Wednesday, April 18, 2012

“SEMANGAT BANDUNG” . . . . . . . . MASIH RELEVANKAH?

Kolom IBRAHIM ISA

Rabu, 18 April 2012

----------------------------


SEMANGAT BANDUNG” . . . . . . . .

MASIH RELEVANKAH?


Jawab atas pertanyaan tsb diatas, adalah:


YA. . . . . SEMANGAT BANDUNG DEWASA INI MASIH RELEVAN . . .“



* * *


Formalnya, --- “Perang Dingin” sudah berakhir. Blok Warzawa yang terdiri dari negara-negara sosialis Eropah di bawah pimpinan Moskow telah bubar. Namun, negara-negara besar Barat yang tergabung dalam pakta militer Nato, masih menjalankan politik hegemoni dan dominasinya.


Negeri-negeri Dunia Ketiga, yang baru merdeka dan merupakan Negeri Yang Sedang Berkembang (Developing Nantions), amat memerlukan kerjasama dan persatuan di kalangan mereka menghadapi persaingan sengit di antara negara-negara Besar yang bertujuan membagi-bagi kembali dunia di antara mereka sendiri, mendominasi dunia yang pernah mereka kuasai sebelum Perang Dunia II.


* * *


Ketika wakil-wakil dari 29 negara, negeri, wilayah dan daerah benua Asia dan Afrika berkumpul di Bandung 57 tahun yang lalu (18 -24 April 1955), mereka, dengan itu, memproklamasikan, menyerukan dan mengumandangkan ke empat penjuru mata angin di dunia ini, bahwa mereka adalah suatu Kekuatan yang INDEPENDEN. Suatu kekuatan yang bertekad merebut dan menentukan haridepan mereka di tangan mereka sendiri. Asia-Afrika menyatakan bahwa perkembangan politik dunia sekarang ini tidak boleh lagi-lagi ditentukan oleh negara-negara besar yang selama ini dengan se-enaknya membagi-bagi dunia dalam daerah kekuasaan atau daerah pengaruh mereka.


* * *


Dari komposisi negara-negara dan negeri-negeri yang hadir di Konferensi Bandung, menonjol keistimewaan pertemuan yang diadakan itu . Yang berlansung di saat dunia terbagi dalam dua blok. Yaitu blok Barat dan blok Timur, blok Nato dan blok Warzawa, atau sering dikatakan blok kapitalis dan blok Komunis.


Konferensi Bandung dihadiri oleh negeri-negeri yang baru merdeka seperti Indonesia dan India, yang menempuh haluan sendiri, yang tidak berseukutu dengan salah satu blok di dunia ini. Namun juga ada negeri seperti Filipina dan Thailan yang bergabung dengan persekutuan militer Barat di Asia Tenggara. bernama SEATO ( South East Asia Treaty Organization, dimana juga ada AS, Australia, Selandia Baru, Inggris dan Perancis sebgai anggota). Juga ada peserta Konferensi Bandung lainnya seperti Pakistan, Irak,Turki dan Iran yang jadi anggota persekutuan militer Barat di Timur Tengah, bernama CENTO (Central Treaty Organization, atau sering juga di sebut Pakta Bagdad).


Yang menarik adalah bahwa persekutuan-persekutuan militer regional di benua Asia tsb diatas diprakarsai dan dikomandoi terutama oleh AS dan Inggris. Catat ini: Pakta-pakta militer tsb di bentuk PAS dalam tahun 1955. Di kala mulai diadakannya persiapan oleh lima negara Asia, yaitu Indonesia, India, Birma, Pakistan dan Ceylon, untuk diselenggaerakannya Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Tujuan pakta-pakta militer Cento dan Seato adalah “membendung Komunisme”. Teristimewa Seato, ditujukan terhadap Republik Rakyat Tiongkok, dengan siapa mereka terlibat dalam perang Korea yang amat sengit.


Catat keunikan ini:

Selain hadirnya negara-negara Asia seperti Indonesia dan India yang menempuh politik luar negeri yang independen, serta hadirnya negara-negara Asia yang bersekutu dengan pakta militer Barat, -- JUGA HADIR REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK yang sosialis dipimpin oleh Partai Komunis, serta Republi SosialisVietnam (Vietnam Utara).


Disinilah, di Bandung, di Indonesia, untuk pertama kalinya dunia menyaksikan dalam sejarahnya, -- suatu pertemuan besar wakil-wakil bangsa-bangsa Asia-Afrika, meskipun hadirnya negeri-negeri yang bersekutu dengan Barat, dan hadirnya negeri-negeri Sosialis yang merupakan sekutu negeri-negeri Sosialis di Eropah, serta keberadaan negeri-negeri yang berhaluan independen ---- namun pertemuan Asia-Afrika ini , bisa berhasil menyuarakan satu politik yang sama. Yaitu politik yang melawan dominasi asing, melawan kolonialisme untuk kemerdekaan bangsa-bangsa, dan demi PERDAMAIAN DUNIA.


Para peserta Konferensi Bandung bisa berbuat demikian! Karena negeri-negeri yang dengan satu dan lain cara terkait dengan salah satu balok di dunia ini --- dibawah pengaruh Semangat Bandung yang mengutamakan solidaritas sesama bangsa Asia-Afrika serta semangat berjuang bersama demi mempertahankan kemerdekaan, --- akhirnya bisa mengambil kesimpulan bersama yang idependen dari pengaruh luar manapun.


Dalam pidato pembukaan Konferensi Asia-Afrika tsb Presiden Sukarno dengan jelas menggambarkan apa yang lahir dan sedang berkembang di Bandung, yaitu suatu Asia Baru dan Afrika Baru . . . dan bahwa kita bangsa-bangsa Asia dan Afrika harus bersatu.


* * *


Kekuatan baru solidaritas Asia-Afrika menegakkan suatu semangat dan pendirian sendiri, -- yang sampai dewasa ini MASIH RELEVAN. Bukan saja masih relevan, --- bahkan semakin diperlukan bagi negeri-negeri tsb untuk mempertahnkan dan memperkokoh kemerdekaan yang telah diperoleh melalui perjuangn yang susah-payah dan penuh pengorbanan serta berjangka waktu panjang.


Semangat dan pendirian itu, adalah pendirian yang MENOLAK DOMINASI dan HEGEMONI kekuatan asing, yang bersumber dari negara besar manapun, atau blok manapun. Wajar bahwa Semangat Bebas Berdiri Sendiri ini kemudian berkembang melahirkan gerakan besar ketika itu yang dikenal dengan nama NON ALIGNMENT atau NON BLOK. Suatu gerakan dan kekuatan politik yang secara lebih eksplisit menunjukkan bahwa bangsa-bangsa yang baru merdeka bertekad memainkan peranannya sendiri mengenai hal-hal besar dan penting yang menentukan nasib dunia selanjutnya. Pertama-tama mengenai masalah PERANG DAN DAMAI. Masalah kemerdekaan bangsa-bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri.


Semangat itu adalah semangat BERDIKARI, bebas dari kolonialisme, neo-kolonialisme dan imperialisme. Bebas dari politik negara-negara besar supra yang sedang berhadap-hadapan, bersaing dan memperrebutkan hegemoni dunia.


* * *



No comments: