Saturday, May 24, 2014

Sebuah Analisis Sekitar Capres JOKOWI Dng Pasangan Jusuf KALLA (JK)

Kolom IBRAHIM ISA
Senin, 19 Mei 2014
-----------------------------

Sebuah Analisis Sekitar Capres JOKOWI
Dng Pasangan Jusuf KALLA (JK)

* * *
Hari ini kita baca berita "breaking news" sekitar dipilihnya Jusuf KALLA, sebagai pendamping capres JOKOWI.

“Antara News” memberitakan a.l. sbb:
“Muhammad Jusuf Kalla resmi menjadi calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Presiden 2014.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Hanura mendeklarasikan penetapan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan calon wakil presiden . . .
Memberikan penjelasannya Jokowi a.l. mengatakan:


"Setelah melalui perenungan-perenungan dan setelah melalui konsultasi dan pertimbangan-pertimbangan dengan seluruh ketua partai pendukung PDIP; Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura dan khususnya juga pertimbangan dari Ibu Megawati Soekarnoputri tadi malam telah kita putuskan cawapres yang akan mendampingi saya adalah Bapak Drs Muhammad Jusuf Kalla,"

* * *

Dengan demikian, yang tampil sebagai kontestan dalam pelpres 2014, ada dua pasangan:
 

Pertama, --- pasangan Joko Widodo - Muhamad Jusuf Kalla;
Kedua, --- pasangan Prabowo - Hatta Rajasa.

Melihat latar belakang popularitas dikalangan massa pemilih dan parpol lainnya (Jokowi yang populer dengan langgam blusukannya, dan yang penting seruannya untuk dilancarkannya suatu "Revolusi Mental" yang bervisi dan misi "Trisakti", serta pernyataannya bahwa mentor politiknya adalah Bung Karno, Megawati; lalu, dengan pencalonan yang ditopang oleh parpol Nasdem dan PKB), . . . . kemudian dukungan parpol lainnya (Jusuf Kala yang didukung oleh sebagian dari Golkar dan parpol Hanura-nya Wiranto) ---
 

Maka menurut perhitungan wajar atas realita iklim politik Indonesia dewasa ini, yang sudah mendambakan SUATU PERUBAHAN . ke arah PERBAIKAN NASIB RAKYAT dan digalakkannya gerakan “Reformasi dan Demokrasi, bolehlah diperhitungkan bahwa duet JOKOWI - J. KALLA, adalah pasangan yang paling berpeluang untuk menang.
Dikatakan orang, tokoh-tokoh saingan mereka (Prabowo dan Hatta Rajasa) tidak punya latar belakang politik yang solid. Lebih-lebih Prabowo mengidap cacad fatal, pelanggaran HAM dalam kasus Timor Timur, penculikan dan hilangnya aktivis-aktivis politik Reformasi dan Demokratisasi; serta keterlibatan dan tanggungawab Prabowo dalam kerushan, kekerasan dan korban-korban yang jatuh pada Peristiwa Mei 1998.
* * *
Apakah perkembangan ini, yaitu dipilihnya JK sebagai pendamping Jokowi, merupakan, apa yang dinamakan "keharusan poitik" atau "politik keharusan? Ataukah dipilihnya JK sebagai pendamping Jokowi, semata-mata suatu perhitungan-dingan atas realita imbangan kekuatan politik Indonesia dewasa ini? Bisakah dikatakan pilihan atas JK sbg pendamping Jokowi, merupakan suatu pilihan “the best of the worst” (yang paling baik dari yang jelek) atau “the least worst among the bad” ( yang paling kurang jelek dari yang buruk? Hanyalah perkembangan selanjutnya yang akan menjelaskannya.
Tidak sedikit yang menyimpulkan bahwa pilihan itu adalah suatu pilihan yang paling mungkin, bila Jokowi hendak mencapai kemenangan.
* * *
Setelah menyerukan untuk dimulainya suatu REVOLUSI MENTAL untuk menegakkan TRISAKTI, yaitu – Berdaulat di bidang politik, Berdikari di bidang ekonomi dan Berkeperibadian di bidang kebudayaan, -- Jokowi menegaskan bahwa PELANGGARAN HAM HARUS DIBUKA, --- HARUS DISELESAIKAN.
Komitmen Jokowi hari ini kepada para pemilih:
“INSYAALLAH KAMI BERDUA AKAN MEMBAWA GERAKAN PERUBAHAN DI NEGARA YANG KITA CINTAI INI”
 

* * *
 

Bisa diasumsikan bahwa tidak mudah Presiden Jokowi, bila ia berhasil mencapai kemenangan, bisa dengan mulus merealisasi janji-janji dan kommitmennya, dengan J. Kalla sebagai wakil presiden.

Berhasil atau tidak Jokowi memenuhi janji dan komitmen politiknya kepada pemilih ----- Hal itu akan tegantung pada dua hal penting:

Pertama -- Apakah Jokowi dan PDI-P akan konsisten hendak melaksdanakan janji-janjinya, teristimewa mengenai dimulai dilaksanakannya suatu perubahan,
 

Kedua, apakah PDI-P dan Jokowi akan berhasil melawan arus sakal yang menentang dan menggembosi kebijakan politik dan ekonominya.
Hal mana berarti teristimewa mulai dilaksanakannya janji merealisasi tujuan TRISAKTI dan PENYELESAIAN MASALAH PELANGGARAN HAM di masa lampau.

* * *

No comments: