Thursday, December 17, 2009

IN MEMORIAM SOEDIRDJO HARSONO

IBRAHIM ISA
Kemis, 29 Agustus 2009


SEUMUR HIDUP DEMI CITA-CITA MULYA




Zus Darmini y.b. Kawan-kawan, Hadirin Yth,


Dalam perjalanan hidup manusia, saat-saat yang paling menyedihkan dan mengharukan ialah saat seperti yang terjadi hari ini. Ketika harus berpisah dari seseorang yang dicintai dan dihargai. Seorang suami, kawan dan kawan seperjuangan demi cita-cita mulya bersama. Hari ini dengan amat sedih kita mengucapkan kata-kata PERPISAHAN dengan Kawan SOEDIRDJO HARSONO.


Belasungkawa sedalam-dalamnya kita sampaikan kepada Zus Darmini. Semoga Zus Darmini tabah menghadapi musibah dengan kepergian Kawan SOEDIRDJO HARSONO tercinta, suami dan kawan seperjuangan seumur hidup.


Kita berpisah dengan Soedirdjo Harsono, dengan Bung Hary, sebagaimana ia dengan akrab disapa oleh kawan-kawan. Namun, kenangan kita mengenai Bung Hary tetap tersimpan dalam ingatan dan hati kita. Sebagai seorang kawan seperjuangan yang hidupnya amat sederhana, sepenuhnya demi cita-cita perjuangan, demi tanah air dan bangsa, demi rakyat kecil.


Ciri Bung Hary yang menjolok: Ia tak henti-hentinya melakukan kegiatan berkaitan dengan perjuangan. Ciri lainnya yang menyolok ialah, bahwa dalam kegiatannya itu, Bung Hary selalu bersama-sama dengan istrinya tercinta Zus Darmini.


* * * Pertama kali saya berkenalan dengan Bung Hary ( di negeri Belanda, th 1952). Saat itu Republik Indonesia baru saja memasuki periode pasca penandatanganan Persetujuan KMB. Suatu persetujuan antara Indonesia dengan Belanda, yang terlalu berat sebelah. Yang amat merugikan Republik Indonesia, negeri dan rakyatnya. Kami berkenalan di suatu pertemuan memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1952. Disitu hadir banyak pelaut Indonesia. Juga hadir kawan-kawan Belanda dan dari masyarakat setempat di Zaandam. Itu terjadi lebih setengah abad yang lalu. Ketika itu pemuda SOEDIRDJO HARSONO, sibuk dengan kegiatan bersama para pelaut Indonesia. Disitulah Bung Hary a.l. berkecimpung dalam aksi-aksi demi hak-hak sah kaum pelaut Indonesia yang sering mampir atau sedang istirahat di Belanda. Bersama kawan Indonesia lainnya, Bung Hary membimbing aksi-aksi pelaut Indonesia tsb.


Selain itu, ia melakukan kegiatan lainnya sehubungan dengan usaha memperkokoh solidaritas antara rakyat pekerja Belanda dengan rakyat Indonesia melawan penggerowotan kemerdekaan Indonesia oleh kekuatan kolonial Belanda yang masih berlangsung terus. Sesuai Persetujuan KMB, Belanda a.l masih tetap menguasai sebagian dari tanah air kita, Irian Barat, sebagai koloninya. Meskipun adanya perdamaian lewa Persetujuan KMB antara Indonesia dengan Belanda , tapi kaum reaksioner/kolonialis Belanda tetap aktif mendukung bekas kapten KNIL Westerling dengan gerakan 'Ratu Adilnya', yang melakukan percobaan kup di Bandung. Mereka melakukan aksi-aksi subversif lainnya untuk menggerowoti dan membangkrutkan Indonesia yang baru merdeka. Indonesia ada dalam periode perjuangan untuk bebas dari kekangan Persetujuan KMB. Suatu perjuangan yang akhirnya berhasil dengan dibatalkannya secara sefihak oleh Indonesia, seluruh Persetujuan KMB.


Itulah latar belakang situasi politik antara Indonesia dan Belanda. Dalam situasi demikian itulah Bung Hary melakukan kegiatan bersama kawan-kawan Indonesia di Belanda. Semua kegiatan di Belanda itu adalah demi mendukung perjuangan di tanah air. Pemerintah Belanda mengangap kegiatan tsb seperti 'duri didalam daging' bagi kelanjutan politik kolonialnya. Wartawan K.B. Antara, Go Gien Tjwan, dan Sunito -- salah seorang pimpinan Perhimpunan Indonesia di Belanda, yang pernah ditunjuk oleh pemerintah RI di Jogjakarta sebagai perwakilan RI di luarnegeri, – diusir dari Nederland. Saat-saat itu bagi Bung Hary, Nederland sudah menjadi tempat yang tak aman bagi kegiatan perjuangan. Oleh karena itu Bung Hary kembali pulang ke tanahair tercinta.


* * * Di Indonesia, Bung Hary segera bergabung dengan SBPP, Serikat Buruh Pelabuhan dan Pelayaran . Bung Hary meneruskan perjuangan sehari-hari bersama kawan-kawan lainnya di SBPP, – – - SBPP yang juga aktif dalam perjuangan nasional untuk membatalkan Persetujuan KMB, membebaskan Irian Barat serta menasionalisasi perusahaan-perusahaan raksasa milik Belanda yang menguasai urat nadi perekonomian Indonesia.


* * * Pemerintah Presiden Sukarno demi memperjuangkan terbentuk dan terkonsolidasinya kekuatan baru yang progresif revolusioner – yaitu THE NEW EMERGING FORCES, beranjak dari solidaritas Asia-Afrika, memperluas hubungan Indonesia dengan kekuatan progresif di kawasan Amerika Latin. Ketika itulah Indonesia merintis hubungan diplomatik dengan Republik Sosialis Kuba. Untuk meletakkan batu pertama dalam hubungan Indonesia-Cuba tsb, dikirim sebuah misi penting di bawah pimpinan Laksamana Udara SURYADARMA. Disitulah Bung Hary bersama kawan-kawan Indonesia lainnya memberikan sumbangannya dalam usaha Republik Indonesia melakukan perintisan penting ke Amerika Latin. Menjalin hubungan persahabatan dan saling sokong dengan suatu pemerintah sosialis di kawasan Amerika Latin , Cuba Sosialis di bawah piminan Presiden Fidel Castro.


* * * Banyak yang bisa ditimba dari pengalaman melakukan kegiatan bersama Bung Hary selama bertahun-tahun bekerjasama dengan dia. Bersama kawan lainnya Bung Hary ikut menseleksi bahan-bahan, mengelola majalah progresif 'THE INDONESIAN TRIBUNE', 'OISRAA BULLETIN' dan 'SUARA RAKYAT INDONESIA'. Dalam proses ini kawan-kawan makin mengenalnya sebagai kawan yang pendiam tanpa pamrih, berdisplin, rajin, tak kenal susah payah, berjuang terus demi cita-cita mulya bersama.


Banyak berita yang ikut di-edit Bung Hary dari koran-koran Indonesia. Semua untuk menjelaskan kepada pembaca situasi Indonesia yang sesungguhnya di bawah rezim Orba. Ia ikut aktif di dalam redaksi mendiskusikan situasi Indonesia ketika itu. Kemudian ikut serta pula dalam peng-editan dan pengelolaan siaran dan majalah yang kami terbitkan ketika itu. Dalam tulisan-tulisan tsb itulah terdapat sumbangsih Soedirdjo Harsono dalam rangka perjuangan yang lebih besar untuk demokrasi, keadilan dan hak-hak azasi manusia.


Sehubungan dengan pekerjaan penerbitan: Menseleksi dan mengedit pelbagai berita, artikel dan risalah, Bung Hary yang aktif terlibat dalam pekerjaan itu, juga memperhatikan hal-hal yang tampaknya kecil, tetapi punya arti penting dalam pekerjaan penerbitam. Ketika itu sedikit saja diantara kawan-kawan yang bisa mengetik dengan baik. Atau, kalaupun bisa ngetik, melakukannya hanya dengan dua jari, atau beberapa jari saja. Padahal untuk bisa menghasilkan tik-tikkan dengan cepat dan benar, paling baik melakukannya dengan 10 jari. Atas inisiatifnya Bung Hary mengorganisasi kursus ngetik untuk kawan-kawan muda dan tua, yang katanya sudah bisa ngetik maupun yang belum. Bung Hary menunjukkan dengan perbuatan kongkrit, bahwa ia juga memperhatikan hal-hal yang tampaknya kecil, tapi menyangkut pekerjaan besar.Tidak sedikit kawan yang menyelesaikan dengan baik kursus ngetik yang dikelola Bung Hary itu.


Di negeri Belanda Bung Hary bersama kawan-kawan lainnya aktif dalam suatu organisasi melawan Orba, bernama AKSI SETIAKAWAN. Dalam rangka kegiatan ini politik anti-rakyat Orba diekspos di muka publik Belanda dan internasional. Juga dilakukan aksi-aksi pembelaan terhadap para korban peristiwa 1965. 'Áksi Setiakawan' menggalang solidaritas internasional terhadap perjuangan rakyat kita melawan Orba. Dalam semua kegiatan tsb bersama kawan-kawan lainnya, Bung Hary dan Zus Darmini, senantiasa ada dalam barisan depan. Juga dalam aksi-aksi kongkrit massa yang diorganisi oleh pelbagai organisasi progresif lainnya di Belanda dan Eropah.


* * * Bung Hary, kawan Sudirdjo Harsono, telah tiada. Tetapi kita akan selalu mengenangkannya sebagai seorang penggiat, pejuang yang konsisten, gigih, tak kenal lelah dan tanpa pamrih. Dalam kesibukan kegiatan yang terus-menerus, Bung Hary bersama istrinya tercinta Darmini, selalu mempertahankan langgam hidup sederhana dan rajin bekerja. Semua itu merupakan pelajaran berharga bagi kita semua.


Mereka itu, seperti yang dengan baik diungkapkan dalam bahasa Jawa, adalah orang-orang yang


SEPI ING PAMRIH , RAMÉ ING GAWÉ!


BERISTIRAHATLAH DENGAN TENANG BUNG HARY.


Cita-cita mulya perjuangan kita pasti berlangsung terus!



---------------------------------------------------------------------------------

Ibrahim Isa, Publisis; Sekretaris Wertheim Foundation, Amsterdam.

No comments: