Monday, July 14, 2014

09 JULI 2014 -- SAAT YG MENENTUKAN HARI DEPAN "PERUBAHAN” Atau “STATUS QUO”?

Kolom IBRAHIM ISA
Selasa, 08 Juli 2014
------------------------------


09 JULI 2014 -- SAAT YG MENENTUKAN HARI DEPAN

"PERUBAHAN” Atau “STATUS QUO”?

* * *

Besok, -- 09 Juli 2014, adalah SAAT MENENTUKAN bagi Haridepan Indonesia. Ataukah akan melangkah ke periode PERUBAHAN? Ataukah akan 'jalan di tempat', mempertahankan 'statusquo'. Bahkan mundur jauh ke belakang,

Memilih Prabowo Subianto sebagai presiden RI yad, bukan saja berarti 'jalan di tempat'. Itu berarti mundur jauh ke belakang. Karena, meskipun orasi dan janji-janjinya yang muluk-muluk, Prabowo mewakili politik dan budaya rezim Orde Baru.

Selama perdebatan yang berlangsung antara kedua capres, Prabowo Subianto (1) dan Jokowi (2), dan publikasi serta uraian di media yang menyoroti pribadi, penampilan, karakter, visi dan misi tokoh dua capres tsb, masyarakat pemilih memperoleh informasi yang lumayan tranparan dan bervariasi.

Masa lalu para capres dan cawapres disoroti sehingga menjadi transparan bagi masyarakat.

Dengan demikian besok tanggal 09 Juli, (sering dikatakan sebagai “D-Day”, atau bahkan sebagai “Hari Pesta Demokrasi”), sebagian besar pemilih sudah bisa menentukan pilihannya:

* * *

'JALAN DI TEMPAT', “STATUS QUO”. Apakah akan meneruskan keadaan Reformasi dan Demokratisasi yang macet sejak tergulingnya rezim Orde Baru. Yakni meneruskan kebijakan dan kultur rezim Orde Baru dengan jubah baru.

Perhatikan pilihan SBY mendukung Prabowo untuk Presiden RI mendatang. Jelas, bagi SBY, yang bisa meneruskan 'kebijakan”SBY”, adalah Prabowo Subianto. SBY tidak salah dalam pilihannya itu. Perhatikan pilihan Prabowo berkoalisi dengan Golkar -- Ketua Umum Aburizal Bakri, yang terlibat kasus 'Lumpur Lapindo”, yang menyengsarakan puluhan ribu rakyat Sidoardjo. Perhatikan penolakan Aburizal Bakrie untuk bertanggung jawab atas bencana lumpur LAPINDO.

Perhatikan Islam garis keras yang mendukug Prabowo.

* * *

Baru-baru ini tiga aktivis yang melacak kegiatan operasi MAFIA
MIGAS, mengajukan lengkap dengan data-data, kepada KPK -Komisi Pemberantasan Korupsi (untuk mulai bertindak), hasil riset, penelitian dan studi mereka tentang kolusi dan korupsi MAFIA MIGAS. Para aktivis tsb (Iwan Andi Piliang, F.Hutahafan dan Kurturi. mengarahkan tudingan mereka pada Hatta Rajasa, partner Prabowo dalam pelpres 2014. Sebagai menteri ekonomi, Hatta Rajasa memainkan peranan menentukan. Sehingga memungkinkan beroperasinya secara leluasa Mafia Migas. (Lihat http://www.youtube.com/watch?v=24DiT2wnLO4&sns=em).

Kebijakan Hatta Rajasa sebagai Menteri Ekonomi, jelas meneruskan kebijakan perminyakan dan gas Indonesia peninggalan politik ekonomi rezim Orde Baru. Sehingga Indonesia menjadi negeri yang TERSANDARA OLEH IMPOR BBM. Dengan kebijakannya, yang di satu fihak menolak pembangunan kilang-kilang minyak baru, di lain fihak menjalankan suatu politik investasi dan pencarian sumber miyak baru, yang menyebabkan anjloknya produksi minyak.

* * *

Ataukah besok 09 Juli, Indonesia dengan mantap dan pasti memilih PERUBAHAN dan PEMBARUAN bagi Indonesia, dengan Joko Widodo sebagai Presiden RI mendatang.

* * *

Ada dua hal yang dicanangkan menjelang pemilihan presiden 09 Juli 2014,

Satu canang yang disampaikan oleh Abdillah Toha. Abdillah Toha minta perhatian pemilih dan masyarakat, khususnya para pemantau, mengenai kemungkinan curang dalam pilpres yang perlu diawasi. Toha menyebut
10 kemungkinan curang. Antara lain, politik uang; intimidasi dan pemaksaan oleh aparat keamanan; menghilangkan hak pilih; pemalsuan penghitungan suara; pelanggaran kampanye di masa tenang; mengajukan pemilih ganda atau fiktif; kertas suara yang kelebihan ata rusak; peti surat suara yang tidak disegel; tinta luntur.

Toha Abdillah menutup canangnya dengan menekankan perlunya memperhatikan Sistem IT di KPU Pusat. Awasi agar tidak terulang kekisruhan yang pernah terjadi dalam Pilpres tahun 2009  yang lalu dan pastikan agar sistem IT KPU aman dari gangguan peretas atau penyelundup lain.

Canang Toha Abdillah sungguh serius dan perlu sekali diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Lihat: http://m.kompasiana.com/post/read/666990/2/10-kemungkinan-curang-dalam-pilpres-yang-perlu-diwaspadai.html

* * *

Yang tidak kalah penting perlu diperhatikan dan diawasi ialah campur tangan, kongkritnya keberpihakan aparat keamanan dalam pilpres 2014. Formilnya, resminya, panglima Polri dan TNI, menyatakan bahwa aparat keamanan tidak akan campur tangan dan bersikap netral.

Tapi dalam praktek hal ini bisa lain. Seorang wartawan AS yang pernah dekat sekali dengan Prabowo, mengungkapkan berita serius mengenai rencana Koppasus./BIN untuk memastikan terpilihnya Prabowo / Hatta Rajasa sebagai presiden dan wakil presiden RI.

* * *

Tiga hari yang lalu, wartawan Allan Nairn, menulis sebuah “breaking news”, sbb: Pasukan Istimewa Indonesia, Intel, terlibat dalam operasi rahasia, untuk mempengaruhi pemilihan.July 5, 2014 –
By Allan Nairn Jakarta>.

Menurut catatan terdokumentasi mengenai rapat-rapat yang berlangsung di markas-besar Koppasus, operasi tsb ditujukan untuk menjamin, dalam penghitungan suara 09 Juli akan dimenangkan oleh Jendral Prabowo Subianto, mantan panglima |Koppasus, yang dalam waktu panjang merupakan 'anak mas' Pentagon dan Intel AS.<According to documented accounts of recent meetings at Kopassus headquarters, the operation is designed to ensure that the July 9 vote count will be won by General Prabowo Subianto, the former Kopassus commander who was a longtime protege of the Pentagon and US intelligenc>e. Selanjutnya lihat “News and Comment”, 05 Juli 2014.



* * *



Dua canang tsb diatas, tidak diragukan, merupakan peringatan serius bagi pemilih, masyarakat khususnya para aktivis yang memantau pilpres besok 09 Juli 2014.



* * *










No comments: