Wednesday, April 16, 2014

SEKITAR RELASI INDONESIA – AMERIKA Seberapa Jauh AS (Bisa) Pengaruhi Pemilihan Presiden RI?

Kolom IBRAHIM ISA
Selasa, 01 April 2014
----------------------------

SEKITAR RELASI INDONESIA – AMERIKA
Seberapa Jauh AS (Bisa) Pengaruhi Pemilihan Presiden RI?

* * *
Sahabat baikku, Salim Said, mantan Dubes RI di Praha, sejarawan dan penulis berkaitan soal-soal ABRI, memforwardkan kepadaku sebuah pertanyaan yang diajukan oleh mailist Abdillah Toha, berbunyi:

Sejauh mana menurut Bung Salim pemerintah Amerika atau asing lainnya seperti Singapore dapat memengaruhi pemilihan presiden disini?”

Tanggapan Salim Said a.l,
Pertanyaan Pak Abdillah Taha ini amat sulit dijawab. Soalnya, sukar mencari bukti ada atau tidak ada pengaruh. Dalam era demokrasi dengan pemilihan langsung (bukan MPR yang memlih presiden) tidak mudah memanipulasi pemilihan presiden di Indonesia.” Selanjutnya:

. . . yang akan menentukan pemenang pilpres pada akhirnya adalah para pemilih Indonesia sendiri. Kalau kita menengok ke masa Perang Dingin (pemilu 1955) Amerika pernah menjagokan partai tertentu, partai anti Komunis, dan menyalurkan bantuan dana untuk partai tersebut. Hasilnya, PKI malah masuk empat besar. Dana dari Amerika akhirnya  sia-sia saja.”


Lanjut Salim Said:
Bulan Oktober dua tahun silam saya berada di Washington dan berkomunikasi dengan teman-teman lama, para birokrat senior yang berurusan dengan Asia Tenggara (khususnya Indonesia) di Pentagon. Ketika berbicara mengenai pilpres 2014 yang antara lain akan diikuti oleh mantan  Letjen Prabowo (Gerindra), komentar mereka ttg prospek Prabowo di mata Amereka: "There will (be) a problem with him." Apa problemnya? Mereka bicara mengenai pelanggaran HAM yang menyebabkan Prabowo serta beberapa mantan petinggi TNI yang belum diizinkan memperoleh visa Amerika (artinya, dilarang masuk wilayah USA).
Kesimpulan Salim Said:
. . . saya kira Barat akan lebih senang jika Jokowi yang terpilih. Selain sudah tahu track record politik Megawati (yang memilih  dan kemungkinan akan banyak "menasehati" Presiden Jokowi), calon Presiden dari PDIP ini mungkin dianggap sebagai lebih predictable dari Prabowo. Singkat kata, mereka sedapat mungkin mencari yang aman sajalah.

* * *

Situasi 'pasca Perang Dingin', cukup besar berbeda dengan periode 'Perang Dingin' pasca 'Perang Dunia II'. Dewasa ini perkembangan imbangan kekuatan dunia semakin menuju ke arah, dimana tidak saja terdapat dua negara besar supra: Amerika Serikat dan Uni Sovyet.

Tembok Berlin sudah lama runtuh. Uni Sovyet dan semua negeri Sosialis yang tergabung dalam blok Pakta Warsawa, sudah bubar. 'Perang Dingin' sudah berakhir. Paling tidak yang variasi lama. (Ada juga yang berpendapat bahwa “Perang Dingin” masih berlangsung dalam bentuk baru) .

Di Eropah Barat sudah berdiri “Uni Eropah” dengan Jerman yang sudah dipersatukan kembali, sebagai kekuatan ekonomi utamanya, Di Eropah Timur sudah berdiri Federasi Rusia yang kapitalis. Di Asia, kedudukan Jepang sebagai kekuatan ekonomi nomor dua sesudah AS, telah digantikan oleh Republik Rakyat Tiongkok.

Selain itu terdapat negeri-negeri berkembang yang sering disebut 'negeri-negeri Dunia Ketiga' , atau “negeri-negeri berkembang (developing countries). Disebut tampil tumbuh sebagai kekuatan ekonomi baru, adalah negeri-negeri, seperti Korea Selatan, Taiwan, Singapore, India, Brazil, dan.. dimasukkan juga INDONESIA.

Sehingga di dunia dewasa ini tidak hanya ada DUA NEGARA BESAR SUPRA seperti pada periode 'Perang Dingin'. Terbentang suatu siatuasi baru dimana beberapa negara (atau gabungan negara, seperi Uni Eropa) dengan kekuatan ekonomi (dan militer) yang cukup besar, seperti AS, Tiongkok, Federasi Rusia. Mereka itu juga duduk bersama dalam satu lembaga atau bentuk kerjasama, seperti WTO. Sebagian lagi bergbung dalam G-8 kemudian G-10. Negeri-negeri industri berkembang ini saling berhubungan, saling berkordimasi tapi juga SALING MENYISIHKAN, dan BERSAING satu sama lainnya.

Dalam pada itu negeri-negeri yang (dulunya) tergabung dalam kumpulan negeri-negeri NON ALLIGNED atau disebut juga NON BLOK, masih meneruskan keberadaan mereka meskipun pengaruh dan efektivitasnya tidak banyak terasa.

* * *

Dalam situasi dunia demikianlah di Indonesia akan berlangsung pemilihan Presiden 2014. Kembali pada pertanyaan semula: SAMPAI DIMANA AMERIKA SERIKAT DAPAT PENGARUHI HASIL PEMILIHAN INDONESIA dewasa ini.

Dalam tahun 1955, AS, (menurut Salim Said|) gagal mempengarihi hasil pemilu. Hasil pemilu 1955 malah menunjukkan tumbuh dan betambah kuatnya kedudukan PKI.

Dalam tahun 1957 AS juga gagal menggulingkan Presiden Sukarno melalui dukungan finans dan militer pada pembrontakan separatis PRRI/Permesta.

* * *

Tapi dalam tahun 1965, dalam periode yang terkenal dengan PERISTIWA 1965, AS berhasil besar mempengaruhi (dikatakan juga menentukan) perubahan drastis yang terjadi, yaitu: DIHANCURKANNYA PKI DAN DIGULINGKANNYA PRESIDEN SUKARNO.

Perubahan drastis di Indonesia pada tahun 1965 dst yang sesuai dengan strategi 'Perang Dingin' AS, telah berlangsung BUKAN MELALUI SUATU PEMILU. Tetapi melalui suatu tindakan kekerasan militer dan suatu rezim otoriter Orba.

Apakah di waktu mendatang AS masih bisa mempengaruhi dan mengubah situasi politik Indonesia sesuai kepentingannya, lewat suatu kekerasan militer, SUATU KUDETA BARU? Jawabnya, BISA JADI! Perkembangan politik di Afrika Utara (Libya, Tunisia, Mesir) dan Eropah (yang menonjol dalam perkembangan di Ukraina, dan intervensi Rusia di Krimea) menunjukkan bahwa kekuatan luar, kekuatan asing, melalui intervensi politik, ekonomi maupun militer tetap bisa memainkan peranannya MELALUI KORDINASI dengn PROTAGONIS di dalam negeri.

Namun, Kesadaran Politik dan Berbangsa, nasion Indonesia dewasa ini sudah banyak meningkat sejak Reformasi dan arus Demokratisasi. Kekuatan inilah yang merupakan kekuatan sandaran dan pendorong bangsa dalam perjuangan untuk melaksanakan Indonesia yang BERDAULAT di bidang Politik, BERDIKARI di bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di bidang kebudayaan.

Dengan (semoga) terpilihnya Jokowi sebagai Presiden RI mendatang, dengan PDI-P yang konsisten AKAN MELAKSANAKAN TIGA POITIK BESARNYA . .. dan dengan persatuan kekuatan Reformasi dan Demokrasi... memanfaatkan semua kekuatan dalam maupun luarnegeri, ---- kita akan mampu melawan setiap campur tangan asing .. termasuk campur tangan AMERIKA, yang dalam sejarah kita selalu melakukannya, demi kepentingannya sendiri.

Dengan melaksanakan politik luarnegeri “Bertetanggsa Baik, yang BEBAS dan AKTIF Untuk KEMERDEKAAN NASIONAL DAN PERDAMAIAN DUNIA . ..” Indonesia di bawah presiden hasil PEMILIHAN PRESIDEN 2014, bisa memainkan peranan positif dalam mengusahakan pembangunan ekonomi negeri yang tidak menggantungkan diri pada kekuatan assing.

Membangun Indonesia yang bisa memperbaiki dan meningkatkan taraf kehidupan dan kemakmuran rakyat.

* * *


No comments: