dengan 138 pro, 9 kontra dan 42 blanko. Hasil voting PBB ini menunjukkan bahwa mayoritas mutlak anggota PBB mendukung masuknya Palestina dengan status Peninjau Non-Anggota di PBB. Mayoritas pendapat di dunia ini ada di fihak Palestina yang berjuang demi Negara Merdeka Palestina yang meliputi wilayah Tepian Barat Sungai Jordan dan Gaza.


*Dengan disahkannya Resolusi PBB 29 November 2012* mengenai Palestina, perjuangan rakyat Palestina untuk tegak berdirinya Negara Palestina Merdeka dan Berdaulat, meliputi Tepian Barat Sungai Jordan dan wilayah Gaza,


*MEMASUKI TAHAP BARU!*


Perjuangan di bidang diplomasi internasional akan semakin digalakkan, Karena itu simpati dan solidaritas negeri-negeri lainnya semakin diperlukan oleh rakyat Palestina.


* * *


Sebagai awal dibukanya RUBRICA SOLIDARITAS PALESTINA, di bawah ini dimuat sebuah tulisan sekitar saling hubungan perjuangan rakyat Palestina dengan Soldiaritas Asia-Afrika:




*Palestina dan Kewajaran Solidaritas Asia-Afrika*


Sebuah berita dari Jakarta, (Tempo, 23 Oktober 2007), mengungkapkan bahwa, bersama Afrika Selatan, Indonesia berrencana menggelar konferensi untuk Palestina. Konferensi ini akan diikuti negara-negara Afrika dan Asia. Tujuannya: - - - Meningkatkan kapasitas Palestina. Demikian berita dari Jakarta.

Meskipun berita tsb belum dikonfermasi resmi oleh Kementerian Luarnegeri RI, -- ide menggelar konferensi negeri-negeri Asia-Afrika, dengan tujuan membantu perjuangan rakyat Palestina, itu sepenuhnya nyambung dengan *SEMANGAT BANDUNG*. Hal itu menjawab tuntutan perjuangan rakyat Palestina untuk kemerdekaan bagi bangsa dan negerinya.

Salah satu keputusan Konferensi Asia-Afrika di Bandung (1955), adalah mendukung perjuangan rakyat Palestina. Indonesia sebagai salah satu pemrakarsa dan tuanrumah dari Konferensi Bandung yang bersejarah dan membikin sejarah itu, seharusnya sudah lebih dulu mencetuskan IDE SOLIDARITAS ASIA-AFRIKA terhadap perjuangan rakayat Palestina.

*Jangan sekal-kali melupakan bahwa ketika bangsa kita sedang berjuang melawan kolonialisme dan imperialisme untuk kemerdekaan nasional yang penuh, banyak bangsa-bangsa lain, khususnya Asia dan Afrika dengan sepenuh hati mendukung dan membantu perjuangan kita. Jangan sekali-kali melupakan solidaritas Asia-Afrika tsb. *

Konferensi Asia-Afrika, Bandung, 18 - 29 April 1955, yang dihadiri oleh 29 negeri dan wilayah Asia dan Afrika, menandaskan dalam Komunike Akhir Konferensi bahwa: 'Mengingat ketegangan di Timur Tengah yang disebabkan oleh keadaan di Palestina serta ketegangan tersebut dapat membahayakan perdamaian dunia, Konferensi Asia - Afrika menyatakan dukungannya terhadap hak-hak penduduk Arab Palestina dan menyerukan agar resolusi tentang Palestina dilaksanakan serta dicapainya penyelesaian damai persoalan Palestina.' < Komunike Akhir Konferensi Asia-Afrika'; Bab E. Masalah-Masalah Lainnya, Bandung 24 April 1955>.

* * *

Dalam keterangan pers bersama Presiden MAHMOUD ABBAS, Presiden Bambang Susilo Yudhoyono, dalam kesempatan itu, telah mengeluarkan prakarsa yang benar dan tepat. Prakarsa SOLIDARITAS ASIA-AFRIKA, yang bersumber pada KONFERENSI Asia-Afrika di BANDUNG, 52 tahun yang lalu.

Pernyataan SBY tsb seyogianya, sudah sejak lama direncanakan dan diusahakan, tanpa menunggu kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. *Yang diperlukan sekarang adalah tindak-lanjut, suatu follow-up yang tegas dan segera. Kementerian Luar Negeri RI, tanpa menanti-nanti lagi, seyogianya mengambil langkah-langkah kongkrit pendekatan dengan negara-negara Asia dan Afrika demi perealisasian solidartas Asia-Afrika dengan perjuangan rakyat Palestina.
*
HIDUPNYA KEMBALI SEMANGAT SOLIDARITAS ASIA -AFRIKA Sejarah Asia-Afrika dan sejarah dunia mencatat, bahwa, yang paling ditakuti dan dibenci oleh kolonialisme, imperialisme, apartheid Arika Selatan dan 'zionisme' ---- ketika itu, adalah SEMANGAT PERJUANGAN KEMERDEKAAN serta SOLIDARITAS dalam perjuangan demi bebas dari kolonialisme dan imperialisme. Solidaritas, atau SEMANGAT Bandung yang lahir dari KONFENRENSI ASIA-AFRIKA di Bandung adalah semangat dan solidaritas perjuangan untuk lepas dari kolonialisme.

Adalah solidaritas memperjuangkan identitas sendiri yang berdikari, yang bebas dari pertarungan dan tekanan negara-negara besar supra dalam 'Perang Dingin' ketika itu. Suatu semangat perjuangan bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang mengambil posisinya sendiri dalam kehidupan bangsa-bangsa, yang sama derajat dengan bangsa-bangsa lainnya. Suatu semangat yang memperjuangkan suatu politik luarnegari yang bebas dan aktif untuk perdamaian dunia.

Dalam peryataan solidaritas Indonesia dengan Palestina dalam perjuangan demi kemerdekaan bangsa dan tanah air Palestina, Presiden SBY a.l. menyatakan: 'Harapan kami, komunitas Asia-Afrika memiliki tanggung jawab ikut memberikan bantuan kapasitas sehingga Palestina memiliki kemampuan yang akhirnya nanti menjadi negara yang berdaulat dan merdeka'.

Dalam sambutannya atas prakarsa Indonesia tsb, Presiden Mahmoud Abbas (Juga Ketua Komite Eksekutif PLO - Palestinian Liberation Organization - organisasi pejuang pembebasan Palestina yang utama terpenting di Palestina --) menyatakan:
"Itu dukungan yang nyata yang diharapkan bangsa kami,"

* * *

*PENGARUH IMBANGAN KEKUATAN DALAM PETA POLITIK DUNIA *

Dengan sedikit menoleh ke balakang, ke situasi dan peta politik serta imbangan kekuatan di dunia internasional dewasa itu, sedikit-banyak bisa difahami mengapa dukungan yang diberikan Konferensi Asia-Afrika terhadap perjuangan rakyat Palestina, belum sampai dengan jelas-jelas menyebut hak rakyat Palestina untuk berdiri sendiri sebagai suatu bangsa yang merdeka dan sama derajat dengan bangsa-bangsa lainnya. Bisa dibaca sendiri rumusan Komunike Konferensi Asia-Afrika, betapa 'moderatnya' sikap Konferensi terhadap masalah Palestina ketika itu. Itu sepenuhnya mencerminkan latar belakang politik negeri-negeri yang hadir dalam Konferensi Asia - Afrika tsb.

Disatu fihak kekuatan politik pro-perjuangan kemerdekaan hadir dengan baik, seperti Indonesia, India, Burma, Mesir dll --- Kekuatan ini diperkokoh lagi dengan kekuatan pro-perjuangan kemerdekaan, dengan hadirnya negeri-negeri Sosialis yang tegas anti-kolonial dan anti-imperialis seperti Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Demokrasi Vietnam.

Tapi di fihak lain, hadir juga negeri-negeri yang pro-Barat dan pro-Amerika Serikat, sperti Republik Vietnam Selatan yang siapapun tau adalah negara ciptaan kolonialis Perancis dan AS; Filipina yang pemerintahnya sepenuhnya mendukung politik AS dan Barat; serta pemerintah-pemerintah lainnya seperti Muangthai dan Jepang, yang mengenai masalah-masalah internasional penting umumnya memihak Barat. Tambah lagi dengan sikap PBB ketika itu yang masih didominasi oleh AS, yang jelas mendukung terbentuknya negara Israel. Padahal negara Israel didirikan, melalui perang dengan membantai dan mengusir penduduk Arab Palestina di wilayah tsb.

Namun, betapapun moderatnya rumusan Konferensi Asia-Afrika di Bandung, pernyataan yang dikeluarkannya dengan tegas mengambil sikap mendukung 'terhadap hak-hak penduduk Arab Palestina.'

* * *

*LIKA-LIKUNYA PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA*


Perjuangan rakyat Palestina melawan pendudukan Israel untuk kemerdekaan tanah air dan bangsanya, telah berlangsung lama dan telah melalui lika-liku yang tak terbayangkan serta pengorbanan yang tak terhitung nilainya.

Situasi perjuangan rakyat Palestina belakangan ini memang mengalami kesulitan baru. Kesulitan muncul ketika daerah Gaza (Palestina) yang merupakan bagian dari wilayah adminstrasi Palestina, - - - terdiri dari Tepian Barat Jordan (West Bank of Jordan) dan Gaza, --- mengalami perubahan drastis. Penyebabnya ialah, karena, salah satu kekuatan perjuangan kemerdekaan Palestina, yaitu HAMAS - Gerakan Perlawanan (Islam) Palestina , yang muncul sebagai pemenang dalam pemilu (2006). dengan kekerasan mengambil oper kekuasaan di Gaza dari pemerintahan Presiden Abbas yang oleh PNA - Palestinian National Authority - dalam tahun 2005 telah dipilih sebagai Presiden Palestina.

Sehingga dengan demikian terjadilah perpecahan dalam kekuatan politik yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Situasi baru yang muncul itu, menyebabkan terhentinya usaha pemecahan masalah Palestina lewat perundingan dengan Israel.
*
**PENGARUH AMERIKA YANG DOMINAN HARUS DIAKHIRI *

Selama ini usaha perundingan mengenai masalah Palestina, hanya bisa berlangsung, bila itu disponsori oleh AS. Hal itu disebabkan oleh pengaruh dominan AS terhadap mati-hidupnya Istael. Suatu hal yang tidak mengherankan karena Israel bisa bertahan di tengah-tengah negeri-negeri Arab yang menentangnya, berkat bantuan dana, ekonomi, manusia (imigran orang-orang Yahudi dari AS) dan senjata dari AS.

Situasi ini tidak boleh berlangsung terus. Sudah waktunya bangsa-bangsa Asia-Afrika yang peduli kemerdekaan nasional, simpati dan solider dengan perjuangan pembebasan rakyat Palestina, mengusahakan perubahan. Suatu perubahan yang mendasar dalam pemecahan masalah Palestina. Di sinilah arti penting keterlibatan bangsa-bangsa dan negeri-negeri Asia dan Afrika dalam proses penyelesaian dan pembebasan Palestina.

Maka rencana untuk menyelenggarakan konferensi negeri-negeri Asia - Afrika untuk membantu perjuangan rakyat Palestina, bila diusahakan dengan baik, tanpa syarat apapun dan dengan sikap tidak mecampuri masalah yang timbul di kalangan perjuangan rakyat Palestina ---- berangsur-angsur bisa mengarah ke perubahan imbangan kekuatan-kekuatan politik yang terlibat dalam penyelesaian masalah Palestina. Bila hal ini berhasil diusahakan akibatnya tidak lain hanya menguntungkan rakyat Palestina.



­

No comments: