Saturday, October 5, 2013
Dialog-Interaktif Di “FACEBOOK” Sekitar REHABILITASI Dr SOEBANDRIO
Kolom IBRAHIM ISA
Sabtu, 28 September 2013
-------------------------------------
Dialog-Interaktif Di “FACEBOOK” Sekitar
REHABILITASI Dr SOEBANDRIO
* * *
Seteladah kusiarkan di “Facebook” Surat Terbuka Dr Asvi Adam kepada Presiden SBY, yang mendesak Presiden agar Dr Soebandrio DIREHABILITASI, . . . di Facebook berlangsung dialog-interaktif mengenai masalah tsb.
Menarik untuk mengikuti sebagian dari dialog tsb., a.l sbb:
Hoesein Rushdy:
Kemarin saya menerima email dari Bapak Ibrahim Isa. Terus terang sebagai ketua Yayasan Prapatan 10 yaitu yayasan mahasiswa Pendidikan Dokter dizaman Jepang (Ika Daigaku) saya mendukung gagasan "Rehabilitasi Dr Soebadrio SB (Spesialis Bedah).
Kolom IBRAHM ISA
Jum'at, 27 September 2013
Ibrahim Isa
Pak Rushdy, saya pernah bersama Menlu Soebandrio dalam suatu MISI SAFARI BEDIKARI KE AFRIKA DAN TIMUR TENGAH, pertengahan 1965. Misi itu dalam rangka persiapan Konferensi AA Ke-II di Aljazair (rencanasnyas 1965). Misi penting RI itu diketuai oleh Pak Bandrio. Lebih banyak disapa MAS BAN.
Dua minggu lamanya kami bersama menjalankan tugas mulya itu. Dan saya dapat kesempatan mengenalnya dari dekat. Orangnya ramah, periang dan cerdas sekali.
Saya berusaha untuk menemui beliau lagi di Jakarta dalam tahun 2000. Yang menerima tilpun istrinya. Ibu Bandrio menyatakan bahwa Bapak lemah dan tidak bisa menerima tamu. Ketika itu Mas Ban sedang ditekan oleh kekuatan tertentu untuk menarik kembali buku yang ditulisnya mengenai G30S.. . . . .
Fahmi Amiruddin
Iya bener. bukunya ttg PKI tentu memiliki validitas yg bisa dipertanggungjawabkan, mengingat beliau terlibat langsung dalam pusaran konflik. Bukunya bisa jadi pisau membedah dan referensi untuk rekonstruksi sejarah.
Hoesein Rushdy
Buku dimaksud tersimpan baik pada perpustakaan pribadi saya di Bogor.
Van Limburg Stirrum
Saya langsung "deg" mendengar surat terbuka di atas.. sebagai penggemar sejarah yg selalu copy paste, saya menantikan bagaimana kisah selanjutnya..
Ibrahim Isa
Di buku Dr Soebandrio tsb beliau cerita mengenai percakapannya dengan tokoh G30S, Untung, ketika sama-sama di penjara . . . Soebandrio banyak dengar info dari Untung. Maka Soebandrio tahu batul bahwa Jendral Suharto tahu dari A sampai Z tentang G30S, tapi tidak lapor pada atasannya . . . karena dia punya agenda sendiri ----- apa yang akan dikerjakannya . . . .
Memang "pintar"Jen. Suharto . ..
Bramantyo Prijosusilo
Rehabilitasi nama baik Soebandrioo !!!
Betul Soeharto sangat pintar, mampu membantai 3 juta rakyatnya, menjual SDA dan meraih hutang mencekik bergenerasi sepeninggalnya, tetapi tetap dianggap pahlawan oleh mereka yang diuntungkan penghianatannya pada cita-cita Proklamasi.
Blup-Blup:
Meskipun sulit terealisasi (apalagi mengingat SBY itu anak mantu siapa), namun upaya2 seperti yang dilakukan pak Asvi ini harus terus ditularkan. btw, saya pernah bekerja bersama pak Asvi, dan saya kenal integritas beliau dalam memerjuangkan kebenaran dan keadilan, sekalipun harus menghadapi "tembok tebal" milik para penguasa yang berdiri kokoh untuk melanggengkan "kebenaran" versi mereka.
Bramantyo Prijosusilo
Betul Soeharto sangat pintar, mampu membantai 3 juta rakyatnya, menjual SDA dan meraih hutang mencekik bergenerasi sepeninggalnya, tetapi tetap dianggap pahlawan oleh mereka yang diuntungkan penghianatannya pada cita-cita Proklamasi.
Hoesein Rusdhy:
Pada awal Revolusi kira-kira akhir tahun 1945, Dr Soebandrio adalah kader partai Sosialis yang handal. Dia aktif di kementerian luar negeri yang dipimpin Sutan Sjahrir. Berbagai kegiatan, misalnya awal perintisan perundingan Indonesia-Belanda, dia hadir. Perundingan yang klimaksnya yang nanti adalah Persetujuan Linggarjati, Soebandrio sering mendampingi Perdana Menteri. Bukan suatu kebetulan kalau Sjahrir amat dekat dengan mahasiswa kedokteran Salemba 6 (sekarang FKUI).
Sejumlah mahasiswa malahan menjadi pegawai sipil pemerintah pusat.saat itu seperti, Soedjatmoko, Soedarpo, Hadi Thajeb, Aboebakar Loebis, dan masih banyak lagi. Diantaranya adalah Soebandrio yang saat itu sebenarnya sudah menjadi dokter.
Tokoh senior Salemba 6 yang dekat dengan Sjahrir seperti Dr Halim, Dr Sarwono, Dr Soetomo, Tadjuludin dll. Foto, awal tahun 1946 di Kemayoran, ketika Perdana Menteri Sjahrir dan staf mengantar Van Mook yang akan pulang ke Belanda untuk melapor perkembamgan perundingan awal Indonesia-Belanda. Tampak Soebandrio (tanda X) sudah aktif mendamping pimpinan pemerintahan RI di Kementerian Luar Negeri.
Nano Estananto:
Om, kira2 apa kontribusi Soebandrio pada ditangkapnya Sjahrir di Bali dan pembubaran PSI?
Hoesein Rushdy:
Itu cerita yang lain yang episodenya, kenapa Soebandrio selanjutnya berbeda pendapat dengan para kambart-kambratnya ? Bisa saja ada penilaian baru tentunya....nanti kita sambung pada waktu dan kesempatan yang berbeda.
FX Widiarso:
sampai dengan Soebandrio berangkat ke London, beliau bekerja di Kementerian Penerangan dan terakhir menjabat sebagai sekjen.
Hoesein Rushdy
Itu cerita yang lain yang episodenya, kenapa Soebandrio selanjutnya berbeda pendapat dengan para kambrat-kambratnya ? Bisa saja ada penilaian baru tentunya....nanti kita sambung pada waktu dan kesempatan yang berbeda.
Persetujuan New York. Indonesia dipimpin Dr Soebandrio...
Hadidjojo Nitimihardjo :
Ketika Bunker yg mulai tidak sabar berbicara dgn Adam maka hal itu disampaikan bahwa syarat berunding itu Belanda mundur. Klo tidak mundur terpaksa perang dan Armada Rusia sudah siap membantu Indonesia lengkap dgn kapal selam nya.
Bunker mengecek Pentagon dan laporan intel mereka membenarkan. AS tidak siap membantu Belanda karena Armada Ke VII nya menjaga Taiwan dan sebagian lagi Armada AL nya menjaga pantai timur AS - konflik di Kuba. Belanda ditekan habis AS utk mengalah sehingga dibuat rapat mendadak NATO di Athena. Kennedy membuat telegram ke Menlu Dean Rusk yg diteruskan ke Menlu Belanda.
AS itu yg paling berkuasa di NATO sehinga Belanda mundur dan menyetujui semua syarat Indonesia.
*
* * *
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment