Thursday, December 17, 2009

IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita

Jum'at, 14 Agustus 2009

----------------------------------------------------


Joop Morrien dan Dua Bukunya

Tentang INDONESIA


Joop Morrien, sahabat lamaku, mengingatkan aku bahwa, di waktu yang lalu ia menulis a.l dua buku, ditulis dalam bahasa Belanda yang bersangkutan dengan SEJARAH INDONESIA. Ini dikemukakannya padaku setelah ia dengan seksama mengikuti tulisanku berjudul: 'KITLV dan Seratus Tahun Sutan Sjahrir' dan 'Buku Sejarah Indonesia di Reigersbos'.


Benar, aku ingat Joop Morrien, wartawan kawakan yang sudah pensiun itu, tidak sekali berkunjung ke Indonesia pada periode Presiden Sukarno. Lagipula banyak menulis artikel dan laporan tentang Indonesia. Ketika Indonesia masih di bawah rezim Orba, Joop ketika itu aktif sebagai anggota pengurus Komite Indonesia-Holland yang pendiri dan ketuanya adalah Prof Dr W.F Wertheim. Tulis Joop kepadaku, bahwa ia pernah menulis buku bersangkutan dengan sejarah Indonesia, berjudul 'INDONESIË LOS VAN HOLLAND'. Dengan subjudul – De CPN En De PKI Hun Strijd Tegen Het Nederlandse Kolonialisme' -- . Kemudian sebuah lagi berjudul 'INDONESIË LIET ME NOOIT LOS' – Vijftig Jaar Antikoloniale Strijd, Amsterdam 1995. Buku-buku Joop Morrien mengenai Indonesia itu, ditulis ketika Indonesia masih dalam periode Orba. Kiranya para peneliti, sejarawan, Indonesianis, atau, siapa saja yang berkecimpung dengan sejarah Indonesia, kiranya mengetahui keberadaan buku-buku tulisan Joop Morrien tsb.


* * *


Yang khusus patut mendapat perhatian ialah buku Joop Morrien, berjudul INDONESIË LOS VAN HOLLAND. Judul itu adalah sebuah varian dari salah satu semboyan yang disahkan oleh Kongres SDP, Sociaal Democratische Partij di Nederland. SDP kemudian mengubah namanya menjadi CPN . Dalam tahun 1914 SDP mengangkat semboyan : “Indië, Los van Holland”. Dalam bahasa Indonesia 'Hindia Lepas dari Holland. Pada waktu itu SDP telah mencantumkan di dalam programnya, masalah perlawanan terhadap kolonialisme Belanda di Indonesia.


Menjadi jelas, bahwa sejak awal, SDP, sebagai suatu partai politik Belanda yang beraliran Kiri Marxis, telah mengambil posisi yang jelas dan tegas menentang kolonialisme Belanda di Indonesia.


Joop Morrien dengan rinci menguaraikan saling hubungan antara SDP-CPN dengan gerakan buruh di Indonesia, serta dengan PKI. Kedua gerakan Marxis tsb, Belanda dan Indonesia, erat bersolidaritas sampai tercapainya kemerdekaan Indonesia, lepas dari Belanda.


Untuk memperoleh sedikit gambaran umum, baik dikemukakan di sini susunan buku Joop tsb sbb: 1. Hindia lepas dari Holland dalam program SDP. 2. Watak revolusi Indonesia di negeri-negeri kolonial. 3. Indonesia, kebangkitan nasional dan pan-islamisme. 4. Pemberontakan Indonesia tahun 1926. 5. Kamp konsentrasi Boven-Digul/Liga Anti-kolonial. 6. Kongres Ke-6 Komintern. Wijnkoop dan De Visser. 7. CPN, SDAP dan 'debat kesegeraan'. 8. Ancaman fasis tahun tigapuluhan. 9. Proklamasi Republik Indonesia. 10 Linggadjati dan perang kolonial perama. 11. Perundingan Renville/Provokasi Madiun. 12. Perang kolonial kedua dan Persetujuan KMB. 13. Pemilihan umum pertama di Indonesia. 14. Nyaris Perang kolonial ketiga mengenai Niews-Guinea. 15. Perebutan kekuasaan Suharto, diktatur militer. 16. IGGI dan perlawanan.


* * *


Dalam bukunya itu Joop Morrien menunjukkan dengan tegas, bahwa penguasaan terhadap Indonesia oleh kapital kolonial selama berabad-abad adalah suatu penguasaan politik, militer dan kulturil. Imperialisme Nederland memperoleh posisi dan arti internasionalnya – dari 'pemilikannya' terhadap salah satu wilayah kolonial yang terkaya di dunia.


Di fihak lain, penguasaan kolonial Indonesia oleh Nederland menimbulkan saling-pengaruh terhadap masing-masing negeri tsb dan tumbuhnya keterjalinan sejarah antara Indonesia maupun Nederland. Hal itu telah memberikan stempel pada pertumbuhan kapitalisme di Nederland dan pengaruhnya terhadap pelbagai aliran dalam gerakan buruh Nederland dan terhadap perutmbuhan kesadaran politik klas buruh Nederland. Dan bahwa situasi tsb juga memberikan stempelnya pada situasi ekonomi di Indonesia, pada lahirnya klas buruh Indonesia, pada kebangkitan kesadaran nasional dan terhadap perjuangan untuk menbangun negara sendiri yang merdeka.


Suatu pengertian terhadap sejarah masalah Indonesia adalah penting sekali. Oleh karena dari situ banyak yang bisa dijelaskan dan difahami dalam kaitannya dengan masa sekarang dalam hubungannya dengan negeri-negeri berkembang. Demikian Joop Morrien, antara lain dalam kata pengantar bukunya itu.


* * *


Bukunya yang berjudul 'INDONESIË LIET ME NOOIT MEER LOS', 'Indonesia tak pernah melepaskan saya' – Limapuluh Tahun Perjuangan Antikolonial, Joop Morrien menyatakan sbb:

'Indonesië Los van Holland Nu' – Indonesia Lepas Dari Holland Sekarang', adalah semboyan CPN sebelum meletusnya Perang Dunia II. Bahwa sejak lahirnya, CPN menyokong perjuangan antikolonial bangsa Indonesia.


Joop mengakui bahwa Indonesia sejak 1946 mengambil tempat penting dalam kehidupan politik dan pribadinya. Dikatakannya bahwa Indonesia tidak pernah melepaskannya.


Sebagai jurnalis, Joop menulis puluhan artikel mengenai hubungan Nederland- Indonesia. Serta mengenai perkembangan masyarakat di Indonesia. Dalam beberapa bukunya ia menulis mengenai hubungan erat dan solidaritas antara kedua rakyat.


Dengan bukunya ini Joop hendak memberikan perhatian pada kepedulian pribadinya dengan Indonesia. Terhadap pengalaman dan kejadian. Dinyatakannya bahwa dalam masa limapuluh tahun telah banyak orang-orang Indonesia yang dikenalnya dan terkadang dalam waktu panjang bersama mereka.


Karena pandangan dan sikap politiknya terhadap perjuangan rakyat Indonesia, Joop di waktu lalu menjadi sasaran BVD – Dinas Keamanan Dalamnegeri Belanda.


Di dalam buku ini Joop menulis mengenai dirinya sebagai jurnalis s.k. De Waarheid. Kemudian jadi tentara wajib-militer, lalu pertemuannya dengan kaum nasionalis Indonesia. Antara lain dengan eks-Digulis di Makasar. Lalu mengenai Pitojo dan tentara Belanda yang menentang perang di Indonesia. Joop menulis juga tentang perebutan kekuasaan oleh Suharto, dalam tahun 1965-1966.


* * *

No comments: