Kolom
IBRAHIM
ISA
Jum'at,
30
Mei 2014
------------------------------
JOKOWI – KEUNGGULAN
DALAM PENGABDIAN & KEPEMIMPINAN YG JADI CIRI UTAMANYA . .
.
. .
*
* *
Jika
ada seorang pemimpin pada periode Reformasi dan Demokratisasi
dewasa
ini, YANG BEGITU TRANSPARAN, baik dalam pengabdiannya kepada
masyarakat, kehidupan sehari-hari, kegiatannya, maupun laggam
memimpin, yang mengutamakan musyawarah dengan rakyat, . . . .
maka
orang itu adalah . . . JOKOWI.
Siapa
dia? Bagaimana asal-usulnya, masa hidupnya sebagai anak keluarga
yang tinggal di rumah 'kontrakan' di daerah perumahan rakyat di
Solo;
masa sekolah mulai dari SD sampai tamat universitas; kemudian
memasuki kehidupan bersuami-istri yang dianugerahi anak-anak
lelaki
dan perempuan; bagaimana kehidupan keluarganya; hidup sebagai
pegawai
perusahaan kehutanan di hutan-belukar Provinsi Aceh; menjadi
pengusaha mebel, sampai sukses menghimpun dan mengorganisai
produsen
hasil kayu Indnesia Solo ke luarnegeri . . . . akhirnuya
terpilih
menjadi walikota Solo, kemudian Gubernur DKI Jakarta. . . …
* * *
Semua
itu dikisahkannya terbuka, transparan, blak-blakkan di dalam
bukunya. Berjudul “JOKOWI MEMIMPIN KOTA MENYENTUH JAKARTA” –
'Sebuah 'Official Memoir Book'.
Tidak
ada yang disembunyikan. Semua jelas. Semua bisa dicek dengan
fakta-fakta praktek kegiatan dan hidupnya selama ini.
* * *
Pada
halaman utama buku tsb tertulis kata-kata sederhana tapi
berarti:
“SEBUAH
KEPEMIMPINAN AKAN BERHASIL BILA MAMPU MELAYANI KALANGAN
TERBAWAH”
Sebagai
Walikota Solo, Jokowi menjadi terkenal dan dicintai wong cilik,
karena ia telah berhasil dengan sukses menemukan jalan keluar
bagi
pedagang kaki lima (PKL). Karena ia pertama-tama bertolak dari
pandangan bahwa penggiat-ekonomi wong cilik (PKL) itu bukanlah
“Hama”. Suatu anggapan banyak pejabat walikota selama itu“
Jokowi
berpandangan sebaliknya, ia memandang
PKL
“adalah rakyat, adalah wakil dari wajah rakyat kita . PKL
adalah
simbol kemandirian rakyat kecil untuk bertahan hidup dengan
mengerahkan kemampuan dagang dengan modal kecil. PKL merupakan
cara
kreatif rakyat untuk melakukan kebertahanan ekonomi tanpa
merepotkan pemerintah, Mereka tidak minta dana bantuan atau
berutang pada bank,
lalu menyisakan kredit macet. PKL adalah hak azasi rakyat yang
merasa
perlu melakukan sesuatu yang halal untuk hidup. PKL tiada lain
merupakan ujung tombak perekonomian masyarakat kelas bawah.
Mereka
sama seperti manusia Indonesia oainnya, juga memerlukan
ruangan
untuk bergerak”.
Pandangan
Jokowi ini 'menjungkir-balikkan' sikap dan pandangan banyak para
pemerintah kota di negeri kita. Orang mengatakan, ini suatu
'pandangan revolusioner'. Suatu analisa dan pandangan yang
bertolak
dari dan demi kepentingan rakyat yang dipimpinnya,
* * *
Dari
sekelumit analisis kongkrit atas situasi kongkrit kaum PKL Solo,
dan
bagaimana pandangan dasarnya mengenai masaah tsb. . sudah
tampak,
bahwa JOKOWI ADALAH PEMIMPIN yang sikap dan pandangannya adalah
sikap dan pandangan RAKYAT! Yang bertolak dari kepentingan nyata
rakyat yang dipimpinnya.
* * *
Hari
ini bisa dibaca di media Indonesia, pandangan dan sikap Abdillah
Toha, salah seorang yang ikut mendirikan parpol PAN. PAN
mencalonkan Hatta Rajasa sebagai calwapres mendampingi Prabowo
Subianto dari Gerindra.
Logikanya . . . Toha Abdillah
akan memilih Prabowo dan Hatta Rajasa.
Tetapi
TIDAK.
Toha
Abdillah, pendiri PAN itu, MEMILIH JOKOWI. Di bawah ini
sebab-musababnya mengapa pemdiri parpol PAN itu memilih Jokowi:
TOHA
ABDILLAH:
10
Alasan
Mengapa Saya Memilih Joko Widodo
30 Mei, 2014 –
Kompasiana.com.
10
Alasan
Mengapa Saya Memilih Joko Widodo
Sebagai
salah
seorang pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), bersama beberapa
pendiri lain serta beberapa anggota dan ex anggota PAN, saya
memutuskan akan memilih calon presiden yang tidak didukung PAN
pada
pemilihan presiden mendatang. Paling sedikit ada 10 alasan
kelebihan
Jokowi yang mendasari keputusan saya tersebut.
Pertama, Jokowi tidak tercela. Jelas dia bukan manusia sempurna, tetapi setidaknya dia tidak punya beban masa lalu yang berpotensi mengganggu tugasnya sebagai presiden. Sejauh ini dia telah terbukti jujur dan bersih, serta tulus, dan terbuka. Ditangan orang bersih seperti inilah kita seharusnya lebih memercayakan program pemberantasan korupsi yang telah menggerogoti negeri ini selama berpuluh tahun.
Kedua, Jokowi berprestasi. Tidak diragukan lagi bahwa Jokowi telah menunjukkan prestasi kerja masa lalu (track record) yang meyakinkan. Sebagai wali kota Solo, dia adalah salah satu kepala daerah terbaik di negeri ini, bahkan mungkin di dunia. Kepentingan rakyat didahulukan sehingga ketika terpilih kembali sebagai wali kota untuk periode kedua, dia mendapatkan dukungan tidak kurang dari 90% pemilih. Sebagai Gubernur DKI Jakarta, walau belum sampai 2 tahun, dia telah menununjukkan hasil kerja yang bagus dengan merancang dan sekaligus mengimplementasikan beberapa program pro rakyat dengan cepat dan tanpa ragu (kartu sehat, kartu pintar, BPMKS di Solo, MRT dsb).
Ketiga, Jokowi bukan pengurus partai. Walau dia anggota partai dan dicalonkan oleh partai, dia bukan pengurus partai< apalagi ketua umumnya. Sebagai presiden RI dia tidak akan disibukkan dengan rapat-rapat dan persoalan partai sehingga perhatiannya tidak akan terbelah dan dapat memusatkan pikirannya kepada kerja negara. Permintaan ketua umum PDIP kepadanya untuk menjadi “petugas partai” harus diartikan sebagai imbauan untuk menjalankan ideologi partai.
Keempat, Jokowi pengambil keputusan. Gayanya yang lemah lembut mengelabui kita seakan dia seorang pemimpin yang tidak tegas. Ketegasan dalam mengambil keputusan telah sering dibuktikannya dalam possinya sebagai wali kota Solo (menolak usul pembangunan mal oleh gubernur Jawa Tengah saat itu), memberhentikan pejabat tinggi DKI yang tidak berprestasi (walikota Jakarta Selatan) dan banyak lagi. Ketegasan seseorang tidak dicerminkan oleh cara bicaranya yang keras dan meledak-ledak.
Kelima, Jokowi pluralis. Sangatlah berbahaya bila di negeri yang sangat majemuk seperti Indonesia, kita dipimpin oleh seorang presiden yang berwatak ekslusif. Jokowi seorang Muslim yang taat dan telah menunaikan ibadah haji serta empat kali umroh dengan biaya sendiri, tetapi juga sangat toleran terhadap mereka yang beragama dan berkeyakinan lain. Dia telah membuktikan sebagai pemimpin pluralis yang membela dan melindungi hak minoritas (kasus lurah Susan), dan berkomitmen menjaga kebinekaan bangsa demi keutuhan NKRI. Jokowi tidak punya program “pemurnian agama” dalam visi misinya yang berbahaya bagi persatuan bangsa.
Keenam, Jokowi bukan pedagang politik. Walaupun dia berlatar belakang seorang pengusaha, tapi urusan kursi pemerintahan tidak diperdagangkannya. Sejak awal dia telah mengatakan bahwa prinsip koalisinya non-transaksional. Artinya, dia tidak akan membagi-bagikan posisi kabinet hanya atas dasar garis partai tetapi mencari dan menempatkan the right man in the rght place. Ini sudah dibuktikannya ketika dia menjabat sebagai gubernur DKI dengan melelang berbagai jabatan penting di DKI.
Ketujuh, Jokowi penyelesai konflik. Hal ini telah dibuktikannya berkali-kali baik di Solo maupun di DKI seperti dengan menyelesaikan masalah PKL di Solo serta masalah Tanah Abang dan rumah-rumah liar di DKI. Konflik kraton Surakarta yang gagal diselesaikan oleh pemerintah pusat, berhasil diselesaikannya dalam waktu beberapa bulan. Keunggulannya terletak pada cara penyelesaian yang damai tanpa menimbulkan kerusuhan dan keresahan, karena rakyat kecil “korban” penyelesaian tidak diabaikan begitu saja tetapi ditampung atas tanggungan pemerintah. Kemampuannya di bidang ini akan dilipat gandakan dengan bantuan cawapres Jusuf Kalla yang berprestasi besar menyelesaikan masalah Aceh dan Poso.
Kedelapan, Jokowi reformis. Sangatlah menonjol ketika belum sampai 2 tahun menjabat gubernur DKI dia telah berhasil membobol kebiasaan-kebiasaan lama birokrasi yang cenderung koruptif dan tidak efisien. Membuat KTP di DKI sekarang hanya memerlukan waktu sehari, bukan sebulan seperti sebelumnya. Sebagai wira usahawan, cara berpikirnya segar dengan selalu mencari terobosan dan pemikiran out of the box. Bertahap tapi konsisten, rasionalisasi pegawai negeri DKI terus dilaksanakan dan disiplin ditingkatkan. Dia juga memberi suri tauladan dengan menunjukkan dirinya sebagai pekerja keras. Jokowi seorang demokrat tulen yang tidak percaya kepada keuatan uang untuk memenangkan pemilihan.
Kesembilan, Jokowi sederhana dan hemat. Kesederhanaan dan wajah kerakyatan Jokowi tak terbantahkan dan kasat mata. Beberapa anggaran DKI yang mubazir dipotongnya sedangkan penerimaan APBD DKI melonjak drastis berkat tarnsparansi pengelolaan pajak. Dia bukan orang yang gila hormat, lebih suka bersepeda dan jalan kaki dan menolak selalu dikawal dengan vorijder. Tidak pandai berbicara tetapi santun. Bukan pendendam dan tidak pernah melayani berbagai kampanye hitam terhadapnya. . Menolak menerima gaji sebagai walikota Solo dan Gubernur DKI karena sudah merasa cukup dari penghasilannya sendiri sebagai pengusaha.
Kesepuluh, Jokowi kepala keluarga sakinah. Memimpin negara atau institusi apapun harus dimulai dengan kemampuan memimpin keluarga. Keluarga Jokowi dikenal sebagai keluarga yang bahagia. Istrinya, Iriana, seorang wanita yang sederhana dan tidak banyak menuntut serta lebih senang mengurusi urusan rumah tangga daripada ikut campur dalam urusan politik suami. Ketiga anaknya adalah anak-anak idaman setiap orang tua. Berpendidikan cukup dan yang sulung seorang pengusaha catering yang tidak mau menggantungkan sumber permodalannya dari orang tuanya.
Abdillah Toha
No comments:
Post a Comment