Saturday, September 7, 2013

Dialog Interaktif Akhir Pekan . . . . di FB: MEMPERKOKOH WACANA KESADARAN BERBANGSA DAN PATRIOTISME POSITIF

Kolom IBRAHIM ISA Sabtu, 07 September 2013 ------------------------ Dialog Interaktif Akhir Pekan . . . . di FB: MEMPERKOKOH WACANA KESADARAN BERBANGSA DAN PATRIOTISME POSITIF * * * Di bawah ini kutayangkan ulang … DIALOG INTER-AKTIF DI “FB”, yang berlangsung pada akhir pekan ini, sekitar Gedung Proklamasi di Jl, Pengangsaan Timur 56, Jakarta. Sejarawan dr Hoesein Rusdhy adalah orangnya yang mencetuskan IDE BRILYAN di FB, agar GEDUNG PROKLAMASI, Pegangsaan Timur 56, Jakarta, yang sudah digusur dan di tempat itu dibangun bangunan lain . . . SUPAYA DIBANGUN KEMBALI SESUAI ASLINYA. * * * Berikut ini ikuti kembali dialog yang pernah terjadi tahun 2009 sekitar Gedung Prokalamasi, Jl Pegangsaan Timur 56, Jakarta, Disiarkan di Situs BIAR SEJARAH YANG BICARA . . .a.l sbb: Pegangsaan Timur 56 Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pada 17 Agustus 1945 dibacakan Proklamasi di Pegangsaan Timur yang sekarang berdiri di sana Gedung Pola. Maka di muka Gedung Pola itu ada tugu, tugu itu ditaruh persis di tempat yang dulu saya injak membacakan Proklamasi itu. Jadi kalau Saudara-Saudara ingin mengetahui tempat yang saya membacakan Proklamasi 17 Agustus 1945, tugu Pegangsaan Timur 56 itulah tempatnya. Di atas tugu itu diadakan gambarnya petir, gambar bledek, oleh karena di tempat itu dulu dibacakan naskah proklamasi. Dan naskah proklamasi itu memang boleh dikatakan petir, geledek, yang didengarkan oleh 5 benua dan 7 samudera!” (Soekarno) Kemarin tanggal 7 Juni 2009 saya mendapat milis dari "komunitas historia" (tempat belajar saya dari para peminat sejarah), kiriman Bapak Hoesein tentang ihwal Pegangsaan Timur No.56. Bapak Hoesein menyatakan dalam emailnya : Pada jam 11.30 waktu Nippon, bertempat di rumahnya di Pegangsaan Timur no.56 Jakarta, Bung Karno mem Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Amat Sederhana dan merakyat. Tapi pada tahun 1962, Bung Karno sendiri yang membongkar rumah tersebut. Inilah salah satu misteri perjalanan sejarah berbangsa dan bernegara di Indonesia, akibatnya setiap anak bangsa kalau ke monumen Proklamasi tahunya “Gedung Pola” itulah tempat berlangsungnya peristiwa besar lahirnya bangsa Indonesia tersebut. Saya sudah memperjuangkan hal ini sejak tahun 1995 (50 tahun Indonesia Merdeka). Ada maket, sejumlah besar gambar foto, termasuk cetak biru rumah asli dan foto penggalian arkheologi pada tahun 2001. Sesungguhnya fondasi Rumah Proklamsi masih utuh. Cuma rupanya tanggagapan petinggi negara memble aje. Email lainnya saya terima juga dari Mas Kopdang tentang dukungan Pak Ibrahim Isa kepada Pak Hoesein untuk “membangun kembali gedung Proklamasi Pegangsaan Timur 56″ : IBRAHIM ISA ———— ——— — 07 JUNI 2009 Bung Hoesein y.b., Saya mendukung saran Anda untuk membangun kembali Gedung Proklamasi Pegangsaan Timur 56, a.d. maket dan bahan informatif lainnya. Mari bikin petisi. Ajak para sejarawan, pedjuang kemerdekaan senior dan junior. Agar sense of history bangsa ini meningkat. Tapi, apa benar Bung Karno sendiri yang menyuruh bongkar gedung Pegangsaan Timur 56 itu? Coba periksa lebih teliti. Salam hangat, I. Isa Ada Apa Dengan Pegangsaan Timur 56 ? foto_2_proklamasi_indonesiaBila kita mendengar kata Pegangsaan Timur 56 bisa jadi orang akan langsung teringat kepada Bung Karno. Karena di halaman rumah sang proklamator di Jalan Pegangsaan Timur 56 itulah Bung Karno mendeklarasikan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Jalan Pegangsaan Timur telah berganti nama menjadi Jalan Proklamasi. Kediaman Bung Karno yang dijadikan tempat pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan pun sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan kehadiran tugu Proklamasi yang dahulu pernah dibongkar atas perintah Bung Karno, dan di situ kemudian didirikan Gedung Pola Pembangunan Semesta. Belakangan gedung itu digunakan sebagai kantor BP-7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Sebenarnya, Pegangsaan 56 adalah kediaman pribadi Bung Karno. Di tempat tersebut proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir Soekarno dan Drs Moh Hatta pada Jumat Legi tanggal 17 Agustus 1945, pas bulan ramadhan ketika Bung Karno sedang menderita sakit malaria. Di rumah itu pula bendera Merah Putih (kini bendera pusaka) dijahit oleh Ibu Fatmawati. Bila Anda melewati Jalan Pegangsaan 56 Jakarta Pusat, jangan harap masih bisa melihat bangunan asli peninggalan sejarah tersebut. Sebab rumah mantan Presiden RI pertama itu kini sudah hilang tanpa bekas. Sebagai gantinya, berdiri Monumen Proklamasi dengan Monumen Petir setinggi 17 meter di tempat Bung Karno membacakan teks Proklamasi 64 tahun lalu. Terdapat pula patung dua tokoh Proklamasi Bung Karno dan Bung Hatta yang dibangun pada tahun 1980 an. Sementara lapangan seluas 4 hektar yang mengelilingnya kini berfungsi sebagai taman publik untuk beristirahat atau berolahraga. Yang disesalkan, bangunan bekas rumah Bung Karno sudah dirobohkan, padahal rumah tersebut merupakan salah satu peninggalan sejarah yang langsung terkait dengan perjuangan revolusi bangsa ini. Tadi itu dialog tahun 2009, --- 4 tahun yang lalu, yang bisa diakses di SITUS BIAR SEJARAH YANG BICARA!: * * * Ini dialog 2013. Hoesein Rusdhy: “Kemarin dulu kami ngomong-ngomong di rstoran Hapy Day soal situs bersejarah Gedung Proklamasi Jakarta. Tempat ini yang dahulu terletak di jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta adalah lahan keramat tempat berlangsungnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Hampir sebagian bangsa Indonesia sudah melupakannya. “Alangkah baiknya kalau pada tempat ini bisa dikembalikan wujudnya seperti dahulu agar auranya tidak hilang sama sekali bahkan bisa berkembang menyemarakai pembangunan bangsa Indonesia dimasa depan. “Tapi sudahlah mungkin bangsa Indonesia sudah berubah sekarang. Yang tinggal cuman bekasnya .....barangkali ? Foto: atas gedung Proklamasi tahun 1946 dan bawah monumen Proklamasi saat kini. Anak-anak sekolah yang berkunjung (itupun jarang sekali) sering terkecoh menganggap gedung pola adalah Rumah Proklamasi tempat Bung Karno membacakan naskah Proklamasi 68 tahun yang lalu. “Sementara bangsa Indonesia lebih bangga menyelenggarakan peringatan kemerdekaan setiap tahun di istana Merdeka (ampasnya kolonial dahulu)....kasihan bangsa ini ? Lupa kacang pada kulitnya ? Tiang petir tempat persis dimana Bung Karno membacakan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi hari jam 10.00, telah berubah fungsi menjadi tiang bendera ?Banyak keramik yang sudah terkelupas, sementara patung Proklamator di cat hitam ? * * * Bramantyo Prijosusilo: Menyedihkan Pak Prof. * * * Hoesein Rusdhy: Inilah booklet yang pernah dibuat pada tahun 2005 untuk menggalakkan rencana pembangunan kembali Rumah Proklamasi, Rumah Kemerdekaan kami. Tapi bagaikan beduk yang dipukul bertalu-talu tapi diantara kelompok masyarakat tuli. Apa juga tidak pernah diperhatikan * * * Ibrahim Isa: Saran brilyan Pak Hoesein Rusdhy: "Alangkah baiknya kalau pada tempat ini bisa dikembalikan wujudnya seperti dahulu agar auranya tidak hilang sama sekali bahkan bisa berkembang menyemarakai pembangunan bangsa Indonesia dimasa depan. . . . Sepenuhnya tepat!. . . . SEMUA HARUS SETUJU . . .! * * *

No comments: