Saturday, May 24, 2014

YANG BENER AJA DONG . . . . !! PRABOWO-HATTA RAJASA = SUKARNO - HATTA??



Kolom IBRAHIM ISA
Kemis, 15 Mei 2014
---------------------------

YANG BENER AJA DONG . . . . !!
PRABOWO-HATTA RAJASA = SUKARNO - HATTA??


* * *

Alkisah, . . . . . . . terpampang di media foto besar Prabowo Subianto bergandengan tangan dengan Hatta Rajasa.Yang satu pemimpin parpol Gerindra; yang satunya lagi adalah Ketua Umum parpol PAN.

Prabowo tersenyun . . ., Hatta Rajasa . . tertawa lebar. Diberitakan, bahwa,
Hasil Rakernas PAN menyatakan PAN secara aklamasi mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai Presiden pada Pilpres Juli mendatang.

Lalu ada komentar dari Amien Rais, mantan Ketua Umum PAN:

"Sementara itu, teman dari DPW Jawa Barat bilang ke saya, Prabowo-Hatta enggak usah disingkat karena mengingatkan pada Soekarno-Hatta,

* * *

Mantan Ketua Umum PAN itu mengatakan, keputusan koalisi partainya dengan Partai Gerindra didasarkan pada platform politik yang sama. Dia yakin bahwa duet Prabowo-Hatta akan menjadi duet yang ideal untuk memimpin bangsa.

"Insya Allah Prabowo-Hatta menjadi duet maut, eh kalau maut berarti mati, duet hidup," ucap tokoh reformasi tersebut. . . . . . . . Ini Amien Rais keseléo lidahnya. . . atau memang guyonan politik saja . . .(???)

* * *

Di periode Reformasi dan Demokrasi boleh-boleh saja menarik garis persamaan antara siapa dengan siapa, antara si anu dan si polan.

Tapi menarik garis persamaan, membandingkan dua tokoh politik seperti Prabowo dan Hatta Rajasa, . . . . . dengan tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia SUKARNO-HATTA, . . .. adalah sungguh tidak tahu diri . . . !!!

Melihat foto gandengan tangan, koalisi Gerindra-PAN, Prabowo-Hatta Rajasa, akankah fikiran pemilih Indonesia menjadi teringat pada. . . . . . . . . . . . . .SUKARNO-HATTA? . . . . YANG BENER AJA DONG . . . !!!

Bukankah asumsi Amien Rais itu menunjukkan pandangan dan sikapnya yang memandang rendah daya ingat dan kemampuan berfikir rakyat kita??


* * *

Menyaksikan pentasan adegan politik koalisi Gerindra – PAN . . .. Tak disadari . .. seakan otomatis saja, . . . kita teringat pada pernyataan Goenawan Mohamad beberapa hari ini . . . ketika ia keluar dari parpol PAN.

Telusuri pernyataannya:

PERNYATAAN KELUAR DARI PAN.

Goenawan Mohamad.

Ketika saya, bersama teman-teman secita-cita, mendirikan PAN di awal Reformasi, saya berharap ikut menyumbang perbaikan semangat dan mutu kepartaian Indonesia, yang sudah dirusak oleh Orde Baru. PAN adalah kelanjutan gerakan pro-demokrasi yang melawan kekuasaan otoriter Jend. Suharto.

Semenjak Suharto jatuh, kami ingin membangun sebuah partai yang punya platform politik yang jelas untuk diperjuangkan -- ke arah demokrasi yang lebih luas, kebhinekaan yang lebih hidup, dan kesejahteraan yang lebih merata.

Dalam sejarahnya, PAN pernah berusaha ke arah itu. Tetapi makin lama ia makin tak memandang politik sebagai perjuangan. Makin lama politiknya hanya hasrat mengukuhkan posisi dalam struktur yang ada dan untuk memperoleh jabatan yang empuk bagi elitenya. Hal ini memang jadi takbiat partai-partai lain di Indonesia sekarang, tetapi seharusnya PAN mencoba memperbaiki keadaan itu. Tetapi tidak. (huruf tebal dari I.I.)

Akhirnya, dalam pemilihan umum dan pemilihan presiden 2014, PAN makin terseret ke dalam oportunisme. Yang diupayakannya hanyalah agar Ketua Umum dapat jabatan Wakil Presiden. Untuk itu ia bersedia mendukung kekuatan yang di masa Orde Baru ingin memadamkan gerakan pro-demokrasi, antara lain dengan kekerasan. (Huruf tebal oleh I.I)

Selama ini, meskipun dengan kekecewaan, saya tetap menjadi anggota PAN dan membayar secara teratur iuran keanggotaan. Tetapi kali ini saya tidak punya harapan lagi. Saya menyatakan berhenti dari keanggotaan partai.

* * *

Orang tidak salah berfikir, menyimpulkan bahwa berkoalisinya PAN dengan Gerindra, Hatta Rajasa dengan Probowo . . .

Itulah yang menjadi "gong" . . yang menentukan akhirnya Goenawan Mohamad keluar dari PAN yang ia ikut dirikan itu . .

* * *




No comments: