Kolom IBRAHIM ISA
Senin, 20 Februari 2012
-------------------------------
MENDEWASA, MENDALAM, MENGHARUKAN . . . . MENGAGUMKAN, Padahal Baru 14 Tahun Umurnya
Cobalah khayati dua rangkum puisi-puisi Fitri Nganthi Wani (lahir 6 Mei 1989), di bawah ini. Begitu DEWASA, begitu MENDALAM (mengingat usianya), Mengharukan dan Mengagumkan. Padahal ketika menulis puisinya ia baru berusia 14 tahun. Yang pertama berjudul TERIMA KASIH NURANI. Yang kedua KISAH KLASIK BANGSA KITA.
Gemblengan hidup yang keras (diskriminasi dan pengkucilan oleh rezim Orba dn masyarakat, karena bapaknya bernama Widji Thukul. Yang dikenal perlawanannya terhadap rezim Orba dan kemudian tiba-tiba “menghilang” -- karena operasi intel ABRI); --dan bimbingan serta didikan Ibunya kiranya itu yang mempercepat mendewasanya dan kematangan berfikir Wani.
* * *
Puisi-Puisi Wani yang diterbitkan oleh Pusat Sejarah dan Etika Politik Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dalam tahun 2009, dan diluncurkan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, sekaligus keluar dengan edisi bahasa Inggrisnya dalam sastu buku itu juga.
Maka dipublikasikan disini dua rangkum puisi Wani tsb dengan terjemahannya dalam bahasa Inggris. Bisa saja pembaca kurang mengkhayati makna teks aslinya yang dalam bahasa Indonesia, tetapi, ketika membaca terjemahannya dalam bahasa Inggris menjadi jelas. Tapi pambaca juga bisa beranggapan bahwa terjemahannya dalam bahasa Inggris lebih jelas. Atau, menganggap terjemahan bahasa Inggrisnya, tidak seperti yang dimaksudkan penulisnya.
Inilah puisi Wani dalam teks aslinya:
TERIMA KASIH NURANI
Rasanya benci kini selimuti aku
Kala ini aku tak dipercaya
Dan ada kalanya Tuhan diam
Tapi, mengapa slalu terjadi?
Aku ingin suarakan kebenaran
Tapi kini semua tak percaya mulutku
Semua tak inginkan aku
Atau mungkin aku diciptakan untuk itu?
Saat ini kusendiri dalam sepi
Dan tak mau diganggu saat terdiam
mungkin saat itu khayalan menjemputku
bawa aku ke negeri kebenaran
Dimana semua percaya dan hargai pendapatku
Tapi nurani buyarkan kesunyianku
Ia melegakanku
Ia percaya padaku dan berbisik :
“orang tak kan hidup tanpa masalah
jadi, hadapilah semua ini !!”
* * *
Kedewasaan penulis puisi tsb diatas, jelas sekali diekspresikan pada akhir puisinya:
“orang tak kan hidup tanpa masalah
jadi, hadapilah semua ini!!”
* * *
Teks bahasa Inggrisnya
THANK YOU INNER SELF
< Wani, 18 October 2003>
At present I am cloaked in hatred
No one now believes in me
And sometimes God is silent
But, why does this happen?
I want to voice the truth
But no one now believes my mouth
No one wants me
Perhaps I was created for this?
This moment I too am quite
And don't wish to be disturbed whilst silent
Perhaps now a fantasy will meet me
And take me to a righteous country
Where all believe in me and value my opinions
But my inner self disrupt my solitude
I gives me respite
It believes in me and whispers:
'People will never live without problems
So, face them all!!
* * *
Berikutnya:
KISAH KLASIK BANGSA KITA
Bangsa ini sudah lama terdiam
Masih percaya sang waktu tentukan nasib
Masih diperbudak oleh penindasan
Slalu menghamba pada ketakutan
Renungkanlah!! Negara ini belum merdeka
Bila semua beranggap
Yang berkuasalah yang terbenar
Otak dipakai berpikir
Tangan dipakai untuk menunjuk kebenaran
Gunakan mulut untuk suarakan kebebasanmu
Ingatlah, tak ada seorangpun
Yang berhak memperlakukanmu seperti robot
Seseorng yang jalankan pikiranmu
Sesungguhnya ia tak berotak
Yang sembunyikan kebenaran
Ialah tak bertangan
Yang membungkam mulutmu ialah si bodoh
Yang tak tahu kebenaran lebih dari sekedar uang
Ingatlah;
Kisah momok hiyong belum selesai
Jika kau diam tak berlawan
Ia masih inginkan darahmu
Memeras otakmu
Merampas kebebasanmu
Takkan pedulikan walaupun Tuhan tahu
Bila aktivis masih ditangkap karena orasinya
Bila penyair dihilangkan karena puisinya
Bila buruh diperkosa kemudian dibunuh
Karena tuntutan gajinya
Itu tandanya penguasa tak butuh kesejahteraan negara
Dan bila hak azasi masih dianggap racun mematikan
Serta kisah klasik ini masih terus saja dijalankan
Maka, tunjukkan senjata kita :
“Perlawanan!!“
* * *
Justru, di penutup puisinya, dimanifestasikan kesadaran mendewasa, yang berbunyi:
Dan bila hak azasi manusia masih dianggap racun mematikan
Serta kisah klasik ini masih terus saja dijalankan
Maka, tunjukkan senjata kta:
“Perlawanan!!”
Jelas sekali diekspresikan KEMATANGAN DAN MENDEWASANYA sang Penulis, Fitri Nganthi Wani, yang baru berumur 14 tahun itu.
* * *
Teks Inggrisnya:
OUR NATION'S CLASSIC STORY
This nation has long been silent
Still believing time determines fate
Still enslaves by oppression
Still serving fear
Reflect on this!! This country is yet to be free
If all consider
Those in power are most right
Use your brain to think
Use your hand to point the truth
Use your mouth to voice your freedom
Remember, there is no one at all
Who can rightfully treat you as a robot
Someone who drive your thoughts
He assuredly has no brains
He who hides the truth
Is the one with no hands
He who gags your mouth is the stupid one
He who doesn't know the truth beyond money
Remember;
The story of momok hiyong +) is unfinished
If you are quite and don't resist
He still desires your blood
To milk your brains
To seize your freedom
He won't care even though God knows
If activists are still detained for their speeches
If poets are disappeared because of their poems
If workers are raped then murdered for their wage demands
That's a sign the powerful don't need a prosperous country
And if human rights are still considered deadly poison
While this classic story still rolls on
Then, show our weapons
“Resistance!!”
+(a blood thirsty spirit monster)
* * *
No comments:
Post a Comment