Wednesday, July 3, 2013

MANTAN JEN. WIRANTO AJAK KITA "LUPA INGATAN”

Kolom IBRAHIM ISA
Minggu, 26 Mei, 2013
------------------------------

MANTAN JEN. WIRANTO AJAK KITA "LUPA INGATAN”

* * *
Bangsa yang menegasi sejarahnya sendiri, adalah bangsa yang menegasi identitas dan legitimitasnya sendiri!

* * *

Ditengah marak dan gencarnya tuntutan “MELAWAN LUPA” -- “JANGAN MELUPAKAN SEJARAH, seperti ajaran Bung Karno JASMERH, . . . .kedengaran sayup-sayup sampai, suara parau . . . . Jendral (Prw) WIRANTO, Ketua Umum parpol “HANURA, Hati Nurani Rakyat “. Wiranto menyerukan agar kita LUPAKAN MASA LAMPAU!

Wiranto mengklaim menyuarakan hati nurani rakyat. Tetapi menutup mata dan telinganya, mengenai nasib lebih sejuta korban pelanggaran HAM berat sekitar Peristiwa 1965. Dan puluhan juta lagi para keluarganya. Para korban dan keluarganya menuntut diungkapnya pembantaian masal, pemenjaraan dan pembuangan ke P. Buru. Para korban itu menuntut diungkapnya kebenaran, serta diberlakukannya keadilan. Mereka menuntut para pelanggar hukum tsb, para algojo dan pendukugnya diadili, dihukum dan para korban direhabilitasi hak-hak kewarganaraannya dan nama baiknya.


Bukankah hanya, . . . . HANYALAH, dengan cara mengungkap kesalahan, mengakui kejahatan masa lampau, . . . . BARULAH, BISA DITARIK PELAJARDAN DARI YANG SUDAH-SUDAH.

BARULAH KEBENARAN DAN KEADILAN BISA DITEGAKKAN. BARULAH SEJARAH BANGSA INI BISA DILURUSKAN!

* * *

Terus terang saja! . . Wiranto sendiri sedikitpun tidak percaya pada omongannya itu.
Sesudah Suharto jatuh diterjang gelombang pasang kebangkitan Reformasi dan Demokratisasi; . . . Setelah Gus Dur naik jadi Presiden RI yang “dipilih” MPR, Wiranto yang dipastikan tidak pernah lupa “masa lampau”, aktif menggulingkan Presiden Abdurrahman Wahid. Wiranto ikut menggulingkan Wahid, justru, karena Wiranto TIDAK PERNAH LUPA MASA LAMPAU. Ia tidak akan mendirikan parpol untuk ambil bagian dalam kehidupan politik parlementer dan ekstra-parlementer, jika ia tidak ingat betul masa lampau.

Siapa yang bisa lupa sumpah setia Wiranto kepada Suharto menjelang dan setelah Suharto turun panggung. Wiranto nyaring sekali menyatakan bahwa ia akan menjaga keselamatan keluarga Suharto. Ini menunjukkan a.l bahwa Wiranto tidak lupa akan melupakan masa lampau.

* * *

Tapi sekarang Wiranto tidak punya pasukan lagi. Maka ia aktif ambil bagian dalam situasi baru dengan bergejolaknya kegiatan parpol-parpol. Berhadapan dengan gejala baru sesudah jatuhnya Suharto, . . . a.l didirikannya “Forum Silaturachmi Anak Bangsa “ (FSAB) --- atas prakarsa a.l Taufik Kimas, Wiranto tampil sebagai tokoh politik yang menganjurkan “silaturachmi” dan oleh karena itu, kata Wiranto,

LUPAKAN KONFLIK POLITIK MASA LALU DEMI MASA DEPAN”.

* * *

Perhatikan kata-kata Wiranto: “Lupakan konflik politik masa lalu demi masa depan
Politik.”. Demikian diberitakan Merdeka.com Sabtu kemarin. Selanjutnya Wiranto mengapresiasi silaturachmi yang diadakan oleh para anak korban konflik masa lalu yang tergabung dalam Forum Silaturachmi Anak Bangsa (FSAB). Menurut dia, silaturahmi ini bermakna sangat penting bagi keberlanjutan sejarah bangsa Indonesia.

Maka mengikuti anjuran Wiranto untuk melupakan masa lampau, tidak lain berarti mengajurkan bangsa ini untuk bersama-sama, supaya:

LUPA INGATAN”.

* * *

Renungkan dan analisis ucapan Wiranto: "Saya betul-betul memberikan apresiasi pada teman-teman FSAB, walaupun saya tahu belum semuanya mampu menghapuskan masa lalu yang kelam itu,". Konflik masa lalu tidak akan dapat membawa perubahan jika dibawa dalam konteks kehidupan masa kini. Dia pun meminta para anak korban konflik politik masa lalu untuk melupakan apa yang telah terjadi.

Wiranto selanjutnya: "Konflik kita tinggalkan, yang kita bawa adalah apa yang dapat kita petik untuk perjuangan masa kini demi kepentingan masa depan" .

Wiranto berharap, silaturahmi ini dapat menjadi wadah untuk kembali membangun persatuan antar anak bangsa. "Mereka sudah mampu mencairkan hati dari kebencian, dendam dan ketidaksenangan, dan sudah mampu menyatukan dalam bentuk perubahan, mudah-mudahan ini jadi satu embrio dari persatuan Indonesia yang kita cintai bersama,".Demikian Merdeka.com dikutip boleh dikatakan lengkap.

* * *

Siapapun mengerti logika elementer sejarah, bahwa masa kini adalah kelanjutan dari masa lalu. Dan masa depan adalah kelanjutan dari masa kini. Kesatuan dalam ilmu sejarah ; --- antara masa lampau --- masa kini --- dan masa depan. adalah kenyataan sejarah masyrakat manusia sejak ia ada di bumi ini. Kesinambungan masa lampau – masa kini – dan masa depan adalah sejarah itu sendiri. Meniadakan logika sejarah ini berati menegasi sejarah itu sendiri.

Bangsa yang menegasi sejarahnya sendiri, adalah bangsa yang menegasi identitas dan legitimitasnya sendiri!

* * *

NB.

Dalam 3 minggu mendatang ini, ruangan kolom Ibrahim Isa, absen dulu berhubung ada kegiatan lain.


* * *









No comments: