Sunday, January 13, 2013

Soal bahasa-daerah (Dalam Online di Facebook hari ini)

IBRAHIM ISA
Dari Facebook, Pagi  12 Jan 2013
-----------------------------------------

Soal bahasa-daerah (Dalam Online di Facebook hari ini)

Soal bahasa-daerah diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar.... bagi daerah-daerah yang selama ini melakukannya, sebaiknya - TERUS SAJA.
Tidak ada argumentasi, belum kedengaran apa alasannya yang wajar dan masuk akal mengapa harus dihentikan.

Bagi daerah-daerah yang ingin memulai memberikan bahasa daerah sebagai salah satu mata pelajaran di SD . . . SILAKAN.Sebagai suatu eksperimen. . . . Pernah saya baca sebuah artikel . . disitu dijelaskan bahwa dalam salah satu Ency Bahasa-bahasa Dunia, tidak ada tercatat bahasa Indonesia. Yang tercatat malah BAHASA JAWA. . . .

Alasan . . . mengapa tidak dicatat bahasa Indonesia di Ency itu . .. karena BAHASA INDONESIA yang standar . . . TIDAK DIGUNAKAN DALAM PERCAKAPAN SEIHARI-HARI dalam keluarga-keluarga Indonesia. Di dalam keluarga INDONESIA, yang dipakai adalah BAHASA DAERAH . . . .

Dalam hal ini mayoritas penduduk Indonesia menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa berkomunikasi, sebagai bahasa percakapan sehari-hari. Bahasa Indonesia HANYA digunakan di sekolah-sekolah, di kantor-kantor pemerintah, di pengadilan, di DPR dan di media . . . .

Walhasil . . . . timbul pertanyaan . . . . . MENGAPA PULA JUSTRU BAHASA YANG HIDUP DI KALANGAN MASYARAKAT, malah mau dihapuskan sebagai mata pelajaran bahasa bagi yang selama ini sudah memberlakukannya ... ???

ADA-ADA SAJA . . . Bagaimana MAS GOEN???? . . . .

*


 Goenawan Mohamad


*21 hours ago via Mobile *
*Akhir-akhir ini ada semangat melawan penghapusan bahasa daerah dari sekolah, dalam Kurikulum 2013.
Saya tahu, tidak pernah ada rencana itu. Dan penghapusan bahasa daerah adalah kekeliruan sewenang-wenang.

Tapi masalahnya: bahasa daerah mana yang diajarkan di sekolah? Sejak bertahun-tahun, anak sekolah di Jawa Tengah diajari bahasa Jawa -- artinya bahasa Solo-Yogya. Tapi tak ada bahasa Tegal atau Banyumas.

Persoalan lain: di sebuah kota yang penduduknya tak terdiri dari pengguna satu bahasa, bahasa mana yang dipilih? Bagaimana memilihnya? Siapa yang menentukan? Atau diajarkan tiap bahasa ke tiap kalangan pengguna bahasa?

Saya harap ada yang memikirkan ini -- bukan hanya menyerukan "jangan tidak ajarkan bahasa daerah".*

No comments: