Kolom
IBRAHIM
ISA
Minggu,
16 Juni 2013
------------------------------
BERUSAHA MEMAHAMI
TIONGKOK (2)
* * *
SHENZHEN,
Kota Terpenting Yang Membuka Ekonomi Tiongkok:
Sahabatku
Witaryono, Jakarta, – – – putera Ir Setiadi
Reksoprodjo, mantan menteri dalam dua kali Kabinet Presiden
Sukarno,
memberikan reponsnya terhadap tulisanku yang pertama sejak
kembali
dari kunjungan ke Tiongkok., a.l sbb:
. .. . . Tiongkok . . . .
. . Luar biasa adil-makmur loh jenawinya negara itu
sekarang.....
Saya jadi teringat ucapan alm Ali Sadikin kepada alm ayah saya,
ketika beliau baru pulang berobat dari Tiongkok sekitar tahun
2000-an.
Kira2
begini : "Pak Setiadi, kunjungan saya pertama ke Beijing sekitar
tahun 1965 dan terakhir kemarin ketika saya operasi ginjal
selama 3
bulan lebih... Dari situ saya memahami bahwa kemajuan yang
dialami
Tiongkok itu, sesungguhnya apa yang ingin diwujudkan oleh Bung
Karno
pada tahun '60an.....
Saya
melihat
impian Bung Karno itu justru berhasil direalisasikan oleh
bangsa Cina di Tiongkok." . . . .
*
* *
Sahabat
lainnya Yefta Tandiyo,Magelang, mengutarakan kesannya
padaku
baru-baru ini tentang Shenzhen yang belum lama
dikunjunginya
a.l sbb|:
“.
. . . Kini saya memperoleh perspektif lebih tajam lagi mengenai
negeri Tembok Besar itu, apalagi saya juga sempat menyaksikan Shen
Zhen yang tadinya rawa2 disulap oleh Deng Xiaoping jadi
kota
modern dalam tempo 30 tahun saja. Kota yang dipenuhi para
pendatang
dari provinsi lain dengan jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dibanding laki2 karena ditunjang oleh industri diantaranya,
elektronik . . .
* * *
Mengapa
membicarkan tema “Sosialisme dengan Ciri-Ciri Tiongkok” dimulai
dengan memasuki sedikit sekitar kota Shenzhen?
Sebabnya
ialah:
Karena
kebijakan Reformasi dan Buka Pintu ke dunia luar, yang
diluncurkan Republik Rakyat Tiongkok sejak 1970, dimulai a.l
dengan membangun
Zone-zone Ekonomi Khusus , diantaranya yang terpenting
ialah kota
SHEN ZHEN (1980). Reformasi ekonomi yang berorientasi
pasar,
telah membuka zone-zone tsb terhadap dunia luar. Dan telah
menggerakkan transisi dari ekonomi tertutup ke ekonomi terbuka.
* * *
Dalam
kunjungan kali ini pesawat kami yang berangkat dari Nanchang,
mendarat di landasan pelabuhan udara internasional Shenzhen,
pada
tnggal 4 Juni 2013.
Dari
udara tampak kota Shenzhen dengan gedung-gedung tinggi menjulang
dan
moderen serta infra-struktur yang canggih. Tidak kalah dengan
kota
metropolitan dunia yang manapun. Kota Shenzhen bersih dan indah.
Dengan lalu lintas ribuan mobil yang teratur.
Kota
Zone Ekonomi Khusus (ZEK) Shenzhen meliputi areal seluas 327,5
kilometer persegi.
Di
Tiongkok tedapat 6 buah Zone Ekonomi Khusus (ZEK), yaitu:
Shenzhen, Zhuhai dan Shantou , Xiamen, dan Hainan. Zone Ekonomi
Khusus yang terbesar arealnya adalah Zone Ekonomi Khusus Hinan,
34.000 kilometr persegi. Meliputi seluruh pulau Hainan.
Di
sini bisa disaksikan bahwa politik Buka Pintu dan Reformasi
Tiongkok
dilaksanakan dengan rencana yang cermat, dan teratur. Dengan
selalu
menarik kesimpulan dan pelajaran dalam rangka membetulkan
kebijakan
yang tidak cocok dengan rencanan keseluruhan membangun
sosialisme
dengan ciri-ciri Tiongkok. Serta untuk mendorong maju
pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi. Untuk itu di Hainan mereka membangun
sebuah
lembaga penelitian dan studi mengenai berlangsung dan
perkembangan
ZEK di Tiongkok.
Sebegitu
jauh dibangunna zone-zone ekonomi khusus itu telah membuktikan
kesuksesannya. Disimpulkan sbb;
1- Zone-zone Ekonomi Khusus tsb
merupakan jembatan yang
menghubungkan Tiongkok dengan Pasar Internasional. Sekaligus
merupakan Jendela Bagi Tiongkok Untuk Melihat Dunia dan
Dunia
mengikuti dan memahami Tiongkok.
2- ZEK merupakan “Lapangan
Eksperiman” yang Sukses dalam
mengeksplorasi dan Membangun Ekonomi Pasar Sosialis.
3- ZEK Tiongkok merupakan “Pembimbing”
dalam Mengadakan
Perubahan Strategis.
Di
satu fihak masing-masing ZEK ada kekhususannya sendiri. Namun
ada
kebersamaannya, yaitu sbb:
1- Politik ekonominya serta
peraturan-peraturannya beda dengan bagian
lainnya dari negeri.
2- Terdapat langkah-langkah
preferensial, seperti penurunan pajak dan
bebas pajak, ditujukan pada investor-investgor asing.
3- Diperhatikan pembangunan
lingkungan (enivronment) dengan maksud
menarik olebih banyak investasi asing.
4- Perushaan-perusahaan di ZEK
didorong untuk memperluas ekspor,
memasuki pasaran luarnegeri dan ambil bagian dalam kompetisi
internasional.
* * *
SHEN
ZHEN
Sekarang:
Kota
Shenzhen yang terletak di delta Sungai Mutiara, menurut catatan
sejarah Tiongkok sudah ada sejak kurang lebih 6000 tahun yang
lalu.
Benda-benda sejarah dan reruntuhan dari periode Neolithic
ditemukan
di Xiantoling. Shenzhen 6000 tahun yang lalu, adalah sebuah kota
kuno di tepi pantai yang banyak rawa-rawa. Namun, kini telah
berubah
menjadi kota moderen dan canggih dalam jangka waktu 32 tahun
belakangan , sejak diluncurkannya kebijakan ekonomi BUKA PINTU
dn
REFORMASI (1980). Dari kota kecil dengan penduduk 30.000, --
Shenzhen dewasa ini telah berubah menjadi kota besar metropolis
dengan penduduk lebih dari 10 juta.
Dikatakan
bahwa petumbuhan cepat Shenhen merupakan l a m b a n g
atau t e l a d a n usaha besar Tiongkok menuju
modernisasi.
GDP
(Gross Deomestic Product) Shenzhen sekarang sudah mencapai yang
ke-empat terbesar di seluruh negeri. Sedangkan volume ekspornya
meliuti 13 persen dari total ekspor seluruh negeri, Yang
menjadikan
kota Shenzhen kota pengekspor terbesar negeri.
Sehingga sebuah majalah Amerika
“Forbes” menempatkan Shenzhen sebagai
kota yang paling kaya dengan inovasi di Tiongkok dalam
tahun
2011. Sedangkan majalah Inggris “The Economist”, menilai
Shenzhen
sebagai kota yang menduduki tempat kedua di dunia dalam hal
“kekuatan
ekonominya” (2012)
Di
bidang lingkungan alam, oleh s.k “The New York Times”, kota
Shenzhen dinilai menduduki tempat di antara 31 yang ngetop
menurut
ukuran global.
Kehidupan
kebudayaan penduduk Shenzhen juga tinggi. Terdapat sejumlah
universitas dan sekolah tinggi kejuruan, perpustakaan dan
jaringan
lokasi-lokasi budaya yang tersebar di seluruh kota dengan
pertunjukan-pertunjukan budaya sepanjang tahun.
Kami
menyaksikan betapa kota Shenzhen sebagai kota dengan udara
bersih
yang segar. Empatpuluh-lima persen dari kota terdiri dari
sabuk-hijau
pepophonan dan tanaman bunga-bungaan. Sehingga Shenzehn
memperoleh
award sebagai kota “Nasion Dalam Pertumbuhan” dan “Kota
Landscape Nasional”.
Kebetulan
diskusi menarik dan penting yang kami lakukan di Shenzhen
mengambil
tempat di Overseas Chinese Town. Sahabat lama kami, Bung Chan CT
bersama isirinya, khusus datang dari Hongkong ( 2 jam perjalanan
dengan kereta-cepat) menemui kami dan bertindak sebagai
penterjemah
dalam diskusi-dikusi. Untuk mana kami merasa amat terbantu dan
berterima kasih dengan penterjemahan dan informasi penting yang
disampaikannya mengenai keadaan kota Shenzhen dan tentang
situasi
Tiongkok umumnya.
Kota
di dalam kota ini terletak di bagian Barat kota Shenzhen. Di
situ
terdapat taman-taman indah
dan
sebuah Folk Culture Villages, Window of the World dan Happy
Valley.
Serupa
dengan Taman Mini di Jakarta. Tapi lebih indah. Taman-tamannya
berisi
replica pemanedangan alamiah dan arsitektur hisrtoris. Semuanya
itu
dimaksudkan mencerminkan hakiki budaya Tiongkok dan
internasional.
Daerh tsb merupakan model kota ealm hal perencanaan urban,
pembagnunan dan horticultur.
* * *
Jalan
Zhongying:
Ada
yang khas di Shenzhen. Letaknya di kotapraja
Shatoyjiao,Kabupaten
Yantian. Merupakan daerah antara Pegununan Wutong dan Laut
Tiongkok
Selatan.Tanda-tanda terbuat dari batu dilatekkan di
sepanjang
pertengahan dari jalan itu oleh kekuasaaan kolonial Inggris,
ketika
mereka merampas lebih banyak tanah dari Tiongkok untuk
diansluskan ke
Hongkong yang sudah dikuasainya. Itulah sebabnya “batas” itu
disebutg “Jalan Zhongying”. Atau Jalan “Tiongkok=-Inggris”
Sampai
separuh dari jalan itu merupakan bagian dari Hongkong.
* * *
Sungguh
menakjubkan perkembangan kota Shenzhen! -- Sekarang ini
merupakan
kekuatan bengkel manufaktur besar yang terkenal di dunia.
Shenzhen
telah memproduksi tak kurang dari seperempat pesawat tilpun
ponsel,
dua perlima dari jam dan arloji, dan sepertiga dari container di
skala dunia. Shenzhen bukan sekadar kota manufaktur. Sejumlah
industri telah dibangun. Menjadikan Shenzhen kota industri
teknologi
tinggi.
Dalam
tahun 2008, Unesco memberikan julukan Shenzhen sebagai “City of
Design”. Setiap tahunnya di Shenzhen diadakan “China (Shenzhen)
International Cultural Industry Fair” (Mei) dan di setiap bulan
November diadakan “China High-Tech Fair”.
* * *
Direnungkan
dan difikirkan kembali! Tidak sesederhana dikira semula.
Meskipun telah bermukin di Tiongkok tidak kurang 20 tahun
(1966-1986). Setelah pindah kenegeri Belanda (1986), kemudian
berkunjung lagi ke
Tiongkjok (1988), serta baru-baru ini berkunjung lagi (dua
minggu) . . . . . Tokh terasa betapa tidak sederhananya
meyimpulkan kesan-kesan apalagi tanggapan mengenai TIONGKOK DI
ABAD KE-21.
Apalagi
pada saat ketika NEGERI LIONG itu, menurut keyakinannya sendiri,
melakukan “opening-up” dan “reform” sebagai pelaksanaan suatu
sistim ekonomi dan politik yang mereka sebut “Sosialisme
dengan ciri-ciri Tiongkok”. Dan dengan penuh keyakinan pula
bahwa
prakarsa tersebut adalah pentrapan kongkrit Marxisme dalam
keadaan
situasi kongkrit Tiongkok.
Mereka
selalu menggaris-bawahi bahwa inti Marxisme adalah bertolak dari
keadaan kongkrit, mencari kebenaran dari kenyataan. Membangun
sosiallisme di Tiongkok harus menempuh jalannya sendiri. Tidak
mengkopi sosialisme yang telah dipraktekkan di negeri manapun.
* * *
Siap
saja yang berkunjug ke Tiongkok dewasa ini, bisa melihat dengan
mata
kepala sendiri, bisa bertemu dengan orang-orang dari pelbagai
kalangan dan lembaga, . . . bertanya-tanya, mendengarkan,
mengajukan
persoalan sekitar SOSIALISME DENGAN CIRI-CIRI TIONGKOK.
Kelanjutannya akan menyaksikan bahwa perkembanngan dan
pertumbuhan
ekonomi Tiongkok yang luar biasa itu adalah suatu fenomena, yang
tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Tiongkok.
Siapa
saja, bebas mengambil pelbagai sikap mengenai Tiongkok. Namun,
Yang
terpenting bukankah belajar memahaminya dan menarik pelajaran
dari
pengalaman Tiongkok tsb, demi kepentingn pembangunan dan
kemajuan
bangsa dan tanah air kita sendiri. INDONESIA.
* * *
Dimana
saja di Tiongkok bila ditanyakan sekitar kebijakan baru BUKA
PINTU
dan REFORMASI, umumnya disebut kota SHENZHEN sebagai
pilot-project.
Juga dikatakan sebagai laboratorium dimana dilakukan iuji coba
konsep SOSIALISME DENGAN CIRI-CIRI TIONGKOK.
(Bersambung)
* * *
No comments:
Post a Comment