Kolom
IBRAHIM
ISA
Minggu,
26 Mei, 2013------------------------------
MANTAN
JEN.
WIRANTO AJAK KITA "LUPA
INGATAN”
*
* *
Bangsa yang menegasi
sejarahnya sendiri, adalah bangsa yang menegasi identitas dan
legitimitasnya sendiri!
* * *
Ditengah
marak
dan gencarnya tuntutan “MELAWAN LUPA” -- “JANGAN MELUPAKAN
SEJARAH, seperti ajaran Bung Karno JASMERH, . . .
.kedengaran sayup-sayup sampai, suara parau . . . . Jendral
(Prw)
WIRANTO, Ketua Umum parpol “HANURA, Hati Nurani Rakyat “.
Wiranto menyerukan agar kita LUPAKAN MASA LAMPAU!
Wiranto
mengklaim
menyuarakan hati nurani rakyat. Tetapi menutup mata dan
telinganya, mengenai nasib lebih sejuta korban pelanggaran HAM
berat
sekitar Peristiwa 1965. Dan puluhan juta lagi para keluarganya.
Para korban dan keluarganya menuntut diungkapnya pembantaian
masal,
pemenjaraan dan pembuangan ke P. Buru. Para korban itu menuntut
diungkapnya kebenaran, serta diberlakukannya keadilan. Mereka
menuntut para pelanggar hukum tsb, para algojo dan pendukugnya
diadili, dihukum dan para korban direhabilitasi hak-hak
kewarganaraannya dan nama baiknya.
Bukankah
hanya,
. . . . HANYALAH, dengan cara mengungkap kesalahan, mengakui
kejahatan masa lampau, . . . . BARULAH, BISA DITARIK PELAJARDAN
DARI YANG SUDAH-SUDAH.
BARULAH
KEBENARAN DAN KEADILAN BISA DITEGAKKAN. BARULAH SEJARAH BANGSA
INI
BISA DILURUSKAN!
*
* *
Terus
terang
saja! . . Wiranto sendiri sedikitpun tidak percaya pada
omongannya itu.
Sesudah
Suharto
jatuh diterjang gelombang pasang kebangkitan Reformasi dan
Demokratisasi; . . . Setelah Gus Dur naik jadi Presiden RI yang
“dipilih” MPR, Wiranto yang dipastikan tidak pernah lupa “masa
lampau”, aktif menggulingkan Presiden Abdurrahman Wahid. Wiranto
ikut menggulingkan Wahid, justru, karena Wiranto TIDAK
PERNAH
LUPA MASA LAMPAU. Ia tidak akan mendirikan parpol untuk ambil
bagian
dalam kehidupan politik parlementer dan ekstra-parlementer, jika
ia
tidak ingat betul masa lampau.
Siapa
yang
bisa lupa sumpah setia Wiranto kepada Suharto menjelang dan
setelah Suharto turun panggung. Wiranto nyaring sekali
menyatakan
bahwa ia akan menjaga keselamatan keluarga Suharto. Ini
menunjukkan
a.l bahwa Wiranto tidak lupa akan melupakan masa lampau.
*
* *
Tapi
sekarang Wiranto tidak punya pasukan lagi. Maka ia aktif ambil
bagian dalam situasi baru dengan bergejolaknya kegiatan
parpol-parpol. Berhadapan dengan gejala baru sesudah jatuhnya
Suharto, . . . a.l didirikannya “Forum Silaturachmi Anak Bangsa
“ (FSAB) --- atas prakarsa a.l Taufik Kimas, Wiranto tampil
sebagai tokoh politik yang menganjurkan “silaturachmi” dan
oleh karena itu, kata Wiranto,
“LUPAKAN
KONFLIK
POLITIK MASA LALU DEMI MASA DEPAN”.
*
* *
Perhatikan
kata-kata
Wiranto: “Lupakan konflik politik masa lalu demi masa
depan
Politik.”. Demikian diberitakan Merdeka.com Sabtu kemarin. Selanjutnya Wiranto mengapresiasi silaturachmi yang diadakan oleh para anak korban konflik masa lalu yang tergabung dalam Forum Silaturachmi Anak Bangsa (FSAB). Menurut dia, silaturahmi ini bermakna sangat penting bagi keberlanjutan sejarah bangsa Indonesia.
Politik.”. Demikian diberitakan Merdeka.com Sabtu kemarin. Selanjutnya Wiranto mengapresiasi silaturachmi yang diadakan oleh para anak korban konflik masa lalu yang tergabung dalam Forum Silaturachmi Anak Bangsa (FSAB). Menurut dia, silaturahmi ini bermakna sangat penting bagi keberlanjutan sejarah bangsa Indonesia.
Maka
mengikuti
anjuran Wiranto untuk melupakan masa lampau, tidak lain
berarti mengajurkan bangsa ini untuk bersama-sama, supaya:
“LUPA INGATAN”.
*
* *
Renungkan
dan
analisis ucapan Wiranto: "Saya betul-betul memberikan
apresiasi pada teman-teman FSAB, walaupun saya tahu belum
semuanya
mampu menghapuskan masa lalu yang kelam itu,". Konflik masa lalu
tidak akan dapat membawa perubahan jika dibawa dalam konteks
kehidupan masa kini. Dia pun meminta para anak korban konflik
politik
masa lalu untuk melupakan apa yang telah terjadi.
Wiranto
selanjutnya:
"Konflik kita tinggalkan, yang kita bawa adalah apa
yang dapat kita petik untuk perjuangan masa kini demi
kepentingan
masa depan" .
Wiranto berharap, silaturahmi ini dapat menjadi wadah untuk kembali membangun persatuan antar anak bangsa. "Mereka sudah mampu mencairkan hati dari kebencian, dendam dan ketidaksenangan, dan sudah mampu menyatukan dalam bentuk perubahan, mudah-mudahan ini jadi satu embrio dari persatuan Indonesia yang kita cintai bersama,".Demikian Merdeka.com dikutip boleh dikatakan lengkap.
Wiranto berharap, silaturahmi ini dapat menjadi wadah untuk kembali membangun persatuan antar anak bangsa. "Mereka sudah mampu mencairkan hati dari kebencian, dendam dan ketidaksenangan, dan sudah mampu menyatukan dalam bentuk perubahan, mudah-mudahan ini jadi satu embrio dari persatuan Indonesia yang kita cintai bersama,".Demikian Merdeka.com dikutip boleh dikatakan lengkap.
*
* *
Siapapun
mengerti
logika elementer sejarah, bahwa masa kini adalah kelanjutan
dari masa lalu. Dan masa depan adalah kelanjutan dari masa kini.
Kesatuan dalam ilmu sejarah ; --- antara masa lampau --- masa
kini
--- dan masa depan. adalah kenyataan sejarah masyrakat manusia
sejak ia ada di bumi ini. Kesinambungan masa lampau – masa kini
–
dan masa depan adalah sejarah itu sendiri. Meniadakan logika
sejarah
ini berati menegasi sejarah itu sendiri.
Bangsa
yang
menegasi sejarahnya sendiri, adalah bangsa yang menegasi
identitas dan legitimitasnya sendiri!
* * *
NB.
Dalam
3 minggu mendatang ini, ruangan kolom Ibrahim Isa, absen dulu
berhubung ada kegiatan lain.
* * *
No comments:
Post a Comment