Sunday, March 30, 2014

Kolom IBRAHIM ISA
Selasa, 18 Maret 2014
---------------------------

BOLEH IKUT MILIH !!
TAPI . . . . . DI BELANDA (?!)

* * *

Besok, hari Rabu, 19 Maret, 2014, bersama Murti aku akan menggunakan “HAK PIIH” kami di Stadsdeelkantoor Amsterdam Zuidoost, Anton de Kom Plein, dimuka Winkelcentrum Amsterdamse Poort.

Kami akan akan memilih siapa-ciapa dari para caleg berbagai parpol nasional dan lokal di Belanda, yang kami setujui duduk di Dewan Kotapraja Amsterdam. Kami punya hak itu, boleh ikut milih siapa yang akan memerintah kami, empat tahun kedepan.

Kalau difikir-fikir keadaan ini sungguh 'luar biasa'.

* * *

Bisa terjadi diunia ini seperti apa yang kami alami. Coba fikir . . suatu keluarga, warganegara suatu negeri, dalam hal ini kami sekeluarga sebagai warganegara Belanda, seperti halnya -- ratusan kawan-kawanku yang senasib-seperjuangan, “terbuang”, “berlang-lang buana” di luar negeri. Di negeri sendiri, dicari-cari penguasa militer, di persekusi, masuk daftar hitam rezim Orba sebagai “agen G30S”, sebagai “orang bermasalah”. Kalau pulang ketika itu pasti masuk penjara atau dibuang ke P. Buru. Kemungkinan besar sekali “hilang” begitu saja tak tahu rimbanya atau dimana kuburannya.

Tetapi di negeri Belanda kami dan semua kawan lainnya yang minta suaka di sini diberi perlindungan politik dan keamanan. Kemudian menjadi warganegara . . . dan pada setiap pemilihan umum, nasional maupun lokal, punya HAK PILIH . . . .

Keberadaan para mantan eksil di negeri ini, menjadikannya sebagai manusia yang punya hak dan kewajiban sama dengan wrganegara lainnya.

* * *


Nyatanya memang seperti itu .. Aku ini orang Indonesia, warganegara RI, seperti para eksil lainnya, lahir dan dibesarkan di Indonesia, sebagian besar hidup – tak ada lain yang kukerjakan – – selain --- Ikut memberikan sumbangan semampunya demi Kemerdekaan dab Kejayaan Bangsa dan Tanah Air . . . Ada yang sebagai buruh, pegawai, guru, dosen, dokter, insinyur, akhli hukum dll. Banyak dari mereka adalah pejuang aktif dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Dan kebanyakan juga pendukung politik Presiden Sukarno yang setia.

Tapi, mendadak sontak, dikarenakan perubahan politik drastis di Indonesia, kaum militer berkuasa dan Presiden Sukarno disingkirkan . . . paspor mereka bersama ratusan warga Indonesia lainnya DICABUT DENGAN SEWENANG-WENANG .

* * *

Pemerintah Belanda bukannya tidak tahu bahwa kebanyakan dari generasi kami ini, pada periode perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda, baik ketika Proklamasi 1945, maupun dalam periode Agresi Militer Belanda I dan II, adalah prajurit-prajurit yang ambil baggian dalam perang kemerdekaan tsb. Jadi pernah berhadap-hadapan sebagai musuh! Karena pemerinth Belanda sebagaimana banyak negeri Eropah, menghormati prinsip-prinsipo demokrasi dan hak-hak azasi manusia, mengakui Deklarasi Universal Hak-Hak Azasi Manusia – PBB dan . . . .. kerena kami sebagai peminta suaka mengalami persekusi dan teror rezim diktatur Orba, maka suaka kami diterima. Juga diterima jadi warganegara Belanda . . . dan seperti warganegara Belanda lainnya . . . PUNYA HAK PILIH.

Hak kemanusiaan yang kami peroleh di negeri asing ini BUKAN SEMU! Tapi sungguhan dan RIIL.

* * *

Entah bagimana fikiran pemerintah Indonesia setelah membaca tulisanku ini, DI NEGERI SENDIRI DIPERSEKUSI TANPA PROSES HUKUM APAPAUN …. di negeri bekas penjajah . . .. DIPERLAKUKAN SEBAGAI INSAN BERMARTABAT... PUNYA HAK PILIH.

* * *

Jadi besok kami akan NYOBLOS DAFTAR TANDA GAMBAR DAN PERORANGAN PARPOL-PARPOL siapa yang akan berhak memerintah kami empat tahun kedepan .

Besok kami melaksanakan hak kami sebagai warganegara yang normal. . . .YANG TIDAK KAMI PEROLEH DI NGERI SENDIRI!

* * *




No comments: