Wednesday, October 9, 2013

MANDELA KAGET TK ADA FOTO BUNG KARNO DI GEDUNG ASIA-AFRIKA

Kolom IBRAHIM ISA Senin, 07 Oktober 2013 ---------------------- Bacalah artikel di bawah ini: Pertama kali kubaca hari ini di FB-nya Amir Hendradi (Jerman), berjudul: ============================================================= MANDELA KAGET TK ADA FOTO BUNG KARNO DI GEDUNG ASIA-AFRIKA ============================================================= Penulis: Jay Akbar Jay --- Jay Akbar adalah Alumni Sejarah Universitas Diponegoro Semarang. Saat ini bekerja sebagai wartawan di salah satu media nasional. Meminati kajian sejarah, budaya, dan militer. * * * Artikel penting ini, mengungkapkan betapa parahnya rezim oriter Orde Baru Jendral Suharto bertindak dalam usahanya MEMULAS SEJARAH BANGSA. Politik de-Sukarno-sasi Orba tidak kepalang tanggung: Presiden Sukarno yang memprakarsai Konferensi Asia-Afrika di Bandung (1955), dan yang mengucapkan KEYNOTE SPEECH, pidato pembukaan, yang memberikan arah politik strategis bangsa-bangsa Asia-Afrika dalam perkembangan selanjutnya, - - - FOTONYA. GAMBARNYA DICOPOT DARI GEDUNG MERDEKA, Gedung Asia-AFrika di Bandung. Ketika pemimpin perjuangan kemerdekaan Afrika Selatan melawan rezim rasis apartheid, Nelson Mandela, berkunjung ke Bandung dalam bulan Oktober 1990, beliau SENGAJA BERTANYA DIMANA GAMBAR SUKARNO??? Mandela tahu betul bahwa gambar Presiden Sukarno memang telah disingkirkan oleh rezim Orba -- Maka sebagai "teguran sopan" beliau mengajukan pertanyaan itu. Yang membikin para pengantar dan petugas di situ "kalang kabut". * * * Serentetan fakta lainnya sudah banyak diungkap, ditulis dan diucapkan mengenai POLITIK REKAYASA DAN PEMALSUAN SEJARAH YANG DIJALANKAN OLEH ORBA . . . Yang dikemukakan dalam artikel Jay Akbar di bawah ini adalah salah satu dari pemalsuan sejarah yang dilakukan oleh rezim Orba. Makanya sering kita heran dibuatnya . . . bagaimana mungkin orang-orang yang menamakan dirinya dan merasa cendekiawan sejarah di bawah rezim Orba, -- seperti Prof Nugoroho Notosusanto, Taufik Abdulah c.s., sebagai ilmuwan, sebagai cendekiawan bisa mentolerir, -- bahkan aktif melakukan pemalsuan sejarah seperti itu. Kalaulah kita bicara mengenai KERUSAKAN JIWA DAN MENTAL CENDEKIAWAN PENDUKUNG REZIM ORBA, ---- selain keterlibatan mereka dengan berdirinya dan berlangsungnya rezim Orba, dengan pelanggaran HAM berat sekitar Peristiwa 65, ---- kerusakan jiwa dan mental mereka sebagai cendekiawan, ------- adalah keterlibatan secara aktif atau setidak-tidaknya mentolerir PEMALSUAN SEJARAH BANGSA YANG DILAKUKAN OLEH PENGUASA REZIM ORBA. * * * MANDELA KAGET TAK ADA FOTO BUNG KARNO DI GEDUNG ASIA AFRIKA ----------------------------------------------------------------------------------------------------- 06 October 2013 * * * Dekade 1990-an pemimpin Afrika Selatan, Nelson Mandela berkunjung ke Indonesia. Dalam kunjungan selama 19-22 Oktober Mandela menyempatkan diri mengunjungi Gedung Museum Konfrensi Asia Afrika di Bandung. Bagi Mandela, Gedung Konfrensi Asia Afrika punya makna penting. Di gedung ini, pada 1955 semangatnya untuk memerdekakan Afrika Selatan dibakar Soekarno. Tapi betapa terkejut dan herannya Mandela, ketika di gedung yang amat bersejarah bagi bangsa-bangsa di Asia-Afrika, itu tak ada foto mantan Presiden Soekarno. Yang ada hanyalah foto Ali Sastroamidjojo dan Roeslan Abdulgani sebagai pejabat yang terlibat mengurus Konferensi Asia Afrika. Padahal di mata Mandela, Soekarno lah penggagas Konfrensi Asia Afrika. “Where is the picture of Soekarno. Every leaders from Asia Africa came to Bandung because Soekarno, where is his picture? (Dimana gambar Soekarno. Seluruh pemimpin di Asia Afrika datang ke Bandung karena Soekarno. Dimana gambarnya?)” tanya Mandela kepada para pejabat Muspida Jawa Barat yang saat itu mendampinginya. Mendengar pertanyaan Mandela, para pejabat Muspida Jawa Barat kalang kabut. Mereka kebingungan mencari jawaban. “Gambar Soekarno saat itu tidak terpasang di tempat yang seharusnya sesuai peran sejarah beliau,” kata Sidarto Danusubroto, ajudan terakhir Soekarno, saat menceritakan kisahnya kepada saya di Jakarta, Rabu (14/8) Saat Mandela ke Bandung, Sidarto menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat periode 1988-1991. Mantan ajudan terakhir Soekarno yang sekarang menjabat sebagai Ketua MPR ini mengatakan pertanyaan Mandela membuktikan betapa kuat proses de-soekarnoisasi yang dilakukan pemerintah Orde Baru terhadap Soekarno. Berbagai upaya dilakukan untuk mereduksi peran sejarah Soekarno. “Padahal Konfrensi Asia Afrika 1955 dihadiri banyak pemimpin Asia Afrika seperti Gamal Abdul Nasser (Mesir), Jawaharlal Nehru (India), Chou En Lai (Cina), Ho Chi Minh (Vietnam), Nrukamh, Norodom Sihanouk (Kamboja). Ini adalah bukti pengakuan bangsa Asia Afrika kepada kepemimpinan Soekaro-Hatta,” ujar Sidarto. Dalam memoarnya “Sidarto Danusubroto Ajudan Bung Karno: Sisi Sejarah Yang Hilang Masa Transisi Di Seputar Supersemar”, Sidarto menceritakan alasan Mandela sangat apresiatif dan menghormati Soekarno. Menurut Sidarto, Mandela terkesima dengan pidato pembukaan Soekarno di Konferensi Asia-Afrika. “Kalau saya melayangkan pandangan saya dalam gedung ini dan melihat para tamu yang terhormat berkumpul di sini, saya sungguh terharu. Inilah konferensi antarbenua yang pertama dari bangsa-bangsa kulit berwarna sepanjang sejarah umat manusia!,” kata Soekarno, saat berpidato ketika itu. “Adalah satu babakan baru dalam sejarah dunia, bahwa pemimpin bangsa-bangsa Asia Afrika dapat berkumpul di dalam negeri-negerinya sendiri untuk merundingkan dan mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan bersama.” o. Mendengar pidato Soekarno itu, kata Sidarto, semangat Mandela untuk memerdekakan rakyat Afrika Selatan dari penjajahan Inggris terlecut! Sampai akhirnya pada 31 Mei 1961 Afrika Selatan berhasil mencapai kemerdekaan. Kekaguman Mandela terhadap Soekarno bukan sekadar basa-basi politik yang biasa terjadi dalam kunjungan kenegaraan seorang pejabat negara. Kekaguman itu mengakar terus hingga ke masa kepresiden Megawati Soekarnoputri. Ketika itu, pada September 2002, Megawati mengunjungi Johannesburg Afrika Selatan. “Lazimnya para pemimpin negaralah yang berkunjung ke kediamannya tapi justru Mandela menemui Presiden Megawati ke Johannesburg sebagai putri Bung Karno yang dikaguminya,” kata Sidarto. Peran Soekarno di kancah dunia bukan cuma harum di Afrika Selatan. Di Kairo, Mesir misalnya, terdapat nama jalan “Ahmed Soekarno St.” yang letaknya bersebelahan dengan Jalan Sudan, Daerah Kit-Kat Agouza Geiza. Pemberian nama jalan “Soekarno” itu merupakan bukti penghormatan Bangsa Mesir terhadap Soekarno. Dalam catatan sejarah, Soekarno memang pernah beberapakali mengunjungi Mesir di antaranya pada 18 Juli 1955 dan sebelum tahun 1965. Dalam kunjungan itu Soekarno selalu disambut hangat oleh Presiden Mesir, Gamal Abdul Naseer dan rakyat Mesir. Tak cuma di Mesir, peran sentral Soekarno di Konfrensi Asia Afrika juga harum di Maroko. Nama Soekarno di abadikan sebagai nama jalan di kawasan Rabat. Bahkan jalan ini langsung diresmikan sendiri oleh Soekarno bersama Raja Muhammad V pada 2 Mei 1960. “Semula jalan ini bernama Sharia Al-Rais Ahmed Soekarno namun sekarang dikenal dengan Rue Soekarno,” ujar Sidarto. Tak cuma Mesir dan Maroko, nama Soekarno juga diabadikan di Paskitan. Di negara ini nama Soekarno dipakai untuk dua nama tempat penting yakni Soekarno Square Khyber Bazar di Peshawar dan Soekarno Bazar di Lahore. Kita belajar banyak hal soal kepemimpinan bangsa ini. Kepemimpinan yang didasarkan pada ketulusan dan cita-cita kemanusiaan, akan selalu dikenang oleh peradaban manusia itu sendiri. Upaya de-soekarnoisasi yang dilakukan pemerintah Orde Baru terbukti tidak mampu membunuh jiwa, ide, dan semangat Soekarno dalam sejarah. “Never leave history (Jangan pernah meninggalkan sejarah),” kata Sidarto.

No comments: