Kolom IBRAHIM ISA
Kemis, 12 Desember 2013---------------------------------
Sajak WS RENDRA
–Seminggu Sebelum
PRESIDEN SUHARTO
DIPAKSA TURUN
* * *
Hari
ini kubaca kiriman dari sahabat-baikku penulis dan penyair
Chalik
Hamid sebuah kiriman penting:
SAJAK
BULAN MEI -- WS RENDRA, 12 Mei 1998 --
yang
disiarkan oleh mailist Gelora45 dan Jaringan Kerja Budaya.
* * *
Sajak
Rendra ini pada periode itu -- merupakan karya sastra yang
paling
prediktif dan menyemangati perjuangan untuk perubahan politik
dan
sosial. Seolah-olah suatu sangkala perkasa untuk “serangan
total” pada Orba demi diakhirinya suatu rezim angkara murka.,
Betul
saja, ----- lebih seminggu setelah disiarkannya SAJAK RENDRA tsb
(silakan klik video untuk mendengarkan langsung deklamasi
sajak
Rendra tsb) Gelora Perkasa Kebangkitan Reformasi dan
Demokratisasi, telah menumbangkan Presiden Suharto dan tamatlah
(formalnya . . . ) sebuah rezim otoriter Orde Baru.
Dimulailah
periode perubahan Reformasi dan Demokratisasi yang penuh
lika-liku, -- di Indonesia.
* * *
Bila
Rendra masih ada ia akan menyaksikan di satu fihak – Gelora Mei
1998 telah menghantarkan perubahan besar pada wajah mental,
sosial
dan politk Indonesia selama dasawarsa sejak berakhirnya rezim
Orba.
Kebangkitan kesadaran berbangsa, berlangsung terus. Perjuangan
untuk perubahan Demokratis, dan HAM, melawan korupsi dan
nepotisme -- tidak henti-hentinya.
Tidak
spektakuler! -- tetapi semakin meluas dan mendalam di kalangan
masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda.
Di
lain fihak jelas masih tetap bercokolnya di bidang-bidang
eksekutif, legeslatif dan yudikatif sisa-sisa politik dan kultur
KKN
warisan Orde Baru --.
Suatu
perkembangan yang menunjukkan terus berlangsungnya perjuangan
untuk
Demokrasi , Reformasi, HAM dan Keadilan. Di segi lain betapa
tidak
mudahnya perjuangan itu. Betapa keras kepalanya musuh-musuh
Reformasi
dan Demokratisasi, Keadilan dan Kebenaran yang ingin terus
mempertahankan “statusquo” bahkan hendak kembali ke masa lalu
kekuasaan Orde Baru..
Menunjukkan
bahwa proses perjuangan ini akan makan waktu panjang, tapi
dengan
haridepan yang tidak bisa disangsikan!
* * *
Tulis
WS Rendra a.l untuk membuang ilusi, mengatasi pesimisme dan
memantapkan optimisme perjuangan, sbb; (kutip)
.
. . .
Koyak
moyak sudah keteduhan tenda kepercayaan
Kitab
undang-undang tergeletak di selokan
Kepastian
hidup terhuyung-huyung dalam comberan
O,
tatawarna fatamorgana kekuasaan!
O,
sihir berkilauan dari mahkota raja-raja!
Setelah
melukiskan keadaan “chaos” keadilan dan kebenarn selama
rezin
Orba, Rendra melanjutkan
.
. . . .
Dari
sejak zaman Ibrahim dan Musa
Allah
selalu mengingatkan
bahwa
hukum harus lebih tinggi
dari
ketinggian para politisi, raja-raja, dan tentara
O,
kebingungan yang muncul dari kabut ketakutan!
O,
rasa putus asa yang terbentur sangkur!
Kemudian
Rendra menunjukkan arah perjuangan sbb:
Berhentilah
mencari Ratu Adil!
Ratu
Adil itu tidak ada. Ratu Adil itu tipu daya!
Apa
yang harus kita tegakkan bersama
adalah
Hukum Adil
Hukum
Adil adalah bintang pedoman di dalam prahara
. . .
* * *
Di
bawah ini disiarkan selengkapnya sajak Rendra, dengan penuh rasa
kagum dan keharuan atas kejelian pandangan dan prediksi Sang
Penyajak
WS RENDRA:
* * *
WS Rendra - Sajak 12 Mei
1998 (Video) -- http://www.jendelasastra.com/bookmark/karya-sastra/puisi/ws-rendra-sajak-12-mei-1998-video
Sajak
Bulan Mei 1998
WS
Rendra
Aku tulis sajak
ini di bulan gelap raja-raja
Bangkai-bangkai
tergeletak lengket di aspal jalan
Amarah merajalela
tanpa alamat
Kelakuan muncul
dari sampah kehidupan
Pikiran kusut
membentur simpul-simpul sejarah
O, zaman edan!
O, malam kelam
pikiran insan!
Koyak moyak sudah
keteduhan tenda kepercayaan
Kitab
undang-undang tergeletak di selokan
Kepastian hidup
terhuyung-huyung dalam comberan
O, tatawarna
fatamorgana kekuasaan!
O, sihir
berkilauan dari mahkota raja-raja!
Dari sejak zaman
Ibrahim dan Musa
Allah selalu
mengingatkan
bahwa hukum harus
lebih tinggi
dari ketinggian
para politisi, raja-raja, dan tentara
O, kebingungan
yang muncul dari kabut ketakutan!
O, rasa putus asa
yang terbentur sangkur!
Berhentilah
mencari Ratu Adil!
Ratu Adil itu
tidak ada. Ratu Adil itu tipu daya!
Apa yang harus
kita tegakkan bersama
adalah Hukum Adil
Hukum Adil adalah
bintang pedoman di dalam prahara
Bau anyir darah
yang kini memenuhi udara
menjadi saksi yang
akan berkata:
Apabila pemerintah
sudah menjarah Daulat Rakyat
apabila
cukong-cukong sudah menjarah ekonomi bangsa
apabila aparat
keamanan sudah menjarah keamanan
maka rakyat yang
tertekan akan mencontoh penguasa
lalu menjadi
penjarah di pasar dan jalan raya
Wahai, penguasa
dunia yang fana!
Wahai, jiwa yang
tertenung sihir tahta!
Apakah masih buta
dan tuli di dalam hati?
Apakah masih akan
menipu diri sendiri?
Apabila saran akal
sehat kamu remehkan
berarti pintu
untuk pikiran-pikiran kalap
yang akan muncul
dari sudut-sudut gelap
telah kamu
bukakan!
Cadar kabut duka
cita menutup wajah Ibu Pertiwi
Airmata mengalir
dari sajakku ini.
(Sajak ini dibuat
di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1998 dan
dibacakan Rendra di DPR pada tanggal 18 Mei
1998)
__._,_.___
No comments:
Post a Comment