Wednesday, May 28, 2014

*MELIA* DAN *SOELARDJO* – SETENGAH ABAD SUKA & DUKA

Kolom IBRAHIM ISA
Senin, 26 Mei 2014
------------------------------

*MELIA*    DAN    *SOELARDJO* –
SETENGAH ABAD SUKA & DUKA

Kemarin itu benar-benar merupakan Minggu yang penuh ceria, gembira dan kenang-kenangan. Hari Minggu 25 Mei 2014, yang santai, berarti-bermakna dan amat mengesankan.

Bukan kejadian yang biasa! Sungguh jarang! Bahkan (mungkin) hanya akan terjadi sekali saja dalam kehidupan insan di dunia fana ini . . .

Di Belanda peristiwa itu populer disebut “Gouden huwelijk”, “Perkawinan Emas”.

Limapuuh tahun hidup sebagai suami-istri, sebagai keluarga yang dijelujuri benang merah CINTA dan SETIA. Setia pada keluarga, tanah air dan bangsa, pada cita-cita mulya hidup demi Kebenaran dan Keadilan!

* * *

Puluhan kawan, relasi, kenalan lama dan baru, . . . . berkumpul di Gedung “de Drecht”, Holendrecht, Amsterdam. Mereka memerlukan datang dari Amsterdam, Almere, Rotterdam Utrecht, Zeist, Woerden, Wageningen, Purmerend, Leiden, dan dari Achen, Keulen dan Stuttgart . . .. berkumpul, bersetiakawan bersilaturahmi . . . . namun, yang pokok adalah 'menshare' kegembiraan dan kebahagiaan keluarga Melia, Soelardjo dan putrinda Ita . . .. awet limapuluh tahun sebagai suami-istri sebagai satu keluarga dan seorang putri dan kawan hidupnya. Penuh cinta dan kasih dalam duka dan suka . . .

Mereka bersama dan perorangan bernjanji, menari dan berorasi. . . Diperindah dengan tarian dua gadis anak kawan, Asih dan Agustina membawakan seni tari Indonesia, Seorang kawan, meski sudah tidak muda lagi, namun masih dengan indahnya menarikan tari Bali . . Lemah lunglai tapi indah dan cerah. Selain lagu-lagu Indonesia, kaum muda yang hadir menyanyikan lagu-lagu 'rock' mutakhir yang disukai oleh tua maupun muda.

Tidak disangka hadirin disajikan oleh suatu 'surprise' rombongan anak-muda membawakan tarian rakyat Amerika “Line-dance”.

Menandakan suka-ria hari itu diikuti oleh tua maupun muda! Sesuatu yang bisa dibilang baru. Tidak sering anak-anak muda kita ambil bagian dalam pertemuan atau silaturakhmi masyarakat Indonesia, bila mayoritas hadirin terdiri dari mereka-mereka yang dizholimi oleh rezim Orde Baru, yang banyak diantranya sudah masuk pada periode 'manula' dalam hidupnya.

* * *

Memperingati dan merayakan LIMAPULUH TAHUN PERNIKAHAN . . . Hidup suka-duka selama 50 thun. Tidak selalu bersama . . . . peristiwa dan sejarah menyela dengan hari-hari dan masa duka berpisah antara SOELARDJO dn MELIA . ..

Belum lama menikah Soelardjo, disebabkan penugasan ke luar negeri, akhirnya mengalami dampak tragedi nasional Peristiwa 1965.. . . . Karena kesetiannya kepada Presiden Sukarno, pada cita-cita perjuangannya, paspornya dicabut rezim Orba, sehigga terpaksa ketika lahirnya putri satu-satunya, itu terjadi tanpa kehadiran sang bapak.

* * *

Semua itu sudah menjadi sejarah, Tinggalah kita-kita ini, kawan dan sahabatnya, mengagumi dan berteladan pada kehidupan Soelardjo dan Melia yang sebagai suami istri, tetap setia pada cita-cita kemerdekaan bangsa dan tanah air, Demokrasi dan HAM .

* * *


No comments: